Tanah Bumbu EKOIN.CO – Harta kekayaan Liana Saputri dan Jhony Saputra, dua anak dari pengusaha ternama asal Kalimantan Selatan, Haji Isam atau Andi Syamsuddin Arsyad, meningkat drastis dalam satu hari perdagangan di Bursa Efek Indonesia. Kenaikan ini dipicu oleh lonjakan harga saham PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN), perusahaan kelapa sawit yang dikendalikan oleh keduanya.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Pada Senin, 21 Juli 2025, saham PGUN melonjak 19,30% menjadi Rp 680 per saham, dengan kapitalisasi pasar yang ikut naik menjadi Rp 3,90 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan nilai pasar sebesar Rp 632 miliar dibandingkan hari sebelumnya, yang tercatat Rp 3,27 triliun.
Selama perdagangan intraday, saham PGUN sempat menyentuh batas auto rejection atas (ARA) di level Rp 710 per saham. Namun, menjelang penutupan pasar, penguatan saham mengalami koreksi dan menetap di harga Rp 680 per saham. Nilai transaksi saham PGUN hari itu mencapai Rp 915 juta.
Dampak dari kenaikan saham PGUN langsung terasa pada kekayaan anak Haji Isam. Total harta kekayaan yang terikat dalam saham PGUN melonjak sebesar Rp 484,68 miliar dalam satu hari, menjadikan total kepemilikan mereka mencapai Rp 2,99 triliun.
Kenaikan Tajam Saham PGUN Dorong Nilai Kekayaan
PT Pradiksi Gunatama Tbk merupakan emiten yang bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit. Perusahaan ini memiliki dua pengendali utama, yakni PT Citra Agro Raya (CAR) dan PT Araya Agro Lestari (AAL), yang keduanya dimiliki oleh Liana Saputri dan Jhony Saputra.
Kepemilikan mereka di PGUN saat ini mencapai 76,69% secara gabungan, atau masing-masing sekitar 38%. Sebelumnya, keduanya memiliki 84,32% saham PGUN, tetapi pada 20 Maret 2023, mereka melepas 4,4 miliar saham ke PT Baramega Citra Mulia Persada senilai Rp 352 miliar.
Meski saham PGUN pernah mencapai harga tertinggi Rp 1.350 per saham dengan kapitalisasi pasar Rp 7,74 triliun pada Januari 2023, saat ini nilainya telah turun hampir 50%. Dari posisi puncak tersebut, harta kekayaan gabungan Liana dan Jhony anjlok dari Rp 6,53 triliun menjadi Rp 2,99 triliun.
Sumber dari Bursa Efek Indonesia menunjukkan bahwa meski telah turun tajam dalam dua tahun terakhir, harga saham PGUN masih mencatatkan kenaikan sebesar 491% dibanding harga saat penawaran umum perdana (IPO) lima tahun lalu.
Kiprah Liana dan Jhony dalam Kendali Bisnis
Liana Saputri, yang saat IPO PGUN pada tahun 2020 masih berusia 22 tahun, saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama di perusahaan tersebut. Ia diketahui menyelesaikan pendidikan dalam bidang Business Management and Leadership di Santa Monica College, Los Angeles, pada 2018.
Adiknya, Jhony Saputra, juga aktif dalam manajemen perusahaan. Saat IPO PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) pada tahun lalu, Jhony yang kala itu berusia 19 tahun telah menjabat posisi strategis di beberapa perusahaan dalam Grup Jhonlin milik ayahnya.
Keduanya menjadi pemegang saham terbesar secara langsung dalam PGUN saat perusahaan melakukan IPO. Kepemilikan keduanya hampir seimbang, dengan Liana tercatat sebagai pengendali utama.
Kehadiran Liana dan Jhony dalam struktur perusahaan merupakan bagian dari proses regenerasi dalam gurita bisnis Haji Isam, yang selama ini dikenal memiliki kekuasaan besar di sektor pertambangan, pelayaran, dan agribisnis.
Walaupun harta mereka mengalami lonjakan dalam waktu singkat, penurunan tajam dari nilai puncak sebelumnya menandakan volatilitas tinggi yang masih mengintai saham perusahaan ini. Turunnya harga saham terjadi seiring performa keuangan perusahaan yang belum memuaskan serta aksi divestasi yang mereka lakukan.
