Jakarta, EKOIN.CO – PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) sukses menyelesaikan pekerjaan penggantian selang bawah laut (subsea hose) di fasilitas Single Point Mooring (SPM) Terminal Santan, Kalimantan Timur, pada pertengahan Juli 2025. Pengerjaan ini rampung lima hari lebih cepat dari jadwal.
Keberhasilan tersebut tercapai tanpa insiden, serta tidak mengganggu operasi lifting yang sedang berjalan. Proyek ini menjadi bagian penting dari misi Pertamina dalam menjaga keandalan dan distribusi energi nasional secara berkelanjutan.
General Manager Zona 10 PHKT, Yoseph Agung Prihartono, menyebut proyek ini sebagai pencapaian strategis yang memperkuat ketahanan energi nasional. “Keberhasilan ini tidak hanya menunjukkan kesolidan pelaksanaan proyek, tetapi juga menjadi bagian dari misi strategis Pertamina,” ungkapnya.
SPM Santan sendiri berperan krusial dalam sistem lifting minyak mentah di Kalimantan Timur. Fasilitas ini melayani operasi bersama PT Pertamina EP (PEP), PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS), dan operator lainnya seperti ENI.
Subsea hose merupakan salah satu titik krusial dalam rantai pasok migas. Keberhasilan penggantiannya memperkuat keandalan fasilitas migas yang menghubungkan produksi dari laut menuju pengilangan di darat.
Penerapan Inovasi “Gurita Emas”
Dalam proses pengerjaannya, PHKT menerapkan metode kerja inovatif bertajuk “Gurita Emas”. Akronim ini menggambarkan prinsip “Gerak Cepat, Utamakan Keselamatan, Refurbishment SPM, Inovasi, Teknologi, dan Akurasi Proses”.
Pendekatan ini terinspirasi dari filosofi gurita, hewan laut yang dikenal adaptif, presisi, dan tangguh dalam tekanan. Metode tersebut memungkinkan pengerjaan berjalan efisien meski dalam kondisi laut yang menantang.
Yoseph menjelaskan bahwa tantangan teknis seperti kondisi cuaca, pengangkatan peralatan, serta tuntutan menjaga distribusi minyak tetap berjalan, diselesaikan dengan kerja sama lintas fungsi yang solid. “Dengan koordinasi lintas fungsi, pengendalian risiko disiplin, dan pelaksanaan teknis presisi, proyek ini selesai tanpa kecelakaan,” jelasnya.
Proyek ini juga mencerminkan penerapan nilai-nilai AKHLAK di lingkungan kerja PHKT. Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif menjadi prinsip utama dalam pelaksanaan proyek ini secara menyeluruh.
Simbol Keandalan dan Ketangguhan Operasional
SPM Santan terbukti mampu menjaga kelangsungan lifting tanpa gangguan saat proyek berlangsung. Hal ini membuktikan bahwa pelaksanaan teknis bisa bersanding dengan keandalan operasional yang terjaga baik.
Capaian ini menjadi bukti bahwa PHKT bukan hanya mampu melaksanakan proyek besar dengan efisiensi tinggi, tetapi juga menempatkan keselamatan kerja sebagai prioritas utama. Keberhasilan ini memperkuat kepercayaan terhadap PHKT sebagai operator yang prudent dan tangguh.
Lebih jauh lagi, keberhasilan ini menjadi simbol komitmen Pertamina untuk terus menjaga infrastruktur strategis migas nasional. Di tengah tantangan industri, PHKT menunjukkan daya tahan dan inovasi yang berorientasi hasil.
Semangat kolaborasi dan inovasi terbukti menjadi motor penggerak keberhasilan. Dengan metode “Gurita Emas”, PHKT menunjukkan bahwa pelaksanaan proyek bawah laut pun bisa dicapai tanpa mengorbankan waktu dan keselamatan.
Penyelesaian penggantian subsea hose di Terminal Santan menandai babak baru dalam penguatan infrastruktur energi nasional. Proyek ini tidak hanya diselesaikan lebih cepat, tetapi juga menjadi tolok ukur keberhasilan pengelolaan migas yang aman dan efisien. Dalam skema operasi yang kompleks, keberhasilan ini menghadirkan harapan besar untuk ketahanan pasokan energi nasional.
Dengan mengedepankan prinsip kerja “Gurita Emas” dan menerapkan standar keselamatan tinggi, PHKT berhasil merespons tantangan lapangan secara inovatif. Seluruh proses berlangsung tanpa insiden, menjadi bukti bahwa kolaborasi lintas fungsi dan pengawasan teknis yang ketat adalah kunci keberhasilan operasional.
Ke depan, PHKT dan Pertamina terus berkomitmen menghadirkan solusi berkelanjutan dalam menjaga keandalan operasi lifting migas. Terminal Santan kini bukan hanya menjadi simpul distribusi energi, tetapi juga simbol keandalan dan adaptasi teknologi energi masa depan.(*)