Jakarta, EKOIN.CO – PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM), bagian dari holding Ultra Mikro BRI Group, menggelar pelatihan membatik dan pemasaran digital bagi 50 penyandang disabilitas di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Senin (7/5).
Pelatihan dilangsungkan di Markas Komunitas Difabelzone, Wijirejo, Pandak, dengan tujuan meningkatkan keterampilan teknis, literasi keuangan, serta pemahaman manajemen usaha peserta. Kegiatan ini masuk dalam program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
Deputi Bisnis PT Pegadaian Area Yogyakarta, Mushonif, menjelaskan pendekatan pelatihan bersifat menyeluruh untuk membuka akses ekonomi digital bagi komunitas difabel. Ia menekankan pentingnya investasi untuk kesejahteraan jangka panjang.
“Harapannya melalui kegiatan ini kelompok difabel akan mendapatkan peluang ekonomi digital, serta menciptakan mata pencaharian berkelanjutan,” kata Mushonif dalam pernyataannya.
Ia menambahkan, “Kami juga memberikan edukasi agar hasil keuntungan yang didapatkan bisa ditabung atau dialihkan pada investasi, khususnya instrumen emas.”
Bantuan Alat dan Pendampingan Berkelanjutan
Selain pelatihan, PT Pegadaian turut memberikan bantuan berupa mesin jahit dan mesin bross. Bantuan tersebut disalurkan bertahap sesuai dengan progres pendampingan dan kebutuhan komunitas.
“Ini bantuan alat penunjang usaha yang kami berikan kepada Komunitas Difabelzone. Bantuan yang diberikan kami salurkan secara bertahap dalam bentuk kegiatan TJSL,” ujar Mushonif.
Program ini mengangkat kembali nilai budaya lokal melalui pelatihan membatik, sembari mengolahnya menjadi potensi ekonomi kreatif yang inklusif.
Pemimpin PT Pegadaian Kanwil XI Semarang, Edy Purwanto, menyebut kegiatan ini menunjukkan orientasi sosial Pegadaian yang memihak kelompok marginal, termasuk difabel.
“Perusahaan tidak selalu mengutamakan bisnis semata, tetapi juga berupaya memberikan kemanfaatan kepada masyarakat luas,” ungkap Edy.
Mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Program pemberdayaan ini turut mendukung pencapaian beberapa target Sustainable Development Goals (SDGs), mulai dari pendidikan berkualitas hingga kerja layak dan pertumbuhan ekonomi.
Pelatihan vokasional turut mendukung SDG 4, SDG 8, SDG 10, SDG 12, serta SDG 17, yang mendorong kolaborasi antar entitas BUMN untuk tujuan inklusif.
Dengan sinergi ini, kelompok difabel diharapkan mampu menjangkau pasar yang lebih luas dan terlibat dalam sistem ekonomi nasional secara aktif.
Langkah ini sejalan dengan visi besar Pegadaian untuk membentuk masyarakat yang mandiri secara ekonomi melalui penguatan komunitas rentan.
Pelatihan yang diselenggarakan PT Pegadaian dan PNM di Bantul merupakan langkah konkret mendukung inklusi ekonomi bagi penyandang disabilitas. Kegiatan ini tidak sekadar pelatihan keterampilan, tetapi juga penanaman nilai-nilai wirausaha dan keberlanjutan.
Bantuan alat produksi dan dukungan literasi keuangan membuka jalur baru bagi komunitas difabel untuk mandiri secara ekonomi. Dengan pendekatan menyeluruh, pelatihan ini menjadi jembatan menuju kemandirian dan ketahanan usaha.
Melalui kolaborasi BUMN dan pendekatan sosial, program ini memperlihatkan bahwa ekonomi digital dan budaya lokal dapat bersinergi menciptakan masa depan yang lebih setara dan inklusif bagi semua golongan masyarakat.(*)