TANGERANG EKOIN.CO – Perkembangan pelaku Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah ke bawah (UKKM) di wilayah Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, terus menghadapi tantangan dalam hal permodalan, pemasaran, dan akses pelatihan. Meskipun berbagai program pendampingan telah dijalankan pemerintah daerah, sebagian besar pelaku usaha masih bertumpu pada modal pribadi dan usaha skala rumah tangga.
Pemerintah Kabupaten Tangerang melalui Dinas Koperasi dan UKM terus menggencarkan sosialisasi dan pelatihan guna memperkuat kapasitas para pelaku UKKM. Dalam acara pembinaan yang digelar di Aula Kecamatan Tigaraksa pada Selasa, 17 Juni 2025, puluhan pelaku UKKM dari berbagai sektor usaha hadir mengikuti pelatihan manajemen usaha dan digital marketing.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Tangerang, Deden Deni, mengatakan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pelaku usaha kecil agar bisa naik kelas dan mampu bersaing di era digital. “Kita ingin mereka tidak hanya bertahan, tapi juga berkembang. Karena UKKM ini menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat,” ujar Rohim
Ia juga menjelaskan bahwa kendala terbesar saat ini adalah minimnya literasi digital dan keterbatasan akses terhadap lembaga pembiayaan formal. Banyak pelaku UKKM di Tigaraksa yang belum memahami cara mengelola keuangan usaha atau memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi.
Dalam acara yang berlangsung selama dua hari tersebut, para peserta mendapatkan materi tentang strategi pemasaran digital, pengelolaan keuangan usaha kecil, serta pendaftaran legalitas usaha seperti NIB dan IUMK. Narasumber yang dihadirkan berasal dari Bank BJB, Inkubator Bisnis Universitas Tangerang Raya, dan praktisi UMKM lokal.
Salah satu peserta, Nur Aini, seorang produsen kue basah rumahan asal Tigaraksa, mengaku sangat terbantu dengan pelatihan ini. “Selama ini saya jualan hanya lewat tetangga dan dari mulut ke mulut. Sekarang jadi tahu pentingnya Instagram dan Shopee,” katanya.
Menurut data Dinas Koperasi dan UKM, hingga Mei 2025 tercatat sebanyak 12.452 pelaku usaha kecil dan mikro di wilayah Tigaraksa. Dari jumlah tersebut, 63 persen belum memiliki izin usaha, dan 78 persen masih menggunakan pembukuan manual tanpa pencatatan keuangan yang rapi.
“Padahal pembukuan yang baik akan mempermudah mereka dalam mengakses kredit usaha rakyat atau KUR. Ini yang sedang kami dorong melalui pelatihan dan pendampingan rutin,” tambah Deden.
Selain itu, faktor pemasaran juga menjadi kendala serius. Banyak pelaku UKKM yang belum memiliki branding usaha maupun kemasan produk yang layak jual di pasar ritel modern. Pemerintah daerah menggandeng desainer lokal untuk memberikan workshop branding produk secara berkala.
Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar dalam pernyataannya menyebutkan bahwa penguatan sektor UKKM harus dilakukan dari hulu ke hilir. “Dari mulai produksi, pelatihan, modal, hingga distribusi dan pemasaran digital, semuanya harus terintegrasi,” ujarnya dalam kesempatan terpisah.
Ia juga menyoroti pentingnya sinergi antara pelaku UKKM dengan sektor swasta, seperti perhotelan, restoran, dan pusat perbelanjaan yang bisa menjadi mitra pemasaran produk lokal. “Kita perlu keberpihakan nyata terhadap UKKM,” tambahnya.
Sementara itu, Camat Tigaraksa, Bambang Hermawan, menyampaikan bahwa pihak kecamatan rutin melakukan pendataan dan mendorong warga untuk mendaftarkan usaha mereka secara resmi agar bisa masuk dalam program pembinaan UKKM.
“Setiap bulan kami juga buka klinik usaha, di mana warga bisa berkonsultasi tentang izin, pemasaran, hingga pengemasan,” kata Bambang.
Pemerintah juga mendorong terbentuknya koperasi berbasis komunitas usaha kecil di tiap kelurahan agar bisa menjadi wadah pemasaran kolektif. Salah satunya adalah Koperasi Rukun Usaha di Kelurahan Cibadak yang saat ini menampung 25 pelaku usaha makanan olahan.
Koperasi ini telah berhasil menjual produk anggotanya ke beberapa minimarket dan pasar modern di wilayah Tangerang. Ketua koperasi, Haris Gunawan, mengatakan bahwa kerja sama dan konsistensi menjadi kunci keberhasilan. “Dulu kami jalan sendiri-sendiri, sekarang kami lebih kuat karena ada wadah bersama,” ujarnya.
