Jakarta, EKOIN.CO – PT Agrinas Palma Nusantara (Persero) menandatangani NotaS Kesepahaman (MoU) dengan IPB University pada Jumat (23/5) di Sekolah Bisnis IPB University, Bogor. Penandatanganan ini menjadi tonggak awal kemitraan strategis dalam pengembangan sektor perkebunan dan agroindustri nasional.
Acara penandatanganan dihadiri oleh Direktur Utama PT Agrinas Palma Nusantara, Agus Sutomo, SE, dan Rektor IPB University, Prof. Dr. Arif Satria, S.P., MSc. Turut hadir pula jajaran direksi, komisaris, dan akademisi dari kedua institusi tersebut.
Dalam sambutannya, Agus Sutomo menyampaikan bahwa kehadiran APN merupakan perwujudan dari harapan Presiden Prabowo Subianto dalam membangun kemandirian pangan dan kemakmuran nasional. APN telah menerima pengelolaan 221 ribu hektare lahan sawit pada 10 Maret 2025.
“Tahun ini kami ditargetkan mengelola satu juta hektare sawit. Untuk itu, kemitraan dengan IPB sangat strategis karena IPB unggul dalam bidang pertanian, perkebunan, dan agroindustri,” ujar Agus di depan para hadirin.
Penandatanganan berlangsung dalam suasana hangat dan penuh antusiasme. Agenda ini juga menegaskan posisi APN sebagai bagian dari ekosistem BUMN yang progresif di sektor pertanian berkelanjutan.
Dukungan Dunia Akademik
Rektor IPB University, Prof. Arif Satria, menyambut baik kolaborasi ini. Ia menekankan pentingnya sinergi antara perguruan tinggi dan industri dalam mendorong kemajuan riset dan inovasi berbasis kebutuhan nasional.
“Banyak mahasiswa dan profesor kami yang bisa diberdayakan untuk pengembangan riset di bidang sawit dan agroindustri,” kata Prof. Arif. Ia juga menilai kerja sama ini selaras dengan semangat Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Hadir pula dalam acara tersebut Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri APN Edi Slamet Irianto dan Komisaris Utama APN, R. Wisnoe Prasetja Boedi. Dari IPB University, turut hadir Prof. Dr. Ir. Sudrajat, M.Sc dan sejumlah jajaran fakultas pertanian.
Nota Kesepahaman ini meliputi lima pilar utama: pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, pengembangan perkebunan dan agroindustri, serta berbagai inisiatif tambahan yang disepakati bersama.
Adapun ruang lingkup kerja sama meliputi:
- Pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat
- Penelitian bersama di bidang agronomi, hortikultura, peternakan, perlindungan tanaman, ilmu tanah, dan agroklimatologi
- Pengolahan minyak kelapa sawit dan pengembangan produk hilir
- Pengembangan biorefinery, biomass, pupuk, dan sistem tumpangsari
- Ekonomi pertanian, pengembangan plasma, dan manajemen pakan
- Peningkatan kapasitas melalui program penyuluhan dan pelatihan
Diversifikasi Komoditas dan Lingkungan
Kolaborasi ini mencakup komoditas unggulan seperti teh, tebu, karet, kakao, dan kopi. Pengembangan juga meliputi sektor oleokimia, teknologi irigasi, serta perlindungan lingkungan melalui pendekatan ramah lingkungan.
Sebagai contoh, pengembangan teknologi biogas dari limbah sawit dan integrasi kelapa sawit dengan ternak sapi menjadi prioritas. Strategi ini diharapkan dapat membangun ekosistem industri perkebunan yang efisien dan berkelanjutan.
“APN berkomitmen menjadikan perkebunan bukan hanya sumber ekonomi, tapi juga ekosistem inovasi dan pemberdayaan masyarakat,” kata Edi Slamet Irianto dalam sesi diskusi.
Dalam bidang SDM, kerja sama ini akan menghasilkan program pelatihan teknis dan akademik, membekali generasi muda dengan pengetahuan praktis di lapangan. IPB University akan menjadi pusat pelatihan dan riset terapan.
Langkah ini dinilai penting untuk mencetak tenaga ahli yang siap kerja dan memiliki pemahaman mendalam terhadap pengelolaan agroindustri berbasis riset mutakhir.
Menuju Ketahanan Pangan dan Energi
Nota Kesepahaman ini tidak hanya memperluas kerja sama kelembagaan, tetapi juga menjadi model sinergi untuk transformasi agroindustri nasional. Dengan dukungan akademik, sektor industri diharapkan lebih adaptif terhadap tantangan global.
“Kami ingin membangun industri sawit yang tak hanya besar, tetapi juga modern, inklusif, dan berkelanjutan,” tegas Agus Sutomo. Hal ini sejalan dengan visi APN sebagai pendorong ketahanan pangan dan energi berbasis sumber daya lokal.
Dalam jangka panjang, kemitraan ini juga membuka peluang kolaborasi internasional. IPB University telah memiliki jaringan riset global, yang bisa dimanfaatkan untuk memperkuat posisi Indonesia di sektor agroindustri dunia.
Sinergi ini diharapkan memperkuat daya saing nasional melalui pendekatan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, sesuai dengan agenda pembangunan nasional dan visi Indonesia Emas 2045.
Kemitraan antara PT Agrinas Palma Nusantara dan IPB University menjadi langkah konkret membangun masa depan agroindustri Indonesia yang inklusif, kompetitif, dan hijau.
Kemitraan antara dunia industri dan pendidikan tinggi seperti yang dilakukan APN dan IPB University patut menjadi contoh kolaborasi strategis jangka panjang. Dengan mengedepankan riset dan teknologi, sektor perkebunan nasional dapat menciptakan nilai tambah dan memperluas pasar ekspor. Selain itu, hal ini membuka lapangan kerja bagi lulusan pertanian dan mendorong ekonomi daerah.
Namun, kolaborasi ini juga harus didukung oleh tata kelola yang transparan dan pengawasan yang kuat agar program pengembangan tidak hanya menjadi proyek jangka pendek. Masyarakat lokal di sekitar perkebunan juga harus dilibatkan aktif, baik sebagai pekerja maupun mitra usaha agar dampak ekonomi lebih merata.
Ke depan, pemerintah perlu memfasilitasi lebih banyak kemitraan serupa, terutama untuk BUMN strategis di sektor pangan dan energi. Dengan melibatkan universitas dan lembaga riset, Indonesia akan lebih siap menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, dan energi berkelanjutan.(*)