Jakarta, EKOIN.CO – PT Pertamina Hulu Energi (PHE) kembali menegaskan perannya sebagai subholding hulu migas andalan nasional. Sepanjang semester I tahun 2025, PHE berhasil mencatat produksi migas mencapai 1,04 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD).
Capaian itu terdiri dari produksi minyak harian sebesar 557 ribu barel (MBOPD) dan produksi gas 2.798 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Angka tersebut menunjukkan kontribusi nyata PHE dalam mendukung ketahanan energi nasional.
PHE juga mencatat kemajuan signifikan dalam pengeboran, yaitu 404 sumur pengembangan, 628 kegiatan workover, dan 18.714 kegiatan well services. Kegiatan eksplorasi turut dilakukan secara aktif sepanjang enam bulan pertama tahun ini.
Dalam mendukung keberlanjutan suplai energi, PHE juga berhasil menyelesaikan delapan pengeboran sumur eksplorasi. Dari kegiatan ini, perusahaan mencatat penambahan sumber daya 2C sebesar 804 juta barel setara minyak (MMBOE).
Tak hanya itu, PHE mencatat penambahan cadangan migas terbukti (P1) sebesar 63 juta barel setara minyak (MMBOE). Data ini menjadi dasar kuat untuk proyeksi ketahanan energi jangka panjang nasional.
Pencapaian Strategis Eksplorasi dan Produksi
PHE turut mengukir pencapaian melalui pengeboran sumur EPN-002 di Jawa Barat dan akuisisi data 3D seismik di Sumatera. Langkah ini menambah prospek eksplorasi baru dan memperkuat portofolio aset migas.
Penandatanganan Kontrak Bagi Hasil Wilayah Kerja (WK) Melati dan Binaiya juga menjadi bukti komitmen ekspansi usaha. Kedua WK merupakan hasil lelang tahap I dan II tahun 2024 dari Kementerian ESDM.
Strategi eksplorasi juga diwujudkan melalui pelaksanaan Enhanced Oil Recovery (EOR) seperti injeksi steamflood di Lapangan North Duri Development Area-14. Proyek lainnya termasuk Simple Surfactant Flood dan CO2 injection.
Inovasi terus dikembangkan lewat kegiatan Put on Production and Exploration (POPE), mencakup pengeboran dan aktivasi sumur Astrea, Pinang East, dan Akasia Prima. Proyek-proyek ini memperkuat keberlanjutan suplai energi nasional.
Evaluasi inisiatif eksplorasi baru juga tengah digarap, salah satunya melalui pemetaan potensi geologic hydrogen dan teknologi Carbon Capture Storage (CCS).
PHE Siap Jalankan Proyek Energi Semester II 2025
PHE tengah mempersiapkan sejumlah proyek besar yang akan mulai beroperasi pada semester II tahun ini. Di antaranya adalah Stasiun Pengumpul Akasia Bagus yang memiliki kapasitas pengolahan 9.000 BLPD dan 22 MMSCFD.
Proyek Sisi Nubi juga menjadi perhatian karena mampu meningkatkan kapasitas produksi hingga 30 juta standar kaki kubik gas per hari per platform. Proyek ini dirancang untuk memenuhi permintaan energi yang terus meningkat.
Pengembangan Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) di Lapangan Minas Area A pun ditargetkan menyumbang peningkatan recovery factor hingga 22 persen. Injeksi cairan kimia dilakukan ke reservoir untuk mengoptimalkan produksi.
Lapangan OO-OX diprediksi menyumbang tambahan 2.996 BOPD dan 21,26 MMSCFD. Seluruh proyek ini selaras dengan strategi Pertamina untuk memperkuat ketahanan energi nasional dari sektor hulu.
PHE juga mencatat realisasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 63,29 persen hingga pertengahan tahun ini. Hal ini menegaskan dukungan terhadap industri nasional dan penciptaan lapangan kerja lokal.
Komitmen ESG dan Tata Kelola Anti Suap
Direktur Utama PHE, Awang Lazuardi, menyatakan bahwa perusahaan terus menggali potensi untuk memenuhi target produksi nasional. Visi PHE adalah menjadi perusahaan migas yang berkelanjutan dan menjaga ketersediaan energi nasional.
“Dalam menjalankan bisnisnya, PHE diharapkan mampu menunjukkan kinerja yang optimal dalam berkontribusi menjaga ketahanan energi nasional,” ujar Awang. Ia menekankan pentingnya inovasi dan kekuatan internal untuk mendukung visi tersebut.
PHE juga berkomitmen terhadap penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam pengelolaan bisnis. Komitmen ini diwujudkan dalam operasional yang profesional dan ramah lingkungan.
PHE secara konsisten menerapkan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) bersertifikat ISO 37001:2016. Langkah ini menjadi bentuk keseriusan perusahaan dalam menciptakan tata kelola yang bersih dan transparan.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, mengatakan strategi PHE sangat penting untuk menjamin keberlangsungan energi nasional ke depan.
Kinerja PHE selama semester pertama 2025 memperlihatkan capaian produksi migas yang kuat dan konsisten. Selain pencapaian operasional, strategi eksplorasi dan pengembangan proyek berjalan sinergis dengan agenda ketahanan energi nasional.
Berbagai proyek strategis yang akan on-stream di semester II menunjukkan kesiapan PHE menghadapi tantangan masa depan. Teknologi baru dan metode produksi efisien terus diadopsi untuk meningkatkan nilai tambah bisnis hulu migas nasional.
Komitmen terhadap ESG, TKDN, dan tata kelola bersih menjadi fondasi kuat bagi PHE dalam menjalankan perannya sebagai penggerak utama sektor hulu energi di Indonesia. Dengan fondasi tersebut, PHE siap menatap masa depan energi yang berkelanjutan.(*)