Namun masih banyak tantangan lain yang harus dihadapi. Salah satunya adalah keterbatasan alat produksi dan ruang usaha. Banyak pelaku UKKM menjalankan usahanya dari rumah dengan peralatan seadanya.
Menanggapi hal ini, Pemkab Tangerang telah merencanakan pembangunan sentra usaha bersama atau shared production house di kawasan Tigaraksa yang ditargetkan rampung pada akhir 2025.
Dinas Perindustrian juga menggandeng Balai Pelatihan Industri untuk menyelenggarakan pelatihan keterampilan kerja yang lebih teknis, seperti pengolahan makanan, kerajinan tangan, dan perbengkelan.
Dalam pelatihan lanjutan yang direncanakan Juli 2025, tema yang akan diangkat adalah “Pengembangan Produk Kreatif Berbasis Digital”. Para peserta akan diajari membuat konten promosi dan melakukan live selling melalui TikTok Shop dan Facebook Marketplace.
Pemerintah pusat melalui Kementerian Koperasi dan UKM juga memberikan dukungan berupa bantuan hibah modal bagi UKKM pemula. Tahun ini, Kabupaten Tangerang mendapat kuota 300 penerima hibah yang disalurkan melalui mekanisme seleksi ketat.
Sementara itu, sektor usaha yang paling dominan di Tigaraksa adalah makanan dan minuman, fashion, serta kerajinan tangan. Sektor ini dipilih karena relatif mudah dijalankan dengan modal kecil.
Pengamat ekonomi lokal dari Universitas Tangerang Raya, Dr. Rina Kurniasari, menilai bahwa peran pendamping lapangan sangat penting agar pelaku UKKM tidak hanya menjadi objek pelatihan, tapi juga bisa diajak menyusun rencana usaha yang realistis.
Menurutnya, keberhasilan pengembangan UKKM di Tigaraksa akan sangat ditentukan oleh keberlanjutan program dan pendampingan yang konsisten. “Bukan hanya pelatihan satu kali, tapi harus dibimbing hingga mereka mandiri,” jelasnya.
Pemerintah juga mengakui pentingnya adopsi teknologi keuangan digital, seperti QRIS dan dompet digital, sebagai alat transaksi. Saat ini baru sekitar 30 persen pelaku UKKM di Tigaraksa yang menggunakan metode pembayaran digital.
Melalui kerja sama dengan Bank Indonesia, pelatihan literasi keuangan digital terus digalakkan. BI juga telah membuka layanan keliling untuk membantu aktivasi QRIS secara langsung ke tempat usaha warga.
Dengan seluruh langkah tersebut, harapannya para pelaku UKKM di Tigaraksa dapat lebih siap menghadapi persaingan, baik di pasar lokal maupun daring. Pemerintah menginginkan agar Tigaraksa menjadi salah satu model daerah dengan ekosistem UKKM yang maju dan berkelanjutan.
Namun demikian, partisipasi aktif masyarakat tetap menjadi kunci. Banyak program gagal karena minimnya keikutsertaan warga, baik karena kurangnya informasi atau tidak adanya waktu untuk mengikuti pelatihan.
Ke depan, komunikasi dan jejaring antara pelaku usaha juga akan dibangun melalui komunitas digital UKKM Tigaraksa yang saat ini tengah disiapkan oleh Diskop UKM Kabupaten Tangerang.
Dalam platform komunitas ini, para pelaku usaha dapat saling berbagi informasi, peluang pasar, serta dukungan dalam bentuk kolaborasi. Diharapkan platform ini bisa mulai aktif pada Agustus 2025.
Kesimpulan dari dinamika yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa sektor UKKM memiliki potensi besar jika dikelola dengan pendekatan kolaboratif dan terstruktur. Baik dari sisi regulasi, pendampingan, maupun dukungan infrastruktur, semua harus berjalan seiring.
Saran ke depan, pelatihan sebaiknya lebih spesifik dan disesuaikan dengan kebutuhan jenis usaha. Misalnya, pelatihan berbeda untuk produsen makanan dan untuk pengrajin. Dengan begitu, hasilnya akan lebih terukur dan aplikatif.
Program-program insentif dan subsidi modal juga perlu dikawal dengan ketat agar tepat sasaran. Pengawasan dan evaluasi berkala harus dilakukan agar program tidak hanya seremonial.
Dukungan pihak swasta, termasuk BUMN dan marketplace, juga sangat penting dalam membuka akses pasar yang lebih luas. Pemerintah perlu menjalin kerja sama strategis dan jangka panjang dengan sektor-sektor tersebut.
Terakhir, kesadaran masyarakat untuk membeli produk lokal harus ditumbuhkan sebagai bentuk dukungan terhadap UKKM. Jika pasar lokal kuat, maka pelaku UKKM pun akan semakin percaya diri untuk berkembang ke tingkat yang lebih tinggi. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v