Mojokerto EKOIN.CO – Harga bahan pokok di Kabupaten Mojokerto mengalami peningkatan signifikan usai berakhirnya masa panen raya. Beberapa komoditas utama seperti beras dan bawang merah tercatat mengalami kenaikan harga yang cukup mencolok, berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) setempat.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Plt Kepala Disperindag Kabupaten Mojokerto, Iwan Abdillah, menyampaikan bahwa kenaikan harga beras jenis medium dan premium tidak terlepas dari menurunnya volume panen petani di wilayah tersebut. Sementara itu, permintaan dari masyarakat masih tinggi, menyebabkan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan pasar.
Menurut Iwan, harga beras jenis IR64 medium saat ini berada di angka Rp13.039 per kilogram. Kenaikan sebesar 0,64 persen tersebut bahkan lebih tinggi di beberapa pasar yang telah menembus Rp14 ribu per kilogram. Padahal, Harga Eceran Tertinggi (HET) masih ditetapkan sebesar Rp12.500 per kilogram.
Di sisi lain, harga beras premium juga menunjukkan kenaikan dengan kisaran antara Rp13.500 hingga Rp16.000 per kilogram. Lonjakan ini turut dipicu oleh naiknya harga gabah di tingkat petani yang berdampak langsung pada biaya distribusi dan pengolahan.
Kenaikan Harga Bawang Merah dan Komoditas Lain
Selain beras, komoditas lain yang mengalami kenaikan cukup mencolok adalah bawang merah. Harga per kilogramnya kini mencapai Rp39.625, mengalami kenaikan 1,84 persen dibanding pekan sebelumnya. Faktor cuaca serta gangguan distribusi disebut sebagai penyebab utama kenaikan ini.
Curah hujan yang tinggi dalam beberapa minggu terakhir berdampak pada kelancaran distribusi pasokan dari sentra-sentra produksi. Hal ini menyebabkan berkurangnya stok di pasar-pasar tradisional di Mojokerto, sementara kebutuhan konsumen tetap tinggi.
Tidak hanya bawang merah, beberapa komoditas lainnya juga turut merangkak naik, seperti bawang putih, jeruk lokal, ikan kembung, telur ayam, hingga daging sapi. Meski kenaikan pada sebagian bahan tersebut tidak terlalu besar, tren umumnya menunjukkan peningkatan harga pasca panen raya.
Plt Kepala Disperindag menegaskan bahwa pihaknya terus memantau pergerakan harga melalui sistem pemantauan harga digital yang terintegrasi dalam aplikasi Sinergi Smart. Pemantauan ini dilakukan di 20 pasar tradisional yang tersebar di Kabupaten Mojokerto.
Menurutnya, data harga yang dihimpun setiap minggu menjadi acuan penting dalam menentukan strategi pengendalian harga. Pemerintah juga rutin melakukan evaluasi dan berkoordinasi dengan pelaku pasar untuk menjaga kestabilan harga.
Sejumlah Komoditas Alami Penurunan Harga
Meski sejumlah bahan pokok mengalami kenaikan, terdapat pula beberapa komoditas yang justru mengalami penurunan harga. Salah satunya adalah cabai rawit yang turun drastis sebesar 12,21 persen dalam sepekan terakhir.
Selain itu, beras IR64 jenis premium juga menunjukkan penurunan harga sebesar 1,64 persen. Sementara minyak goreng botolan merek Bimoli dan minyak curah mengalami penurunan harga tipis di beberapa pasar.
Penurunan ini disebut berkaitan dengan perbaikan pada distribusi pasokan dan stabilisasi stok yang dilakukan secara intensif oleh pemerintah daerah. Langkah ini diharapkan dapat menjadi penyeimbang terhadap tren kenaikan harga bahan pokok lainnya.
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Mojokerto, yang turut berperan dalam pengawasan harga, menjelaskan bahwa data ini merupakan hasil kerja sama antara Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), Disperindag, dan Dinas Pariwisata Kabupaten Mojokerto.
“Monitoring terus kami lakukan. Kami juga intens berkoordinasi dengan para pedagang, koperasi, hingga Bulog untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga di lapangan,” ujarnya dalam keterangan pada Rabu (24/7/2025).
Pemerintah Kabupaten Mojokerto saat ini terus mengupayakan berbagai solusi untuk menekan laju kenaikan harga bahan pokok. Salah satu strategi yang dilakukan adalah mendorong penambahan pasokan dari Bulog serta mempercepat jalur distribusi dari daerah penghasil.
Langkah lainnya yaitu memperkuat koordinasi dengan koperasi dan distributor untuk menjaga kesinambungan pasokan di pasar. Pemerintah juga mulai mengaktifkan pasar murah sebagai upaya membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok dengan harga yang lebih terjangkau.
Selain itu, edukasi kepada masyarakat juga dilakukan melalui berbagai saluran informasi, agar konsumen dapat memahami faktor-faktor penyebab fluktuasi harga dan tidak melakukan pembelian berlebihan.
Upaya kolaboratif lintas sektor ini dinilai sangat penting agar tekanan terhadap daya beli masyarakat tidak semakin berat. Pemerintah juga mengimbau warga untuk melaporkan bila menemukan praktik penimbunan atau permainan harga di pasar.
Dengan kondisi saat ini, masyarakat diminta lebih bijak dalam mengelola pengeluaran rumah tangga, terutama dalam menyikapi fluktuasi harga pangan. Konsumen juga diharapkan mendukung upaya stabilisasi harga yang sedang dijalankan oleh pemerintah daerah.
harga sejumlah bahan pokok seperti beras dan bawang merah di Kabupaten Mojokerto menunjukkan kenaikan usai panen raya berakhir. Kenaikan tersebut didorong oleh minimnya pasokan dan tingginya permintaan di pasar. Selain dua komoditas utama itu, beberapa bahan pokok lain juga menunjukkan tren serupa, meski tidak se signifikan. Namun, terdapat juga penurunan pada sejumlah komoditas yang memberi harapan bagi kestabilan harga ke depan.
Dari sisi pemerintah, langkah pemantauan harga secara digital dan kolaborasi lintas dinas terus dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan lebih lanjut. Dukungan dari pedagang, Bulog, serta koperasi lokal menjadi faktor penting dalam upaya stabilisasi. Selain itu, jalur distribusi akan diperbaiki untuk mencegah terhambatnya pasokan dari daerah penghasil. Pemerintah juga mendorong masyarakat untuk berbelanja secara wajar sesuai kebutuhan agar tidak menambah tekanan pada pasar.
Sebagai , pemerintah daerah dapat mempertimbangkan penyelenggaraan pasar murah secara lebih luas di titik-titik strategis. Hal ini akan membantu masyarakat mendapatkan harga bahan pokok yang lebih terjangkau selama masa transisi pasca panen. Dukungan dari sektor swasta dalam pengadaan stok bahan pokok juga perlu ditingkatkan. Selain itu, edukasi rutin mengenai pengelolaan keuangan keluarga dalam menghadapi fluktuasi harga patut diperluas. Dengan pendekatan ini, diharapkan ketahanan ekonomi masyarakat bisa tetap terjaga di tengah dinamika pasar pangan yang terjadi saat ini. (*)