Jakarta, EKOIN.CO – Kementerian Pertanian RI kembali menjadi sorotan dalam Kongres Tani yang diselenggarakan oleh Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, pada Selasa (24/6/2025). Dalam forum itu, apresiasi tinggi diberikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, terhadap peran dan kepemimpinan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam membangkitkan kembali sektor pertanian nasional.
Dalam sambutannya, Rachmat menyoroti rekam jejak Menteri Amran yang disebutnya langka dalam sejarah Indonesia. “Saya coba pelajari sejak Republik Indonesia berdiri. Dari Menteri Pertanian pertama Pak Surachman sampai hari ini Pak Amran, hanya Pak Amran yang pernah tiga kali jadi menteri,” ujar Rachmat.
Menurutnya, keberlanjutan dan konsistensi kepemimpinan menjadi modal penting bagi stabilitas sektor pertanian. Ia menyatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto tidak salah dalam memilih Menteri Amran untuk kembali memimpin Kementan di masa kabinet saat ini.
“Terus terang pada waktu saya dipanggil Pak Prabowo, saya juga mendukung Pak Amran jadi Menteri Pertanian karena saya yakin Pak Amran jauh lebih bagus dari siapapun yang menjadi Menteri Pertanian pada masanya,” jelas Rachmat.
Ia menilai bahwa terobosan-terobosan yang digagas Mentan Amran menjadi pembuka harapan baru di tengah tantangan global. Dalam pidatonya, Rachmat mengaitkan kejayaan masa lalu Indonesia dengan potensi pertanian masa kini.
Warisan Sejarah untuk Masa Depan
Rachmat memaparkan bahwa kekayaan alam Indonesia sempat menjadikan Belanda sebagai kekuatan ekonomi Eropa pada masa kolonial. Ia mencontohkan rempah, gula, dan kopi sebagai komoditas yang dulu menjadi tulang punggung kekuasaan kolonial di dunia.
“Bisakah ini kita ulangi Pak Amran? Bisakah kita bangkitkan ini semua?” tanyanya retoris. Ia juga menyebutkan pentingnya membangkitkan kembali lembaga penelitian sebagai kunci inovasi dan keberlanjutan pertanian nasional.
“Pak Amran, saya titip satu saja. Lembaga penelitian kita dihidupkan,” ujar Rachmat sembari menekankan pentingnya riset dan pengembangan varietas unggulan yang adaptif terhadap perubahan iklim.
Dalam sesi yang sama, Mentan Amran menegaskan bahwa arah kebijakan pertanian Indonesia telah menghasilkan capaian konkret. Salah satunya adalah lonjakan proyeksi produksi padi tahun 2025 dan peningkatan signifikan stok cadangan beras pemerintah (CBP).
“USDA merilis proyeksi produksi padi melompat, tahun ini 34,6 juta ton. Kemudian FAO proyeksikan tahun depan mencapai 35,6 juta ton,” ujar Mentan Amran. Ia juga menyampaikan bahwa stok CBP kini mencapai lebih dari 4 juta ton.
Visi Pertanian di Tengah Tantangan Global
Keberhasilan ini, menurut Amran, merupakan hasil kerja keras semua pihak, termasuk petani, pemerintah daerah, dan institusi terkait. Ia menggarisbawahi bahwa pertanian kini tidak hanya menjadi sektor strategis, tetapi juga tumpuan ketahanan nasional.
Mentan Amran juga menyampaikan arah strategis pertanian Indonesia dalam mendukung delapan cita-cita utama Presiden Prabowo. Program seperti swasembada pangan, hilirisasi komoditas, biofuel, dan makan bergizi gratis (MBG) akan terus dipacu ke depan.
“Kita akan terus akselerasi program prioritas ini agar manfaatnya bisa langsung dirasakan masyarakat. Pertanian harus menjadi garda depan ketahanan bangsa,” tegasnya di hadapan peserta kongres.
Amran menambahkan bahwa transformasi pertanian akan terus didorong dengan semangat kolaborasi, inovasi, dan keberlanjutan. Dukungan riset dan peran petani menjadi kunci agar sektor ini tidak sekadar bertahan, tetapi melesat maju.
Kongres Tani 2025 menjadi momen penting yang memperlihatkan sinergi kuat antara kementerian teknis dan lembaga perencanaan nasional. Kepemimpinan Mentan Amran Sulaiman mendapat apresiasi karena dinilai mampu menjaga stabilitas dan membawa terobosan dalam sektor pertanian. Dalam pandangan Kepala Bappenas, arah pembangunan pertanian nasional memiliki fondasi kuat untuk kebangkitan baru.
Sejarah kejayaan Indonesia yang ditopang oleh kekayaan alam kembali digaungkan sebagai inspirasi pembangunan pertanian masa depan. Penekanan pada riset, penguatan lembaga, dan hilirisasi komoditas menjadi langkah strategis untuk menghadapi perubahan iklim dan tantangan ekonomi global. Keberhasilan mempertahankan produksi dan stok beras menjadi indikasi bahwa Indonesia memiliki kapasitas untuk mandiri dan berdaulat dalam pangan.
Dengan semangat kebersamaan dan keberlanjutan, arah kebijakan pertanian nasional terus bergerak maju. Kolaborasi antarsektor, dukungan pemerintah, dan partisipasi petani akan menentukan keberhasilan pembangunan. Ke depan, pertanian diharapkan tak hanya menjadi sektor ketahanan, tetapi juga sumber kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.(*)