Jakarta, EKOIN.CO- Indonesia menempati posisi teratas sebagai negara penghasil nikel terbesar di dunia pada tahun 2024, dengan produksi mencapai 1,8 juta ton. Angka ini mencerminkan sekitar 50% dari total produksi nikel global, yang diperkirakan mencapai 3,6 juta ton pada tahun yang sama. Data ini dikutip dari laporan U.S. Geological Survey (USGS) yang dirilis pada Agustus 2024.(fortuneidn.com, indonesiabaik.id)
Dominasi Indonesia dalam Produksi Nikel Global
Indonesia tidak hanya unggul dalam produksi, tetapi juga memiliki cadangan nikel terbesar di dunia. Cadangan nikel Indonesia diperkirakan mencapai 21 juta ton, tersebar di berbagai wilayah seperti Sulawesi, Maluku, dan Papua. Keberhasilan ini didukung oleh kebijakan hilirisasi pemerintah yang mendorong pembangunan smelter dan pengolahan nikel di dalam negeri.(tirto.id, kutarajapost.com)
Filipina dan Kaledonia Baru Menyusul di Posisi Kedua dan Ketiga
Filipina menempati posisi kedua dengan produksi nikel sebesar 400.000 ton pada tahun 2023. Negara ini memiliki cadangan nikel sekitar 4,8 juta ton, dengan tambang utama di pulau-pulau seperti Palawan dan Mindanao. Sementara itu, Kaledonia Baru, wilayah otonomi Prancis, berada di posisi ketiga dengan produksi 230.000 ton dan cadangan sekitar 7,1 juta ton.(ekonomi.bisnis.com)
Rusia dan Kanada di Posisi Keempat dan Kelima
Rusia mengalami penurunan produksi dari 222.000 ton pada 2022 menjadi 200.000 ton pada 2023, menempatkannya di posisi keempat. Cadangan nikel Rusia diperkirakan mencapai 8,3 juta ton. Kanada berada di posisi kelima dengan produksi 180.000 ton pada 2023, meningkat dari 143.000 ton pada 2022. Cadangan nikel Kanada diperkirakan mencapai 2,2 juta ton.(ekonomi.bisnis.com)
Australia, China, dan Brasil dalam Daftar Sepuluh Besar
Australia mencatatkan produksi nikel sebesar 160.000 ton pada 2023, dengan cadangan mencapai 14 juta ton, menjadikannya pemilik cadangan nikel terbesar kedua setelah Indonesia. China, meskipun produksinya menurun menjadi 110.000 ton pada 2023, tetap menjadi pemain kunci dalam industri nikel global, terutama dalam produksi nickel pig iron (NPI). Brasil, dengan produksi 89.000 ton, memiliki cadangan nikel sekitar 16 juta ton, menempatkannya sebagai pemilik cadangan terbesar ketiga di dunia.(tirto.id, ekonomi.bisnis.com)
Kuba dan Negara Lain Melengkapi Daftar
Kuba mencatatkan produksi nikel sebesar 45.200 ton pada 2023, dengan cadangan sekitar 5,5 juta ton. Negara-negara lain secara kolektif menyumbang produksi sebesar 380.000 ton, dengan total cadangan mencapai 9,1 juta ton.(ekonomi.bisnis.com)
Permintaan Nikel Meningkat Seiring Transisi Energi
Permintaan global terhadap nikel diperkirakan akan meningkat hampir 30 kali lipat pada 2040, seiring dengan berkembangnya industri baterai dan kendaraan listrik. Nikel merupakan komponen penting dalam produksi baterai kendaraan listrik dan sistem penyimpanan energi terbarukan, menjadikannya mineral strategis dalam mendukung transisi energi global.(ekonomi.bisnis.com, indonesiabaik.id)
Investasi dan Kebijakan Mendukung Pertumbuhan Industri Nikel
Pemerintah Indonesia telah menerapkan kebijakan hilirisasi yang mendorong pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel di dalam negeri. Perusahaan-perusahaan seperti PT Vale Indonesia dan PT Antam menjadi kontributor utama dalam industri ini. Selain itu, investasi dari perusahaan asing, termasuk dari China, turut memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen nikel terkemuka.(kutarajapost.com)
Tantangan dan Peluang di Masa Depan
Meskipun Indonesia mendominasi produksi nikel global, tantangan tetap ada, termasuk fluktuasi harga nikel di pasar global dan persaingan dari negara-negara lain. Namun, dengan cadangan yang melimpah dan kebijakan yang mendukung, Indonesia memiliki peluang besar untuk mempertahankan dan memperkuat posisinya di industri nikel global.
Kesimpulan dan Saran
Dominasi Indonesia dalam produksi nikel global menunjukkan potensi besar negara ini dalam industri pertambangan dan energi. Dengan cadangan yang melimpah dan kebijakan yang mendukung, Indonesia memiliki peluang untuk menjadi pemimpin dalam transisi energi global.
Namun, untuk memaksimalkan potensi ini, diperlukan investasi berkelanjutan dalam teknologi pengolahan dan pemurnian nikel, serta pengembangan sumber daya manusia yang kompeten di bidang ini. Selain itu, penting untuk memastikan bahwa pertumbuhan industri nikel tidak mengorbankan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat lokal.
Pemerintah dan pelaku industri perlu bekerja sama untuk menciptakan regulasi yang mendukung pertumbuhan industri nikel yang berkelanjutan. Hal ini termasuk pengawasan terhadap praktik pertambangan yang bertanggung jawab dan perlindungan terhadap lingkungan.
Masyarakat juga memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan industri nikel yang berkelanjutan, melalui partisipasi aktif dalam pengawasan dan pelaporan praktik pertambangan yang tidak bertanggung jawab. Dengan kerja sama semua pihak, Indonesia dapat memanfaatkan potensi nikel untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan transisi energi global.(ekonomi.bisnis.com) (*)
Berlangganan gratis WANEWS EKOIN lewat saluran WhatsUp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v