Jakarta, EKOIN.CO – Peringatan Hari Krida Pertanian ke-53 yang digelar di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (30/6/2025), menjadi momentum apresiasi terhadap peran penting Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan, capaian sektor pertanian nasional tak lepas dari kontribusi mereka.
Dalam sambutannya, Mentan Amran menyampaikan rasa terima kasih atas kerja keras para penyuluh di seluruh penjuru Indonesia. Ia menyebut, cadangan beras nasional saat ini mencapai rekor tertinggi dalam 57 tahun terakhir, yakni 4,2 juta ton.
“Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak-Ibu sekalian. Ini adalah tonggak sejarah Republik Indonesia,” ungkapnya di hadapan ribuan hadirin. Ia menegaskan, angka tersebut adalah hasil sinergi seluruh unsur pertanian.
Pengakuan atas capaian Indonesia tidak hanya datang dari dalam negeri. Data USDA mencatat produksi padi Indonesia menembus 34,6 juta ton. Sementara FAO memperkirakan mencapai 35,6 juta ton, melebihi target nasional sebesar 32 juta ton.
Amran menyebut, bahkan stok jagung saat ini mengalami kelebihan. “Jagung kita sulit terserap karena stok yang begitu tinggi. Tapi pemerintah sudah siapkan anggaran untuk menyerapnya,” jelasnya.
Apresiasi Presiden dan Transformasi Penyuluh
Dalam kesempatan tersebut, Mentan juga menyampaikan terima kasih atas keberpihakan Presiden Prabowo Subianto terhadap pertanian. Salah satunya adalah penyederhanaan jalur distribusi pupuk subsidi langsung dari Kementan ke petani.
“Dulu pupuk harus muter ke 12 kementerian, sekarang dari Menteri langsung ke petani. Ini keberpihakan nyata dari Presiden,” serunya disambut tepuk tangan hadirin.
Amran menegaskan, PPL dan Babinsa kini menjadi “mata dan telinga” negara dalam sektor pertanian. Mereka bertugas mengawasi, melaporkan penyimpangan, hingga menjaga harga sesuai HET.
“Saya titip, laporkan kalau ada penyimpangan. Dan saya ingin sampaikan kepada seluruh PPL Indonesia, Aku cinta kamu. I love you full,” ucapnya tulus.
Salah satu PPL yang hadir, Darma Irawan dari Kabupaten Sambas, Kalbar, menyambut baik peringatan ini. Ia menyebut, penyuluh perlu bertransformasi agar relevan dengan tantangan masa kini.
Peran Strategis di Lapangan
“Penyuluh harus aktif mendukung program pemerintah dan menjadi agen perubahan,” ungkap Darma. Ia juga menyebut pentingnya program optimasi lahan dan Brigade Pangan yang sudah berjalan sejak 2024.
Menurut Darma, program tersebut terbukti meningkatkan hasil pertanian. Beberapa petani peserta program bahkan mampu meraup penghasilan hingga Rp100 juta per musim tanam.
“Tahun ini kita sudah tanam dua kali, dan bersiap musim tanam ketiga. Panennya sudah mulai, ada yang dapat bersih Rp60 juta,” katanya.
Senada, PPL Kalimantan Tengah, Abbah Attamimi juga menyuarakan dukungan terhadap program Kementan. Ia menyebut transformasi pertanian sangat terasa di wilayahnya.
“Kami sangat mendukung kegiatan seperti ini. Khususnya di Kalimantan Tengah yang punya banyak program strategis,” ujarnya.
Penghargaan bagi PPL Berprestasi
Abbah menegaskan, semangat perubahan itu tak hanya lahir dari kebijakan pusat, tetapi juga dari penyuluh di lapangan. “Pak Menteri adalah idola kami. Semangat beliau menular ke kami,” katanya.
Sebagai bentuk apresiasi, Mentan Amran menyerahkan 10 unit sepeda motor operasional bagi PPL berprestasi dari berbagai daerah. Mereka dianggap aktif, inovatif, dan berhasil menggerakkan petani.
Penerima penghargaan berasal dari Kabupaten Sambas, Labuhan Batu, Rokan Hilir, Tanjung Jabung Timur, Kepahiang, OKI, Pati, Kota Serang, Pulang Pisau, dan Sidrap.
Penghargaan ini menjadi simbol nyata bahwa kerja keras di lapangan mendapat pengakuan pemerintah. Sekaligus menjadi penyemangat bagi penyuluh lain di seluruh Indonesia.
Peringatan Hari Krida Pertanian ke-53 tidak hanya menjadi seremoni tahunan, tetapi momentum strategis untuk memperkuat posisi penyuluh dalam sistem pertanian nasional. Dukungan konkret dari pemerintah, mulai dari penyederhanaan birokrasi pupuk hingga penguatan peran Babinsa, menunjukkan bahwa transformasi pertanian telah memasuki fase yang lebih progresif.
Keberhasilan Indonesia mencatat rekor cadangan beras, melampaui target produksi, serta tingginya stok jagung menjadi bukti sinergi yang efektif antara kebijakan pusat dan implementasi di lapangan. Para penyuluh terbukti tidak hanya sebagai pendamping petani, tetapi juga motor penggerak transformasi.
Dengan semangat kolaboratif yang terus digelorakan, serta adanya penghargaan bagi para pelaku terbaik di lapangan, Indonesia semakin siap menuju swasembada pangan. Harapan besar kini terletak pada konsistensi kebijakan dan komitmen kolektif seluruh pemangku kepentingan dalam sektor pertanian.(*)