Jakarta, EKOIN.CO – Pemerintah Republik Indonesia mempercepat pemerataan layanan kesehatan melalui pembangunan rumah sakit di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Pada Kamis (17/7), Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meletakkan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buru di Namlea, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku.
Pembangunan RSUD ini merupakan bagian dari program prioritas Quick Win Presiden Prabowo Subianto. Proyek ini juga menjadi salah satu dari 66 rumah sakit daerah yang ditargetkan rampung dalam waktu dua tahun. RSUD Buru diharapkan mampu meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan berkualitas.
Menkes Budi menyampaikan bahwa pembangunan ini tidak sekadar menambah infrastruktur, tetapi sebagai bagian dari strategi besar untuk menurunkan angka kematian akibat penyakit mematikan. “Lima penyakit paling mematikan itu adalah stroke, jantung, kanker, ginjal, serta kesehatan ibu dan anak,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa rumah sakit harus dilengkapi dengan fasilitas diagnostik dan perawatan yang memadai. “Maka rumah sakit harus dilengkapi dengan fasilitas seperti CT scan, cath lab, mamografi, dan alat cuci darah,” tegas Budi saat menyampaikan sambutannya di Namlea.
Menurutnya, kualitas layanan kesehatan tidak cukup hanya mengandalkan dokter umum, melainkan perlu dukungan dokter spesialis. Ia mendorong pemerintah daerah ikut menyekolahkan putra-putri daerah menjadi dokter spesialis.
Sambutan Daerah dan Dukungan Gubernur
Bupati Buru, Ikram Umasugi, mengungkapkan kegembiraannya atas dimulainya pembangunan rumah sakit ini. Ia menilai kehadiran RSUD Buru akan sangat membantu masyarakat yang selama ini harus menempuh perjalanan laut ke Ambon untuk mendapatkan layanan kesehatan.
“Kadang ada yang harus ke Ambon hanya untuk CT scan. Padahal kondisi pasien tidak memungkinkan menunggu terlalu lama. Rumah sakit ini benar-benar akan menyelamatkan banyak nyawa,” kata Bupati Ikram dalam pidatonya.
Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa turut hadir dan menyampaikan apresiasi. Ia menyebut pembangunan RSUD Buru sebagai jawaban atas keterbatasan layanan kesehatan di Maluku, khususnya di Pulau Buru.
“Dengan alat-alat canggih dan layanan spesialis, kita berharap angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi bisa kita tekan. Tidak ada lagi warga kita yang meninggal karena telat ditangani,” ucap Hendrik di hadapan warga dan tenaga kesehatan.
Menkes Budi menambahkan bahwa desain rumah sakit perlu dibuat dengan perencanaan matang dan tidak mengikuti pola lama yang dinilai tidak efisien. Ia menegaskan pentingnya rancangan rumah sakit yang mengedepankan fungsi dan kenyamanan pasien.
“Jangan bangun rumah sakit seperti zaman Belanda. Harus ada master plan yang jelas, dengan zona rawat inap, rawat jalan, IGD, dan ruang operasi yang terintegrasi,” ungkapnya.
Target Pembangunan dan Dukungan Anggaran
Kementerian Kesehatan telah menyiapkan anggaran serta pendampingan teknis untuk memastikan pembangunan berjalan tepat waktu. Tahap awal pembangunan ditargetkan selesai dalam 8 hingga 12 bulan ke depan.
Dengan hadirnya RSUD Buru, masyarakat tidak perlu lagi menunggu berhari-hari atau menempuh perjalanan panjang untuk mendapatkan perawatan yang layak. Rumah sakit ini diharapkan menjadi tumpuan baru bagi layanan kesehatan regional.
“Kita ingin masyarakat di pulau-pulau juga punya akses ke layanan kesehatan yang sama seperti di Jakarta. Itu tugas saya, good access, easy access, good quality, and affordable price,” ucap Menkes.
Proyek ini merupakan bagian dari transformasi sistem layanan kesehatan nasional yang telah digagas sejak 2022. Pemerataan akses layanan kesehatan menjadi prioritas utama Presiden Prabowo dalam periode awal pemerintahannya.
Melalui pembangunan infrastruktur, penguatan sumber daya manusia kesehatan, serta tata kelola rumah sakit yang profesional, pemerintah menargetkan penurunan signifikan angka kematian akibat penyakit kritis.
Dengan kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah, pembangunan RSUD Buru diharapkan menjadi langkah awal perbaikan layanan kesehatan yang menyentuh langsung masyarakat di Kabupaten Buru dan sekitarnya.
Pembangunan RSUD Buru menjadi langkah strategis pemerintah dalam menjawab kebutuhan layanan kesehatan di wilayah 3T. Dengan pendekatan holistik, proyek ini tidak hanya fokus pada infrastruktur tetapi juga penguatan tenaga medis dan fasilitas modern.
Pernyataan Menteri Kesehatan dan dukungan dari kepala daerah menunjukkan sinergi nyata untuk mewujudkan transformasi sistem kesehatan. Komitmen ini penting dalam menekan angka kematian akibat penyakit kritis yang tinggi di daerah terpencil.
Dengan alokasi anggaran dan waktu pembangunan yang jelas, serta pengawasan langsung dari pemerintah pusat, RSUD Buru berpotensi menjadi simbol baru keberhasilan pemerataan layanan kesehatan di Indonesia.(*)