BANJARNEGARA EKOIN.CO – PT Superior Prima Sukses Tbk (BLES), produsen bata ringan dengan merek Blesscon dan Superiore Block, resmi mengoperasikan pabrik barunya di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, pada 25 Juli 2025. Peresmian pabrik ini menjadi kabar baik di tengah kondisi sektor manufaktur nasional yang tengah mengalami perlambatan signifikan.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Presiden Direktur BLES, Liauw Billy Law, mengatakan bahwa pembangunan pabrik kelima ini dimulai sejak 28 Agustus 2024. “Total nilai investasi mencapai sekitar Rp280 miliar dan menyerap 250 tenaga kerja, sebagian besar berasal dari warga sekitar. Saat ini perusahaan memiliki 1.600 pekerja,” ujar Billy, dikutip dari CNBC Indonesia pada Rabu (29/7/2025).
Pabrik tersebut berdiri di atas lahan seluas 57.134 meter persegi atau sekitar 5,8 hektare, dengan bangunan utama seluas 25.069 meter persegi. Area produksi menempati 15.908 meter persegi dan dilengkapi Ruang Terbuka Hijau (RTH) seluas 4.937 meter persegi, yang mendukung kelestarian lingkungan sekitar.
Penambahan kapasitas produksi dan efisiensi distribusi
Dengan kapasitas produksi mencapai 1 juta meter kubik per tahun, pabrik Banjarnegara ini menambah total kapasitas produksi BLES menjadi 5,6 juta meter kubik per tahun. Ekspansi ini dilakukan karena permintaan pasar yang masih tinggi, serta untuk memperluas distribusi produk ke daerah-daerah yang selama ini belum terjangkau.
Billy mengungkapkan bahwa selama ini distribusi produk ke area Jawa Tengah bagian barat dan selatan, serta Jawa Barat bagian timur dan selatan, dilakukan dari pabrik lain yang jaraknya cukup jauh. Dengan hadirnya pabrik Banjarnegara, biaya logistik dapat ditekan dan manfaatnya turut dirasakan oleh masyarakat.
Selain pembangunan pabrik, realisasi belanja modal (capex) hingga semester I-2025 digunakan untuk modifikasi mesin sebesar Rp42 miliar, pembelian truk Rp8 miliar, alat berat Rp5 miliar, dan melanjutkan pembangunan pabrik Banjarnegara Rp140 miliar. “Total belanja modal mencapai Rp195 miliar,” sebut Billy.
Peningkatan kapasitas produksi juga ditujukan untuk menyasar pasar-pasar yang masih dominan menggunakan bata merah konvensional. BLES menargetkan penetrasi pasar lebih luas dan distribusi produk yang merata di Pulau Jawa.
Harapan di tengah penurunan daya beli masyarakat
Pembangunan pabrik ini menjadi harapan baru di tengah isu pemutusan hubungan kerja (PHK) yang masih menghantui sektor industri. Selain itu, permintaan terhadap bahan bangunan beberapa waktu terakhir dilaporkan menurun, seiring anjloknya penjualan semen dan material bangunan.
Billy menambahkan, “Perekonomian nasional dan daya beli masyarakat diharapkan membaik. Insentif dari pemerintah dan perbankan untuk perumahan, serta program pembangunan 3 juta rumah, diharapkan dapat menjadi angin segar bagi industri bahan bangunan.”
Utilisasi pabrik ditargetkan meningkat bertahap dan mencapai kapasitas penuh pada awal 2026. Perusahaan optimistis pasar akan kembali tumbuh, apalagi pada semester kedua tahun ini biasanya aktivitas konstruksi meningkat.
Dari sisi makroekonomi, kondisi sektor manufaktur Indonesia masih mengalami tekanan. Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Juni 2025 berada di angka 46,9, turun dari 47,4 pada Mei, menunjukkan fase kontraksi.
Angka tersebut merupakan yang terendah sejak April 2025 dan menjadi angka terendah kedua sejak Agustus 2021. PMI di bawah 50 menunjukkan penurunan aktivitas manufaktur, yang mencerminkan lemahnya permintaan dan produksi nasional.
Billy juga menyampaikan bahwa komitmen pemerintah dalam peningkatan kepatuhan pajak akan menciptakan persaingan industri yang lebih sehat. Hal ini dianggap dapat membantu perusahaan yang telah patuh regulasi selama ini.
Dia menambahkan bahwa dalam kondisi normal, industri bahan bangunan biasanya mengalami pertumbuhan pada semester kedua. Harapan serupa diungkapkan agar tren ini berlanjut pada semester kedua 2025, dengan dukungan program pemerintah.
Secara keseluruhan, kehadiran pabrik baru BLES di Banjarnegara diharapkan mampu menghidupkan kembali sektor bahan bangunan yang sedang lesu, dan menjadi contoh positif dalam upaya pengembangan ekonomi daerah.
Peningkatan investasi seperti ini juga mendorong penciptaan lapangan kerja baru, serta mendorong pemanfaatan sumber daya lokal yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi setempat.
Ke depan, perusahaan berharap dapat memperluas jangkauan distribusi dan meningkatkan efisiensi produksi agar mampu bersaing lebih kompetitif di pasar nasional maupun regional.
Dukungan pemerintah daerah juga menjadi faktor penting dalam memastikan kelancaran operasional pabrik, serta pemberdayaan tenaga kerja lokal secara berkelanjutan.
Pabrik baru ini menandai tonggak penting dalam ekspansi bisnis BLES, sekaligus memperlihatkan komitmen perusahaan terhadap penguatan sektor industri dalam negeri di tengah tantangan ekonomi global.
BLES juga berharap agar momentum ini menjadi pemicu investasi lainnya di sektor industri manufaktur, sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terus terjaga dan memberi manfaat bagi masyarakat luas.
Secara keseluruhan, investasi ini menunjukkan bahwa sektor industri bahan bangunan masih memiliki potensi besar untuk berkembang, meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan eksternal.
langkah PT Superior Prima Sukses Tbk membangun pabrik baru di Banjarnegara adalah strategi ekspansi yang dirancang untuk mengoptimalkan distribusi produk, meningkatkan efisiensi logistik, dan menjawab permintaan pasar yang terus berkembang. Dalam situasi ekonomi yang penuh tantangan, investasi ini memberi sinyal positif bahwa industri manufaktur masih bergerak dan memberikan kontribusi nyata bagi pertumbuhan ekonomi lokal maupun nasional.
Pembangunan pabrik ini membawa dampak sosial yang signifikan dengan terciptanya ratusan lapangan kerja baru dan pemanfaatan tenaga kerja lokal. Selain itu, keberadaan Ruang Terbuka Hijau menunjukkan kesadaran perusahaan terhadap aspek lingkungan dalam kegiatan industrinya.
Meski daya beli masyarakat menurun, kehadiran pabrik ini memberi harapan baru dalam menjaga stabilitas industri bahan bangunan. Dukungan dari pemerintah melalui insentif dan program perumahan menjadi pendorong tambahan yang mendukung keberlanjutan industri.
Adanya komitmen perusahaan terhadap kepatuhan regulasi dan penggunaan investasi secara transparan juga menjadi faktor pendukung bagi keberhasilan proyek ini. Hal ini bisa mendorong industri lain untuk mengikuti langkah serupa demi menciptakan iklim usaha yang lebih sehat.
Dengan beroperasinya pabrik Banjarnegara, BLES diharapkan dapat memperluas jangkauan pasar, memperkuat daya saing produk lokal, dan meningkatkan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia secara keseluruhan. (*)