Jakarta, EKOIN.CO – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Sugiono, menerima kunjungan kehormatan dari Duta Besar Belarus untuk Indonesia, Raman Ramanouski, di Gedung Kementerian Luar Negeri pada Kamis, 5 Juni 2025. Pertemuan berlangsung dalam suasana formal dan hangat.
Kedua pejabat tinggi tersebut membahas sejumlah upaya bersama untuk meningkatkan hubungan bilateral, khususnya di sektor perdagangan, investasi, dan pertanian. Fokus pembicaraan mencerminkan keinginan kedua negara untuk memperluas kolaborasi strategis.
Di bidang perdagangan, kedua negara mencatat pertumbuhan signifikan pada tahun 2024. Nilai perdagangan meningkat sebesar 44,1 persen dibanding tahun sebelumnya, mencapai angka USD 128,4 juta. Angka ini menunjukkan perkembangan kerja sama yang menjanjikan.
Dari total tersebut, ekspor Indonesia ke Belarus tercatat mencapai USD 43,6 juta. Peningkatan ini mewakili lonjakan sebesar 225 persen, menjadi indikasi kuat daya saing produk Indonesia di pasar Eurasia yang sedang berkembang.
Indonesia menyatakan harapannya untuk terus meningkatkan ekspor ke Belarus. Arus perdagangan yang positif dengan negara anggota Eurasian Economic Union (EAEU) dinilai dapat membuka peluang ekspansi ekonomi ke kawasan Eurasia.
Dorong Akses Pasar dan Kerja Sama Perdagangan
Menlu Sugiono dalam pertemuan tersebut juga mengundang Dubes Belarus untuk bekerja sama memperluas akses pasar dan kontak bisnis antar kedua negara. Ia juga menekankan pentingnya penyelesaian perjanjian perdagangan bebas Indonesia – EAEU.
“Sejalan dengan potensi tersebut, Menlu mengundang Dubes Belarusia untuk bekerja sama memperluas akses pasar dan kontak bisnis antar kedua negara serta mendorong penyelesaian Indonesia – Eurasian Economic Union Free Trade Agreement,” sebagaimana tercantum dalam siaran resmi.
Pertemuan juga membahas kerja sama yang lebih luas dalam sektor pertanian, dengan penekanan pada ketersediaan pupuk sebagai bagian dari strategi ketahanan pangan nasional. Hal ini menjadi perhatian utama dalam kebijakan luar negeri Indonesia saat ini.
Menlu Sugiono menyatakan bahwa kerja sama terkait potas diharapkan dapat ditingkatkan. Ia menyebut potas sebagai bagian dari upaya mendukung prioritas pemerintah dalam menciptakan ketahanan pangan di dalam negeri.
“Menlu Sugiono juga mengharapkan agar kerja sama terkait potas dapat ditingkatkan terutama untuk mendukung prioritas pemerintah dalam menciptakan ketahanan pangan di Indonesia,” demikian isi pernyataan resmi Kemlu RI yang dikutip.
Belarus Pemasok Potas Strategis
Belarus merupakan salah satu eksportir potas terbesar di dunia. Komoditas ini penting bagi Indonesia, mengingat potas merupakan bahan utama dalam produksi pupuk untuk sektor pertanian nasional.
Langkah strategis ini menjadi bagian dari arah diplomasi ekonomi Indonesia. Dalam pertemuan tersebut, Menlu Sugiono menekankan pentingnya penguatan kerja sama sektor pupuk, khususnya potas sebagai komoditas unggulan dari Belarus.
Momentum pembahasan kerja sama ini diperkuat oleh tren positif perdagangan bilateral. Dengan kenaikan signifikan pada ekspor Indonesia, peluang kerja sama baru dinilai semakin terbuka luas, khususnya di sektor pertanian dan logistik.
Menlu Sugiono juga menyebut bahwa Belarus memiliki posisi penting dalam rantai pasok pupuk dunia. Hal ini menjadikan kerja sama dalam bidang ini sangat relevan untuk mendukung kebutuhan dalam negeri.
Pertemuan ini menunjukkan keseriusan Indonesia dalam memperluas hubungan diplomatik menjadi lebih aplikatif melalui kerja sama konkret di sektor-sektor strategis.
Kerja sama bilateral yang dibahas dalam pertemuan ini menunjukkan arah baru hubungan Indonesia-Belarus, dari sekadar hubungan diplomatik menjadi kemitraan ekonomi yang saling menguntungkan. Langkah Menlu Sugiono memperkuat jejaring dagang dan pasok pupuk mencerminkan diplomasi ekonomi yang berpihak pada kebutuhan domestik.
Khusus di sektor pertanian, upaya untuk menjalin kerja sama rantai pasok pupuk sangat penting, terlebih di tengah fluktuasi global. Indonesia perlu memastikan pasokan pupuk tetap stabil, dan Belarus adalah mitra yang memiliki kapasitas serta rekam jejak dalam sektor ini.
Penyelesaian perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan EAEU akan menjadi titik penting dalam membuka akses lebih luas ke pasar Eurasia. Ke depan, kesinambungan dialog seperti ini perlu dijaga untuk memastikan implementasi kerja sama berjalan optimal dan berkelanjutan.(*)