Jakarta, EKOIN.CO – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) untuk meningkatkan daya saing dan menembus pasar global melalui pengoptimalan nilai budaya. Salah satu keberhasilan terlihat dari kisah Sweda, perajin perak asal Kotagede, Bantul, Yogyakarta, yang berhasil mengekspor 90% produknya ke Amerika Serikat berkat dukungan program Restrukturisasi Mesin dan Peralatan.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam industri kreatif. “Produk yang mengangkat budaya lokal memiliki daya tarik tersendiri di pasar global,” ujarnya.
Berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, subsektor kriya dan fesyen menjadi kontributor utama ekspor ekonomi kreatif. Sweda, salah satu penerima bantuan Kemenperin, memanfaatkan mesin 3D printer untuk meningkatkan presisi produksi aksesoris custom. “Program ini membantu IKM modernisasi peralatan sehingga lebih efisien,” kata Reni.
Sweda tidak hanya sukses di pasar AS, tetapi juga diundang ke Smithsonian Folklife Festival 2025. “Ini bukti IKM kita bisa berbicara di panggung dunia,” ujar Budi Setiawan, Direktur Industri Kecil dan Menengah Kimia, Sandang, dan Kerajinan.
Surya Aditya, Co-Founder Sweda, mengapresiasi dukungan Kemenperin. “Efisiensi produksi meningkat, membantu kami memenuhi ekspektasi klien,” katanya.( Gambar diambil dari Indonesiakini.go.id)