Surabaya, EKOIN.CO – Pemerintah Indonesia resmi memulai pembangunan dua unit kapal selam canggih Scorpène Evolved di galangan PT PAL, Surabaya, Jawa Timur, setelah kontrak ditandatangani pada 28 Maret 2024 .
Kelanjutan proyek ini ditandai dengan pencetakan first steel pada kapal selam pada Juni 2025
Proyek ini berada dalam kerangka transfer teknologi antara Naval Group (Prancis) dan PT PAL, dengan target komponen lokal mencapai 50%
Kapal selam diesel‑listrik ini menggunakan teknologi baterai lithium‑ion dan AIP hybrid, menawarkan kemampuan siluman tinggi
Scorpène Evolved diperkirakan berukuran 72 m, bobot permukaan 1.600–2.000 ton, dan memiliki enam tabung torpedo serta muatan total senjata hingga 18 buah
Kapal selam ini mampu menyelam hingga kedalaman lebih dari 300 m, kecepatan terendam melebihi 20 knot, serta otonomi misi hingga 80 hari, dengan 12 hari di bawah permukaan
Sistem manajemen tempur SUBTICS diterapkan, serta otomasi tinggi sehingga hanya memerlukan 31 awak
Teknologi baterai lithium‑ion memberikan pengisian lebih cepat dan jangkauan operasi lebih luas .
Ketersediaan operasional kapal selam ini melebihi 240 hari per tahun
Fungsi utama kapal selam ini mencakup peperangan anti‑permukaan, anti‑kapal selam, operasi khusus, dan intelijen bawah laut
Kendala Produksi
KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali menyebut pembangunan kapal selam akan memakan waktu 5–7 tahun sejak kontrak efektif, sehingga pasukan pengawak belum disiapkan saat ini
Pembayaran uang muka menjadi pemicu efektivitas kontrak sebelum produksi dapat dimulai
Harapan pembangunan kapal pertama akan digarap sepenuhnya oleh PT PAL dan Naval Group dari awal
Persiapan sumber daya manusia dan tenaga industri dalam negeri menjadi fokus utama untuk mendukung pembangunan .
Sistem transfer teknologi antara Naval Group dan PT PAL diharapkan membentuk fondasi kemandirian teknologi kapal selam
Pada 1 September 2023, Kemhan RI menandatangani kontrak dengan PT BTI Indo Tekno dan SMP Ltd (Inggris) untuk pengadaan SRV‑F Mk.3
Kontrak ini bernilai 100 juta dolar AS dan meliputi SRV‑F Mk.3, mothership, ruangan dekompresi, ROV, dan peralatan transportasi udara
Penandatanganan tripartit dilakukan di London (12 September 2023) atas kapal HMS Iron Duke saat expo DSEI
SRV‑F Mk.3 dirancang dengan konsep “One Out, All Out,” mampu menyelamatkan hingga 50 awak kapal selam dalam satu operasi tunggal
Desain hybrid memungkinkan sistem dipindahkan melalui udara, laut, dan darat, sehingga respons evakuasi lebih cepat
SMP Ltd dan Houlder Ltd mendesain SRV‑F Mk.3 dan mothership secara terpadu untuk memenuhi kebutuhan TNI AL
SRV‑F Mk.3 menjadi salah satu sistem penyelamatan kapal selam tercanggih di kawasan
Mothership dilengkapi Transfer Under Pressure (TUP) dan decompression chamber untuk penanganan medis langsung
Kemampuan hybrid tersebut meningkatkan fleksibilitas pengiriman dan tempat pelaksanaan evakuasi .
Menhan Prabowo Subianto menyatakan pengadaan SRV‑F Mk.3 sebagai bentuk modernisasi dan jaminan keselamatan awak kapal selam
Modernisasi armada kapal selam lewat teknologi Scorpène Evolved dan SRV‑F Mk.3 mencerminkan langkah konkret Indonesia dalam memperkuat pertahanan laut secara mandiri.
Kesiapan sumber daya manusia dan tenaga industri dalam negeri harus ditingkatkan untuk menyokong keberhasilan teknologi ini.
Pengawasan ketat dan evaluasi berkala sangat penting agar pembangunan kapal selam berlangsung sesuai jadwal tanpa kendala anggaran maupun teknis.
Sistem penyelamatan SRV‑F Mk.3 sebaiknya juga didukung latihan rutin dan integrasi protokol darurat di lingkungan TNI AL.
Evaluasi aspek hulu (komponen lokal) dan hilir (operasional dan after service) perlu diperkuat agar kemandirian teknologi benar‑benar tercapai di masa mendatang. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v