Jakarta, EKOIN.CO – Pemerintah terus mempercepat penyelesaian pembangunan Jalan Tol Harbour Road II Ancol Timur–Pluit sebagai solusi kemacetan di utara Jakarta. Proyek ini menjadi perhatian utama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam mengurai beban lalu lintas di Tol Harbour I yang padat hampir sepanjang hari.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Wilan Oktavian menyebut, tol ini akan terintegrasi langsung dengan Tol Akses Tanjung Priok. Menurutnya, pembangunan jalur elevated ini ditujukan untuk memperlancar arus logistik dari pelabuhan hingga ke bandara.
“Ruas Tol Harbour II Ancol Timur–Pluit diharapkan mampu menarik traffic dari Pelabuhan Tanjung Priok yang cukup besar serta meningkatkan konektivitas dengan Bandara Soekarno–Hatta,” ujar Wilan dalam kunjungan Komisi V DPR RI, Kamis (26/06/2025).
Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus, menambahkan bahwa proyek ini fokus pada sisi selatan, dimulai dari on ramp Jalan Martadinata menuju Pluit. Ia menekankan peran vital tol sebagai penghubung angkutan logistik.
“Konstruksi ini akan fokus di sisi selatan… sehingga hal ini menjadi akses logistik dari Pelabuhan Tanjung Priok menuju Bandara Soekarno–Hatta maupun ke arah Banten serta arah timur Jakarta,” jelasnya di lokasi proyek.
Proyek Strategis Hadapi Tantangan Lahan
Saat ini pembangunan tol tersebut telah mencapai 25%. Salah satu tantangan utama adalah lokasi yang berdekatan dengan rel kereta api dan jalan padat di kawasan Martadinata. Selain teknis, masalah lahan juga belum sepenuhnya terselesaikan.
Dari kebutuhan lahan seluas 39 hektare, baru sekitar 20 hektare atau 53% yang telah dibebaskan. Sisanya masih dalam proses pengadaan tanah dan verifikasi legalitas sertifikat.
“Permasalahan seperti sertifikat ganda akibat program PTSL menjadi Pekerjaan Rumah (PR) kita bersama… agar lebih berhati-hati,” ujar Lasarus mengenai kendala pengadaan tanah.
Kementerian ATR/BPN dan Pemprov DKI Jakarta diharapkan turut aktif dalam penyelesaian lahan. Koordinasi antarinstansi sangat dibutuhkan agar proses konstruksi tak terkendala lebih jauh.
Target Rampung Awal 2026
Proyek Tol Harbour II ditargetkan rampung awal tahun 2026, setidaknya untuk sisi selatan. Namun, target ini bergantung pada percepatan pembebasan lahan yang masih berjalan.
“Kami berharap semua pihak berkoordinasi… dan semoga tetap zero accident,” ujar Wilan sambil mengingatkan pentingnya keselamatan kerja.
Kunjungan Komisi V DPR RI turut dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi dari berbagai instansi dan BUMN, termasuk Dirut Jasa Marga, Dirjen Perhubungan Darat, serta perwakilan dari KNKT dan CMNP.
Menurut Direktur Operasional CMNP, Djoko Sapto, keterlibatan lintas sektor akan memperkuat sinergi penyelesaian proyek. Ia menilai tol ini akan sangat membantu distribusi logistik di Jakarta dan sekitarnya.
Pembangunan Jalan Tol Harbour Road II menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi kemacetan dan mendukung kelancaran distribusi barang dari Pelabuhan Tanjung Priok menuju Bandara Soekarno–Hatta serta kawasan industri Banten dan timur Jakarta. Keberadaan jalur elevated ini juga diharapkan memperlancar mobilitas tanpa mengganggu arus lalu lintas permukaan yang padat.
Namun, proyek ini menghadapi tantangan serius terkait pembebasan lahan, terutama karena tumpang tindih sertifikat akibat program PTSL. Keterlibatan aktif dari Kementerian ATR/BPN dan Pemprov DKI Jakarta menjadi kunci dalam menyelesaikan proses tersebut. Kesiapan lahan menjadi syarat utama agar target awal 2026 dapat dicapai.
Komitmen dari seluruh pihak, mulai dari Kementerian PU, DPR RI, hingga operator jalan tol menjadi fondasi penting keberhasilan proyek. Diharapkan konstruksi berjalan sesuai standar dan tetap menjunjung tinggi keselamatan kerja.(*)