Jakarta, EKOIN.CO – Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy mendorong agar lembaga riset pertanian dihidupkan kembali untuk mendorong kemajuan sektor pangan Indonesia. Ia berharap riset mampu menjawab tantangan sekaligus membuka peluang baru bagi kesejahteraan petani.
“Bagaimana supaya ini bisa? Selain dengan semangat yang ada, Pak Amran (Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman) saya titip satu saja, lembaga penelitian kita dihidupkan. Apa yang harus kita teliti dan bagaimana kita harus meneliti supaya Indonesia bangkit kembali sektor pertaniannya,” ucap Rachmat Pambudy, Jakarta, dalam Munas HKTI 2025, Rabu (25/6/2025).
Ia juga menilai kepemimpinan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sejauh ini berhasil menjaga stabilitas sektor pangan. Menurutnya, Amran adalah sosok yang tepat untuk menggerakkan pertanian Indonesia di tengah situasi dunia yang tak menentu.
“Memang pertanian itu tidak mudah tapi berkali-kali Pak Amran membuktikan ada harapan baru,” terang Rachmat.
Ia lalu mengingatkan kembali bagaimana sejarah Indonesia pernah mencatat kejayaan di sektor ini. Dari kekayaan alam yang dimiliki, Indonesia pernah mengangkat nama Belanda lewat rempah-rempah Nusantara yang membuat negara itu makmur di masa lalu.
“Rempah, gula, kopi kita adalah kekayaan kita yang pernah menjadikan Belanda menjadi negara yang makmur di Eropa. Bisakah ini kita ulangi Pak Amran? Bisakah kita bangkitkan ini semua? Dengan semangat seperti yang dilakukan Pak Amran, saya yakin ini bisa,” sambung Rachmat, dilansir dari Antara.
Menurutnya, kejayaan bisa dicapai lagi jika riset dan pengembangan komoditas unggulan digenjot. Hasil riset akan menentukan jenis varietas yang mampu bertahan di tengah perubahan iklim sekaligus mendukung hilirisasi pertanian agar nilai tambahnya meningkat.
Amran Laporkan Produksi dan Stok Beras Naik
Di tempat yang sama, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyampaikan bahwa produksi padi dan cadangan beras tahun ini menunjukkan hasil yang positif. Proyeksi produksi padi dari USDA (Departemen Pertanian Amerika Serikat) tahun ini disebutkan mencapai 34,6 juta ton, dan bahkan FAO (Organisasi Pangan Dunia) memperkirakan angka lebih tinggi pada 2025.
“USDA merilis proyeksi produksi padi melompat, tahun ini 34,6 juta ton. Kemudian tadi pagi dirilis FAO proyeksi produksi 2025 sebesar 35,6 juta ton. Lalu, stok beras kita, 4 juta ton. Ini adalah hasil kerja keras kita semua,” tegas Amran, Jakarta, dalam Munas HKTI 2025, Rabu (25/6/2025).
Ia menyebut kementeriannya akan terus mempercepat pelaksanaan program pangan nasional seperti swasembada, biofuel, hilirisasi, hingga makan bergizi gratis.
Amran menekankan bahwa sektor pertanian harus tetap jadi lini pertahanan utama bangsa di tengah tantangan global yang semakin kompleks.