Jakarta, EKOIN.CO – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), memimpin rapat pimpinan (rapim) di kantor Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan pada Senin, 30 Juni 2025. Dalam rapat tersebut, AHY membagikan pengalaman perdananya mewakili Indonesia dalam Forum BRICS di Brasil.
Pada pembukaan arahannya, Menko AHY menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran kementerian atas dukungan dan kinerja selama ia menjalani tugas kenegaraan di luar negeri. Ia menyebut kunjungannya ke Brasil berjalan dengan baik.
“Alhamdulillah, perjalanan saya ke Brasil berjalan lancar, dan rangkaian kegiatan BRICS berlangsung sukses,” ucap AHY di hadapan jajaran eselon dan staf kementerian.
Urbanization Forum BRICS yang berlangsung di Brasília menjadi panggung pertama bagi Indonesia sebagai anggota resmi BRICS. Forum tersebut dihadiri oleh para menteri dari negara anggota serta mitra BRICS.
Menko AHY menekankan pentingnya Indonesia menunjukkan komitmen dan keseriusan sebagai anggota baru dalam forum strategis tersebut. Ia mengajak seluruh jajaran untuk menjaga citra Indonesia di mata internasional.
Indonesia Tampil Perdana di Forum Urbanisasi BRICS
“Saya sendiri bersyukur karena ini adalah penampilan pertama Indonesia sebagai anggota terbaru BRICS. Secara formal kita sudah diterima, maka tentu harus menunjukkan sukacita, keseriusan, dan komitmen yang bisa dibaca secara positif oleh negara-negara anggota lainnya,” jelasnya.
Dalam forum itu, AHY menyampaikan sejumlah pandangan strategis, termasuk mendorong kerja sama pembangunan yang berkelanjutan serta berbagi praktik baik antarpemerintah. Ia menyampaikan isu-isu yang mewakili kepentingan nasional dan kawasan.
Menko AHY juga berbagi pengalaman kunjungan ke tiga kota besar di Brasil—Rio de Janeiro, Brasília, dan São Paulo. Ia menyoroti pentingnya membangun kota dengan pendekatan yang mengutamakan kualitas hidup warga.
“Menurut saya, kita juga harus ke arah sana. Jangan hanya bangun atap dan dinding. Fasilitas penunjang kualitas hidup, termasuk taman, sekolah, dan layanan kesehatan harus dianggap hak, bukan sekadar privilege,” ujarnya.
Di Brasília, AHY meninjau langsung pelaksanaan program perumahan rakyat Minha Casa Minha Vida. Program tersebut dinilai sukses dalam menyediakan hunian bagi ASN disertai fasilitas penunjang yang lengkap.
Belajar dari Brasil dan Misi Bilateral
“Mereka fokus ke kualitas, bukan sekadar jumlah. Mereka membangun dengan ekosistem: fasilitas pendidikan, olahraga, lapangan basket, sekolah bola, dan sebagainya,” tambah AHY.
Ia juga menjelaskan bahwa kunjungan ke Brasil diisi dengan sejumlah pertemuan bilateral. Salah satunya dengan Menteri Infrastruktur Afrika Selatan serta pejabat pemerintah Brasil.
“Mereka mengapresiasi pandangan-pandangan yang saya sampaikan — tidak hanya mewakili Indonesia, tapi juga menunjukkan keterbukaan terhadap pengalaman dan praktik baik (best practices) negara lain,” tutur AHY.
Dalam arahannya, AHY turut menyampaikan respons Presiden Prabowo Subianto atas hasil kunjungan tersebut. Ia mengatakan Presiden Prabowo akan hadir langsung dalam pertemuan BRICS berikutnya.
“Pak Presiden menegaskan akan hadir langsung dalam acara BRICS berikutnya, sekaligus melakukan state visit ke Brasília,” ujarnya.
Urbanisasi Sebagai Tantangan dan Peluang
Menutup arahannya, Menko AHY menggarisbawahi pentingnya pengelolaan urbanisasi secara bijak agar menjadi kekuatan pendorong pembangunan, bukan sumber ketimpangan atau masalah sosial.
“Urbanisasi, kalau dikelola dengan baik, bisa membawa pertumbuhan. Tapi harus ada mitigasi. Jangan sampai masyarakat desa kehilangan harapan dan terpaksa pindah ke kota,” tegas AHY.
Rapim ini menjadi ajang konsolidasi internal dan pembelajaran kolektif dari pengalaman diplomasi internasional Indonesia dalam kerja sama pembangunan global.
Rapat tersebut dihadiri oleh para pejabat eselon I, Staf Ahli Menteri, serta Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan.
Kunjungan Menko AHY ke Brasil dalam Forum Urbanisasi BRICS menandai babak baru peran Indonesia dalam kerja sama global bidang pembangunan. Keterlibatan aktif ini menunjukkan kesiapan Indonesia mengambil posisi strategis dalam perumusan kebijakan internasional.
Pengalaman langsung AHY terhadap kebijakan urbanisasi Brasil memberikan wawasan penting bagi arah pembangunan kota-kota di Indonesia. Pendekatan berbasis kualitas hidup dan ekosistem terpadu menjadi sorotan utama yang dapat diadopsi dalam kebijakan nasional.
Rapim yang digelar pascakegiatan luar negeri ini menegaskan pentingnya sinergi antara diplomasi internasional dan pelaksanaan kebijakan domestik. Kementerian Koordinator diharapkan mampu menerjemahkan hasil forum ke dalam program-program pembangunan yang konkret dan inklusif.(*)