Pada periode awal tahun 2023, kapitalisasi PGUN mencapai titik tertinggi di angka Rp 7,74 triliun. Namun, performa perusahaan yang stagnan serta aksi penjualan saham membuat valuasi pasar PGUN saat ini terpangkas hingga mendekati separuhnya.
Kondisi ini mengindikasikan bahwa meskipun PGUN memiliki potensi keuntungan besar dalam jangka pendek, risiko penurunan nilai tetap menjadi tantangan. Stabilitas perusahaan dan konsistensi kinerja operasional menjadi kunci keberlanjutan nilai saham.
Menurut data perdagangan, saham PGUN pada hari ini ditutup di harga Rp 680 per saham. Lonjakan harga saham tersebut memberikan keuntungan besar dalam sekejap, namun belum mampu mengembalikan nilai kekayaan seperti saat puncaknya dua tahun lalu.
Berdasarkan riwayat perdagangan, peningkatan harga saham PGUN secara historis telah menunjukkan tren fluktuatif. Sejak IPO, saham ini telah mengalami lonjakan tajam namun juga koreksi besar, sejalan dengan perubahan fundamental perusahaan.
Para investor dan pelaku pasar terus mengamati pergerakan PGUN, mengingat kepemilikan mayoritas masih berada pada tangan keluarga Haji Isam. Perubahan strategi bisnis atau aksi korporasi ke depan bisa berdampak langsung pada nilai pasar saham ini.
Dampak langsung dari kenaikan nilai saham hari ini menunjukkan betapa besar pengaruh pasar modal terhadap kekayaan individu, terutama bagi para pemilik mayoritas yang terlibat langsung dalam pengelolaan perusahaan.
Di sisi lain, penurunan tajam nilai kekayaan dalam waktu kurang dari tiga tahun juga menjadi pengingat bagi para investor mengenai pentingnya diversifikasi aset dan manajemen risiko investasi jangka panjang.
Meskipun nilai saham mengalami kenaikan tajam hari ini, stabilitas nilai jangka panjang sangat dipengaruhi oleh kinerja riil perusahaan, termasuk produktivitas kebun sawit, efisiensi logistik, serta manajemen tata kelola perusahaan yang baik.
Kinerja saham PGUN ke depan masih akan sangat bergantung pada strategi bisnis jangka panjang serta dinamika pasar komoditas kelapa sawit global yang terus mengalami perubahan. Kejelasan arah bisnis menjadi penting untuk menjaga kepercayaan investor.
lonjakan nilai kekayaan Liana dan Jhony menunjukkan kekuatan pasar modal dalam meningkatkan aset dalam waktu singkat. Namun demikian, tren jangka panjang menunjukkan penurunan signifikan yang tak bisa diabaikan. Nilai saham yang bergejolak menjadi cerminan kondisi internal perusahaan dan sentimen investor.
Menyikapi hal ini, penting bagi para pemilik dan manajemen PGUN untuk meningkatkan kinerja operasional dan memastikan efisiensi di seluruh lini. Selain itu, transparansi terhadap aksi korporasi dan strategi ekspansi juga diperlukan untuk menjaga stabilitas harga saham di masa depan.
Kehadiran Liana dan Jhony di posisi puncak perusahaan bisa menjadi momentum regenerasi bisnis keluarga, asalkan disertai dengan kapasitas manajerial yang mumpuni dan dukungan profesional yang kuat. Pendidikan dan pengalaman internasional mereka menjadi bekal penting dalam memimpin perusahaan ke arah pertumbuhan yang berkelanjutan.
Bagi investor ritel, perkembangan saham PGUN dapat dijadikan pembelajaran tentang risiko dan peluang investasi pada saham dengan pengendali mayoritas keluarga. Ketika harga melonjak, potensi cuan besar terbuka, namun saat turun, potensi kerugian pun bisa signifikan.
Peristiwa ini menyoroti pentingnya tata kelola perusahaan yang baik dan strategi bisnis yang berkelanjutan untuk mempertahankan nilai saham di tengah fluktuasi pasar yang tidak pasti. (*)