CIKARANG, EKOIN.CO- Pemerintah Indonesia terus memperkuat fondasi transformasi industri nasional dalam rangka mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, melalui hilirisasi, digitalisasi ekonomi, dan transisi energi.
Langkah strategis ini dinilai mampu mempercepat laju pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8 persen pada tahun 2029, sebagaimana ditargetkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Salah satu bentuk konkret dari upaya tersebut adalah peresmian 37 proyek ketenagalistrikan dengan total kapasitas lebih dari 3.200 megawatt di berbagai wilayah Indonesia.
“Ini bukan sekadar pembangunan infrastruktur, melainkan penguatan daya saing industri nasional dengan basis energi bersih,” kata Setia Diarta, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), di Jakarta, Jumat (27/6).
Setia menyampaikan, transformasi energi menjadi pilar penting dalam mendukung pencapaian target ekonomi nasional secara berkelanjutan.
Dorongan Ekonomi Digital dan Industri Hijau
Selain sektor energi, pemerintah juga mempercepat pengembangan ekonomi digital dengan proyeksi nilai USD120 miliar pada 2025 dan USD400 miliar pada 2030.
“Ini mencerminkan komitmen untuk membangun pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Setia dalam keterangannya.
Ia menambahkan, sektor manufaktur dan teknologi akan memperoleh banyak peluang dari pertumbuhan ekonomi digital yang masif ini.
Upaya tersebut turut melibatkan pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), seperti energi surya, panas bumi, angin, air, dan bioenergi.
“Pengembangan industri pendukung EBT sangat kami dorong, termasuk produksi sel surya, baterai, turbin angin, dan lainnya,” jelas Setia.
Pabrik Baru Schneider Electric Resmi Diresmikan
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyambut baik peresmian pabrik ketiga PT Schneider Electric Indonesia yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat.
Pabrik ini dinilai sebagai bagian penting dalam memperkuat sektor industri peralatan listrik dan penguatan basis industri nasional.
“Ini simbol tekad bersama untuk menjadikan Indonesia pemain utama industri manufaktur global,” ungkap Setia.
Ia menyebutkan bahwa pembangunan pabrik ini sekaligus menunjukkan bahwa anak bangsa mampu menembus industri teknologi tinggi.
Peresmian tersebut juga dihadiri Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kemenperin, Solehan, yang menekankan pentingnya penggunaan produk lokal.
Sinergi Industri dan Pemerintah Diperkuat
Menurut Solehan, Kemenperin berharap langkah ini mendorong lebih banyak investasi berkualitas dan kolaborasi lintas sektor industri.
Kemenperin optimistis pembangunan pabrik ini akan menciptakan ekonomi hijau dan mempercepat transisi energi di sektor industri.
Sinergi tersebut juga mendukung visi Indonesia yang mandiri, tangguh, dan berdaya saing dalam kancah global.
Ekspansi smart factory Schneider Electric juga menunjukkan dukungan terhadap ketahanan industri nasional dalam jangka panjang.
Hal itu disampaikan oleh President Director Schneider Electric Indonesia & Timor-Leste, Martin Setiawan, dalam pidatonya.
Teknologi Canggih untuk Efisiensi dan Lingkungan
Martin menjelaskan, pabrik di Cikarang menerapkan teknologi EcoStruxure™, sistem panel surya atap, dan automasi berbasis AI.
Teknologi tersebut juga mencakup sistem Digital Factory Acceptance Testing (FAT) untuk efisiensi operasional.
“Inisiatif ini bagian dari misi bersama membangun ekosistem industri tangguh berbasis energi bersih dan digitalisasi,” jelas Martin.
Menurutnya, kehadiran Schneider Electric bukan semata investasi, tapi bentuk partisipasi aktif dalam pembangunan berkelanjutan Indonesia.
Martin juga menyampaikan bahwa langkah ini merefleksikan semangat kolaborasi antara Indonesia dan Prancis.
Komitmen Prancis dalam Penguatan Ekonomi Indonesia
Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, Fabien Penone, turut memberikan sambutan pada peresmian pabrik tersebut.
Ia menekankan pentingnya kerja sama bilateral antara Indonesia dan Prancis dalam sektor industri dan teknologi.
“Schneider Electric menunjukkan komitmen jangka panjangnya dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia,” ungkap Penone.
Kerja sama tersebut merupakan tindak lanjut dari kesepakatan Presiden Emmanuel Macron dan Presiden Prabowo Subianto pada 28 Mei 2025.(Gambar diambil dari Berita Moneter)
Menurutnya, banyak perusahaan Prancis yang turut mendukung pengembangan industri nasional Indonesia.(*)
Berlangganan gratis WANEWS EKOIN lewat saluran WhatsUp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v