Jakarta, EKOIN.CO — Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Wamendes PDT) Ariza Patria menyatakan bahwa transformasi kemajuan desa merupakan elemen penting dalam kesuksesan pembangunan nasional. Hal ini disampaikan dalam acara Symposium on SDGs ASEAN-CHINA United Nations Development Programme (UNDP) yang berlangsung di Denpasar, Bali, pada Senin (19/5/2025).
Menurut Ariza, pembangunan desa memiliki dampak luas terhadap pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ia menegaskan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di kawasan pedesaan, sehingga memperkuat desa berarti memperkuat fondasi negara.
“Indonesia menempatkan pembangunan desa sebagai pilar utama transformasi nasional, sebagaimana tertuang dalam Asta Cita ke-6 Presiden Prabowo Subianto, yaitu membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan,” jelas Wamen Ariza.
Dalam penjelasannya, Ariza juga menyinggung tantangan global yang saling berkelindan, yaitu kemiskinan, bencana alam, dan krisis lingkungan. Ia menilai bahwa kemiskinan membuat masyarakat lebih rentan terhadap bencana, sedangkan bencana yang terus terjadi dapat memperparah kondisi kemiskinan.
Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa perubahan iklim dan krisis lingkungan turut meningkatkan intensitas bencana alam. Kondisi ini, menurutnya, memaksa masyarakat miskin terjebak dalam siklus ketidakberdayaan yang semakin panjang.
“Tema kali ini sangat relevan di tengah tantangan global yang makin kompleks, seperti kemiskinan, krisis lingkungan, bencana kemanusiaan, serta pergeseran energi dari fosil ke energi terbarukan,” papar Wamen Ariza.
Dalam kesempatan tersebut, Ariza turut mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk membangun keadilan pembangunan antara wilayah kota dan desa. Ia menegaskan bahwa pemerataan pembangunan adalah kunci utama untuk menciptakan peluang kerja, menurunkan urbanisasi, serta mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi secara menyeluruh.
“Selain itu, kita menyaksikan ketimpangan pembangunan, yang mendorong arus urbanisasi besar-besaran, dan di saat bersamaan, desa-desa kita justru menghadapi tekanan keterbelakangan dan marginalisasi,” bebernya.
Ia menutup sambutannya dengan menyampaikan keyakinannya akan adanya peluang besar di balik tantangan tersebut. Ariza mendorong kolaborasi lintas sektor dan negara dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
“Namun saya percaya, di balik tantangan besar, selalu tersedia peluang besar pula. Kesempatan untuk berinovasi, berkolaborasi lintas sektor dan lintas negara, dan menghadirkan pendekatan yang lebih adil dan berkelanjutan,” pungkasnya.
Turut hadir dalam acara tersebut antara lain Dirjen Pembangunan Desa dan Perdesaan (PDP) Nugroho Setijo Nagoro, Dirjen Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT) Samsul Widodo, Staf Khusus Menteri Muhammad Fahad At-Tamimi, serta sejumlah pejabat tinggi pratama dari lingkungan Kementerian Desa dan PDT.