Jakarta, EKOIN.CO – Tebet Eco Park, ruang terbuka hijau di Jakarta Selatan, kembali menjadi sorotan internasional setelah meraih Main Prize dari Seoul Design Award 2024. Penghargaan ini diumumkan oleh Seoul Design Foundation pada Juni lalu dalam rangkaian Seoul Design Week.
Taman seluas lebih dari 7 hektar ini sebelumnya telah menerima berbagai penghargaan global seperti SILA Gold Award 2022, President’s Design Award Singapore 2023, hingga IDEA-TOPS Award 2023 dari Tiongkok. Deretan prestasi tersebut menjadikan Tebet Eco Park sebagai salah satu proyek lanskap paling inovatif di Asia Tenggara.
Penghargaan Seoul Design Award 2024 diberikan atas kontribusi Tebet Eco Park dalam menciptakan lingkungan hidup yang inklusif, sehat, dan berkelanjutan. Seperti dikutip dari Seoul Design Award official website, taman ini dinilai mampu merevitalisasi kawasan urban yang sebelumnya tidak produktif menjadi ruang sosial dan ekologis yang aktif.
Desain taman ini digarap oleh SIURA Studio, firma arsitektur lanskap yang berbasis di Singapura. Dalam pelaksanaannya, SIURA berkolaborasi dengan Studio Sae dan PT Award Global Infinity sebagai mitra pelaksana lokal serta didukung penuh oleh Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta.
Anton Siura, pendiri SIURA Studio, menyampaikan bahwa proyek ini merupakan tantangan kompleks dalam menyatukan ekologi, ruang sosial, dan mitigasi iklim di tengah padatnya kota Jakarta. “Kami tidak hanya mendesain taman, tapi ruang hidup yang menyatu dengan komunitas,” katanya seperti dikutip dari laman resmi Presidents’ Design Award Singapore.

Zona Ekologi dan Perubahan Lanskap
Revitalisasi utama terletak pada pengembalian fungsi sungai yang membelah taman menjadi kanal alami dengan sistem retensi air. Sebelumnya, aliran ini ditutup beton dan menyebabkan banjir musiman. Kini, kawasan tersebut menjadi ekosistem yang menampung air, mengurangi genangan, dan menarik kembali keanekaragaman hayati.
Di sekitar kanal, dibangun jalur wetland boardwalk dengan material komposit tahan cuaca untuk mendukung aksesibilitas pejalan kaki. Jalur ini juga menjadi koridor pendidikan lingkungan bagi pengunjung yang ingin mengenal sistem kerja alam secara langsung.
Fasilitas utama lain termasuk jembatan lengkung “Infinity Link Bridge” yang menghubungkan zona utara dan selatan taman, taman bermain anak-anak, amfiteater, plaza komunitas, serta area kuliner UMKM. Semua dirancang agar dapat diakses lintas usia dan latar belakang sosial.
Konsep desainnya tidak hanya berfokus pada keindahan estetika, tetapi juga peran sosial dan ekologis dari taman kota. Dalam laporan resmi pda.designsingapore.org, SIURA menyebut pendekatan desain mereka mengutamakan partisipasi publik dan daya tahan iklim tropis.

Dampak Sosial dan Partisipasi Warga
Sejak dibuka kembali pada April 2022, Tebet Eco Park mencatat kunjungan harian yang mencapai puluhan ribu orang. Aktivitas yang berlangsung di taman ini mencakup olahraga, diskusi komunitas, hingga bazar mingguan.
Pengelola taman menyatakan bahwa keterlibatan warga sekitar menjadi elemen penting dalam keberlanjutan program taman. Beberapa komunitas lingkungan bahkan ikut merawat tanaman dan memberikan edukasi ke anak-anak tentang keanekaragaman hayati.
Menurut laporan dari Conwood.com, penggunaan material berbasis semen dan serat selulosa seperti decking Conwood dipilih untuk mendukung kelestarian hutan alam. Bahan tersebut juga tahan terhadap pelapukan, sesuai untuk lingkungan tropis Jakarta.
Dari segi pengelolaan air, taman ini memiliki sistem bio-retensi yang memungkinkan air hujan terserap langsung ke dalam tanah. Sistem tersebut terbukti menurunkan debit air limpasan yang biasa menyebabkan banjir di kawasan sekitar.
Pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatakan bahwa revitalisasi Tebet Eco Park adalah model untuk pengembangan taman kota berkelanjutan di wilayah lain. Mereka merencanakan pendekatan serupa untuk proyek ruang hijau lain di Cempaka Putih dan Sunter.
Internasionalisasi Desain Lanskap Indonesia
Penghargaan dari Seoul, Singapura, hingga Tiongkok membuktikan bahwa lanskap urban di Indonesia mampu bersaing secara global. Bahkan, dalam ajang President’s Design Award 2023, Tebet Eco Park menjadi satu-satunya proyek dari luar Singapura yang menerima penghargaan tertinggi.
Dikutip dari laman Kompas Properti, proyek ini menempuh waktu 15 bulan dari perancangan hingga peresmian. Selama proses tersebut, tim SIURA tetap melakukan pengawasan desain dari jarak jauh akibat pembatasan pandemi.
Anton Siura mengapresiasi kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan swasta dalam menyukseskan proyek ini. Ia menyebut bahwa keberhasilan ini adalah hasil kerja bersama yang mempertimbangkan aspek lokal dan global secara seimbang.
Penghargaan-penghargaan tersebut bukan hanya pengakuan estetika, tetapi validasi dari dampak sosial, ekologis, dan tata kelola ruang publik yang baik. “Kami percaya bahwa ruang hijau bukan hanya pelengkap, tapi fondasi kota yang sehat,” ujar Anton.
Kini, Tebet Eco Park menjadi referensi akademik dan praktik bagi arsitek lanskap dari berbagai negara. Banyak delegasi kota dari Asia Tenggara datang langsung untuk melihat praktik terbaik pengelolaan taman urban tersebut.
Keberhasilan Tebet Eco Park meraih berbagai penghargaan internasional menunjukkan bahwa pengelolaan ruang publik berbasis lingkungan dan komunitas bisa diterapkan secara nyata di Jakarta. Proyek ini menjadi bukti bahwa dengan kolaborasi lintas sektor, sebuah ruang terbuka dapat berkembang menjadi kekuatan sosial dan ekologis yang signifikan.
Lebih dari sekadar penghargaan, taman ini mengubah paradigma masyarakat tentang fungsi ruang hijau. Dari tempat yang semula terabaikan, kini menjadi episentrum aktivitas sosial, edukasi, hingga mitigasi iklim yang terintegrasi. Perancangnya pun berhasil menghadirkan solusi arsitektur yang sesuai konteks tropis dan kebutuhan perkotaan.
Dengan capaian tersebut, Tebet Eco Park tak hanya mengharumkan nama Jakarta di kancah global, tetapi juga memperkuat pentingnya investasi pada ruang publik berkualitas di kota-kota Indonesia lainnya. Ke depan, taman ini diharapkan menjadi inspirasi dalam membangun kota yang lebih hijau, sehat, dan berdaya. (*)