Jakarta, EKOIN.CO – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk kembali mencatatkan kontribusi besar dalam Program 3 Juta Rumah yang diinisiasi pemerintah. Hingga pertengahan 2025, BRI telah menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Bersubsidi melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) kepada 97.878 penerima manfaat.
Pencapaian ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 18% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Nilai outstanding pembiayaan mencapai Rp13,35 triliun, tumbuh 19,51% secara tahunan. Rasio kredit bermasalah pun tetap terkendali di angka 1,1%.
Skema FLPP sendiri disalurkan melalui BP Tapera dengan bunga tetap maksimal 5% dan tenor hingga 20 tahun. Program ini menyasar masyarakat berpenghasilan maksimal Rp14 juta per bulan yang belum memiliki rumah pertama.
Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi menyampaikan bahwa pencapaian ini merupakan bentuk komitmen BRI terhadap masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Ia menegaskan bahwa efek program ini dirasakan luas hingga sektor konstruksi dan UMKM.
“Peningkatan jumlah rumah subsidi yang disalurkan tidak hanya memperluas akses hunian terjangkau bagi MBR, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang lebih luas,” ujar Hendy dalam keterangan tertulis.
Kolaborasi Strategis untuk Pemerataan Akses
Untuk menjangkau segmen ASN, BRI menggandeng beberapa instansi seperti Kementerian PANRB, BKN, ANRI, dan LAN. Kerja sama ini mempermudah aparatur sipil memperoleh hunian terjangkau dengan skema yang sesuai.
Tak hanya itu, BRI juga menyasar sektor informal yang selama ini sulit mengakses pembiayaan formal. Kemitraan dengan PT Bluebird Tbk memungkinkan para pengemudi taksi memperoleh rumah melalui skema FLPP.
“Melalui FLPP, BRI terus mendorong pembiayaan perumahan yang inklusif dan berkelanjutan, agar semakin banyak masyarakat memiliki akses nyata terhadap hunian yang layak,” tambah Hendy.
Dalam program ini, BRI memperluas cakupan distribusi FLPP ke berbagai daerah dengan mengoptimalkan peran kantor cabang serta unit kerja mikro. Hal ini diharapkan dapat mempermudah masyarakat dalam mengakses fasilitas KPR bersubsidi.
Capaian ini mempertegas posisi BRI sebagai mitra strategis pemerintah dalam mengurangi backlog perumahan nasional. Diketahui bahwa Indonesia masih memiliki kekurangan jutaan unit rumah yang layak huni.
Mendorong Ekosistem Ekonomi Lokal
Tidak hanya fokus pada pembiayaan, BRI menilai pembangunan perumahan subsidi berdampak positif pada perputaran ekonomi lokal. Permintaan bahan bangunan, jasa tukang, dan sektor logistik turut meningkat secara simultan.
Dampak jangka panjang dari program FLPP juga dirasakan pada peningkatan kesejahteraan keluarga penerima manfaat. Rumah layak huni memberikan kepastian dan kenyamanan bagi keluarga dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
BRI terus memantau kualitas kredit secara ketat agar keberlanjutan program dapat terjaga. Kinerja positif ini menjadi acuan dalam mengembangkan program serupa untuk sektor lainnya, termasuk properti untuk milenial.
Upaya BRI dalam mendukung Program 3 Juta Rumah melalui skema FLPP menunjukkan hasil yang signifikan. Dengan menjangkau hampir 100 ribu penerima manfaat, BRI telah menjadi mitra utama pemerintah dalam memperluas akses kepemilikan rumah.
Keberhasilan ini tidak hanya berdampak pada sektor perumahan, namun juga membawa efek domino bagi sektor lain seperti konstruksi dan UMKM. Kemitraan strategis yang dijalin BRI juga mempertegas komitmen inklusif lembaga keuangan tersebut.
Dengan terus menjaga kualitas kredit dan memperluas akses ke segmen informal maupun ASN, BRI membuktikan bahwa pembiayaan perumahan dapat menjadi instrumen pembangunan sosial dan ekonomi yang efektif di Indonesia.(*)