Jakarta, EKOIN.CO – PT Bank Negara Indonesia (BNI) kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung kemajuan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui berbagai inovasi berbasis digital. Langkah ini dikembangkan melalui tiga pilar utama yang terintegrasi dalam sistem layanan perbankan.
Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, dalam siaran pers resmi, menyampaikan bahwa BNI menjalankan strategi digitalisasi UMKM melalui sinergi kolaboratif di tiga aspek utama. Ketiga aspek tersebut meliputi penguatan UMKM ekspor dan diaspora, pengembangan digital value chain, serta pembentukan ekosistem unggulan.
“Melalui strategi ini, mitra UMKM BNI dapat naik kelas dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara lebih luas,” ujar Okki. Ia menambahkan, digitalisasi akan memperluas jangkauan pasar dan memperkuat transaksi keuangan yang aman.
Salah satu fokus utama adalah UMKM ekspor dan diaspora. BNI mengembangkan program pemberdayaan UMKM agar siap menembus pasar global melalui platform BNI Xpora. Platform ini dirancang untuk menjembatani hubungan antara eksportir dan importir melalui business matching dan dukungan transaksi perbankan digital.
Okki menuturkan, “Langkah strategis ini didukung juga oleh kekuatan jaringan kantor cabang luar negeri kami yang tersebar di 9 titik strategis Pusat keuangan dunia.”
Fokus pada Rantai Nilai Digital
Aspek kedua yang menjadi perhatian adalah pengembangan Digital Value Chain, di mana BNI memberi solusi digital kepada mitra bisnis nasabah korporasi dan sektor UMKM. Melalui platform BNI Financial Supply Chain Management (FSCM), BNI memberikan fasilitas pendanaan dan pengelolaan transaksi jual beli berbasis digital.
Inovasi ini memungkinkan pelaku usaha untuk mengoptimalkan kebutuhan modal kerja sekaligus menjaga kelancaran arus kas (cashflow). Layanan ini juga memperkuat integrasi antara pelaku UMKM dengan perusahaan mitra utama mereka dalam satu ekosistem pembiayaan.
“Digitalisasi pada level ini menjadi katalisator efisiensi dan kecepatan bagi UMKM untuk bertumbuh lebih cepat,” jelas Okki. Langkah ini dinilai sejalan dengan visi BNI dalam mempercepat pertumbuhan sektor riil berbasis teknologi.
Pengembangan layanan digital juga memberi peluang bagi pelaku UMKM untuk lebih mudah mengakses pembiayaan berbasis kontrak dan invoice yang lebih transparan dan fleksibel. Dengan begitu, risiko pembiayaan bisa ditekan.
Selain akses dana, digital value chain juga membuka jalan kolaborasi yang luas antara BNI dan mitra startup di sektor teknologi keuangan dan digitalisasi usaha kecil.
Pembentukan Ekosistem UMKM Unggulan
Di sisi lain, BNI mengembangkan ekosistem unggulan di setiap wilayah layanan perbankan. Strategi ini difokuskan pada potensi lokal dan sektor yang dianggap berisiko rendah. Pembiayaan dilakukan melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) serta Kredit Komersial dengan bunga kompetitif.
“Pendekatan kami fokus pada sektor berisiko rendah yang memiliki potensi ekonomi lokal besar,” pungkas Okki. Ekosistem ini diharapkan menjadi ruang tumbuh bagi UMKM agar bisa tumbuh dan berkembang secara mandiri dan berkelanjutan.
Ekosistem unggulan juga mencakup pendampingan usaha, pelatihan manajemen keuangan, serta integrasi sistem pelaporan berbasis digital yang mudah diakses. BNI juga menggandeng startup pencatatan keuangan sebagai mitra UMKM.
Tak hanya mendukung dari sisi finansial, BNI juga memperkuat strategi pemasaran pelaku usaha melalui kerja sama dengan platform e-commerce nasional. Langkah ini membuka akses lebih besar bagi UMKM menjangkau pasar domestik maupun internasional.
Capaian Kredit dan Dampak Ekonomi
Hingga Maret 2025, BNI mencatat penyaluran kredit ke segmen usaha kecil sebesar Rp73,7 triliun. Untuk segmen bisnis menengah, total penyaluran mencapai Rp96,5 triliun. Data ini menunjukkan komitmen BNI dalam mempertahankan dukungan finansial bagi pelaku UMKM.
Besarnya angka penyaluran tersebut mencerminkan keberlanjutan BNI dalam memperluas akses pembiayaan sekaligus mendorong daya saing sektor usaha kecil dan menengah di pasar global.
Okki menjelaskan, “Penyaluran kredit ini merupakan bentuk nyata dukungan kami terhadap pertumbuhan sektor UMKM yang mampu menjadi penggerak ekonomi nasional.”
Dengan strategi yang terintegrasi dan berbasis digital, BNI menargetkan peningkatan kontribusi UMKM terhadap PDB nasional secara berkelanjutan. Selain itu, strategi ini memperkuat inklusi keuangan yang menyasar pelaku usaha di berbagai wilayah.
Sebagai mitra strategis pemerintah dalam pemberdayaan UMKM, BNI juga aktif melakukan edukasi dan pendampingan bisnis agar pelaku usaha mampu mengelola risiko dan memperluas jaringan usaha.
Melihat langkah progresif BNI dalam mendigitalisasi sektor UMKM, penting bagi pelaku usaha kecil dan menengah untuk segera mengadopsi teknologi digital dalam pengelolaan keuangan, pemasaran, serta rantai pasok mereka. Adaptasi ini akan memperbesar peluang bertahan dan tumbuh di tengah kompetisi global.
Pemerintah daerah dan asosiasi pelaku usaha juga diharapkan dapat menjadi perpanjangan tangan dalam mensosialisasikan manfaat dari program-program BNI, khususnya dalam penggunaan platform seperti Xpora dan FSCM. Kolaborasi lintas sektor akan menjadi kunci dalam membentuk ekosistem UMKM yang tangguh dan modern.
Sebagai kesimpulan, strategi digitalisasi UMKM yang dijalankan BNI menunjukkan bahwa dukungan perbankan terhadap usaha kecil kini tidak hanya terbatas pada pemberian kredit. Pendampingan bisnis, integrasi teknologi, dan ekosistem digital menjadi fondasi utama dalam mendorong UMKM naik kelas dan go global.(*)