Jakarta, EKOIN.CO – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersama Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung meresmikan proyek penataan dan integrasi kawasan Lapangan Banteng – Gedung A.A. Maramis pada Kamis (10/7) di Jakarta Pusat.
Acara pencanangan tersebut digelar di tengah upaya pemerintah memaksimalkan pemanfaatan aset negara menjadi ruang publik yang inklusif dan bersejarah. Gedung A.A. Maramis, yang telah direstorasi sejak 2024, menjadi pusat perhatian dalam proyek integrasi ini.
Dalam sambutannya, Sri Mulyani menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam pengelolaan aset negara agar memberikan nilai tambah. Ia mengungkapkan bahwa kawasan tersebut dulunya merupakan jantung pemerintahan.
“Kami waktu sesudah selesai melakukan restorasi memang berpikir ini akan menjadi satu kesatuan yang terbuka karena ini adalah bagian dari lingkar empat, jantung pemerintahan,” ujarnya di hadapan para undangan.
Ia juga menambahkan bahwa integrasi kawasan ini akan menciptakan ruang publik yang tidak hanya nyaman, tetapi juga sarat nilai sejarah. Proyek ini diharapkan memperkuat kedekatan masyarakat dengan identitas kota.
Kolaborasi Pemprov dan Kemenkeu
Gubernur Pramono Anung dalam pidatonya menegaskan bahwa sinergi antara Pemprov DKI dan Kemenkeu sangat krusial. Ia menyebut bahwa kerja sama ini dibangun atas dasar saling percaya dan tujuan bersama.
“Ini menunjukkan pentingnya kerja sama antara pihak-pihak terkait didukung dengan adanya kepercayaan yang diberikan oleh Kemenkeu,” kata Pramono saat memberikan keterangan.
Lapangan Banteng, yang dulunya lebih berfungsi sebagai kawasan terbuka, kini akan menjadi bagian dari ekosistem ruang publik terpadu. Kawasan ini akan memadukan nilai historis dengan fungsi sosial.
Gedung A.A. Maramis, menurut Sri Mulyani, akan menjadi simbol dari pengelolaan aset yang tidak hanya mengutamakan ekonomi, tetapi juga nilai sosial dan budaya yang hidup dalam masyarakat.
“Gedung ini sekarang dikelola oleh LMAN yang tentu diharapkan untuk mengelola barang milik negara secara optimal,” imbuhnya.
Optimalisasi Aset untuk Publik
Menurut Menkeu, Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) memiliki peran strategis dalam memastikan setiap jengkal aset negara memberi dampak positif. Baik dari sisi manfaat ekonomi maupun ruang sosial.
Ia mencontohkan penggunaan gedung dan tanah milik negara sebagai medium penciptaan nilai tambah. Tidak hanya sekadar tempat administratif, tetapi juga berfungsi sebagai simpul kebudayaan.
Sri Mulyani berharap model integrasi ini menjadi inspirasi dalam pengembangan ruang publik lainnya di berbagai wilayah. Jakarta, menurutnya, membutuhkan lebih banyak ruang terbuka yang inklusif.
Lapangan Banteng dan Gedung A.A. Maramis akan dirancang sebagai kawasan yang bisa diakses oleh komunitas lintas usia dan latar belakang. Desainnya memperhatikan keberlanjutan dan kesejarahan.
Proyek ini juga dipandang sebagai bagian dari komitmen pemerintah terhadap tata kota yang manusiawi dan progresif. Setiap aset harus menjawab kebutuhan zaman.
Integrasi kawasan Lapangan Banteng dan Gedung A.A. Maramis mencerminkan upaya serius pemerintah dalam mengubah aset negara menjadi ruang publik yang hidup dan fungsional. Proyek ini menekankan nilai kolaborasi antara pusat dan daerah.
Restorasi dan pengelolaan aset kini tak hanya berfokus pada keuntungan ekonomi, melainkan juga menjangkau aspek sosial dan budaya. Gedung A.A. Maramis berdiri sebagai pengingat sejarah dan simbol keterbukaan.
Dengan adanya proyek ini, Jakarta diharapkan makin kaya akan ruang publik yang inklusif. Penataan kawasan menjadi bukti bahwa tata kota bisa mendukung identitas dan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.(*)