Jakarta, EKOIN.CO – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur pada Rabu, 25 Juni 2025. Acara peresmian berlangsung di Bali Beach Convention, Kota Denpasar, Bali.
Peresmian KEK Sanur menjadi pernyataan kesiapan Indonesia untuk hadir sebagai pemain strategis dalam sektor pariwisata kesehatan internasional. Kehadiran kawasan ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan layanan medis bertaraf global.
Presiden menyampaikan apresiasi pada seluruh pihak yang telah menginisiasi dan mewujudkan terbentuknya KEK Kesehatan pertama di Indonesia ini. “Dalam rangka membangun kemandirian suatu bangsa, langkah KEK Kesehatan ini sangat penting. Karena itu saya sangat menghargai dan apresiasi langkah ini,” ujar Presiden Prabowo.
Ia menambahkan bahwa KEK Sanur merupakan terobosan besar yang belum pernah dilakukan sebelumnya. “Ini adalah satu terobosan yang pertama kali di Republik kita, mencanangkan sebuah KEK yang diperuntukkan untuk pelayanan Kesehatan yang bertaraf internasional,” lanjutnya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjelaskan bahwa 2 juta masyarakat Indonesia berobat di luar negeri dan menghabiskan hingga Rp150 triliun per tahun. Sekitar 74% dari pasar ini dikuasai oleh Singapura dan Malaysia sebagai destinasi pariwisata kesehatan.
KEK Sanur dan Fasilitas Unggulan
KEK Sanur hadir sebagai jawaban atas tantangan tersebut. Melalui berbagai fasilitas dan insentif khusus yang diberikan di KEK seperti pelayanan satu pintu melalui administrator KEK, Tax Holiday, pembebasan bea masuk, regulasi khusus di bidang ketenagakerjaan, imigrasi, dan lainnya; serta fasilitas khusus KEK Kesehatan seperti relaksasi prosedur dokter asing bekerja di KEK, relaksasi proses persetujuan penggunaan obat impor, dan relaksasi proses penggunaan teknologi kesehatan impor di fasilitas kesehatan di dalam KEK, membuka kesempatan untuk hadirnya dokter terbaik di dunia, sekaligus teknologi kesehatan advance serta obat-obatan yang telah mendapatkan pengakuan di negara asalnya.
“Dengan inisiatif ini kita bisa memberi pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang tidak kalah dengan yang terbaik di dunia,” imbuh Prabowo.
Berlokasi di jantung pariwisata Bali, KEK Sanur berdiri di atas lahan seluas 41,26 hektar di Kota Denpasar, dan ditetapkan sebagai KEK melalui Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2022 pada 1 November 2022.
Kawasan ini dirancang untuk menampung berbagai fasilitas unggulan modern dan terintegrasi, mulai dari fasilitas medis bertaraf internasional, akomodasi hotel dan MICE, pusat riset kesehatan hingga ethnomedicinal botanic garden.
KEK Sanur dirancang dengan proyeksi total investasi sebesar Rp10,2 triliun, dan diperkirakan akan menyerap 18.375 tenaga kerja langsung dan 25.272 tidak langsung pada saat beroperasi penuh.
Realisasi dan Dampak Ekonomi
Sejak penetapan hingga Triwulan I 2025, KEK Sanur telah mencatatkan realisasi investasi kumulatif sebesar Rp4,42 triliun dan menciptakan 3.822 lapangan kerja.
Di tahun berjalan 2025, nilai investasi yang terealisasi telah mencapai Rp167 miliar dan penyerapan tenaga kerja sebesar 373 orang.
Saat ini, berbagai fasilitas dan insentif sebagai KEK telah dinikmati oleh KEK Sanur dan Pelaku Usaha di dalamnya, seperti tax holiday 20 tahun, pembebasan bea masuk barang modal, penerbitan Surat Izin Praktik Dokter (SIP) untuk 125 dokter, 11 diantaranya dokter asing, serta 11 diaspora; serta SAS (Special Access Schemes) Alat Kesehatan.
Plt. Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK, Rizal Edwin Manansang menjelaskan, “Seluruh fasilitas dan insentif yang dihadirkan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dirancang untuk memberikan kemudahan sekaligus kepastian dalam berusaha. KEK membuka ruang kolaborasi yang luas bagi pelaku dan badan usaha untuk menjalankan kegiatan secara lebih efisien, sekaligus mendorong hadirnya inovasi melalui adopsi tenaga medis unggulan, teknologi kesehatan mutakhir, dan obat-obatan berstandar internasional.”
Di KEK Sanur, saat ini telah beroperasi sebuah rumah sakit modern, Bali International Hospital (BIH) yang menjalin kemitraan strategis dengan beberapa institusi medis global seperti Icon Cancer Centre, Sapporo Cardiovascular Clinic, dan Innoquest.
Potensi Wisata Medis Internasional
Hingga 17 Juni 2025, BIH telah melayani 1.425 pasien, dengan 60% di antaranya merupakan pasien mancanegara, mencerminkan potensi KEK Sanur sebagai destinasi rujukan internasional.
Selain itu, kawasan ini juga menjadi lokasi Alster Lake Clinic (ALC), pusat terapi sel dan riset regeneratif yang tengah dikembangkan.
Berdasarkan data sementara, seluruh Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Indonesia telah mencatatkan total investasi kumulatif sebesar Rp276 triliun dan menyerap lebih dari 170.553 tenaga kerja.
Khusus pada Triwulan I tahun 2025, realisasi investasi mencapai Rp12,5 triliun, dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 12.963 orang serta penambahan 11 pelaku usaha baru.
Presiden Prabowo optimis, Indonesia adalah bangsa besar yang harus segera mengejar semua ketertinggalan yang ada. “KEK ini contoh salah satu terobosan dalam mengejar ketinggalan kita, dan ini harus ditiru oleh banyak sektor lain,” pungkasnya.
Peresmian KEK Sanur menjadi langkah strategis dalam membalik arus wisata medis, dari outbound menjadi inbound, sekaligus menandai babak baru dalam mewujudkan visi pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8% dan Indonesia Emas 2045 melalui sektor ekonomi berbasis nilai tambah dan daya saing global.
KEK Sanur menjadi bukti nyata bahwa Indonesia mampu membangun kawasan kesehatan berstandar internasional, dengan fasilitas lengkap, dukungan regulasi yang memadai, serta keterlibatan aktor global dalam pengembangan dan pelayanannya. Keberadaan kawasan ini di tengah Bali sebagai destinasi wisata utama semakin memperkuat daya tarik KEK Sanur di mata dunia.
Kemudahan investasi dan regulasi di kawasan ini menjadi daya pikat tersendiri bagi tenaga medis diaspora dan dokter asing untuk kembali dan berpraktik di Indonesia. Inovasi layanan, adopsi teknologi kesehatan mutakhir, serta sistem pelayanan terintegrasi mempertegas arah Indonesia dalam mengejar ketertinggalan sektor medis.
Langkah Presiden Prabowo meresmikan KEK Sanur tidak hanya menjawab kebutuhan domestik, namun juga membuka peluang baru bagi Indonesia sebagai pemain utama dalam industri wisata kesehatan Asia Tenggara. Implementasi berkelanjutan dari kebijakan ini akan sangat menentukan keberhasilan jangka panjang kawasan tersebut.(*)