Jakarta, EKOIN.CO – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menghadiri acara Silaturahmi Tilawatil Nasional di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Sabtu (12/7). Kegiatan ini diikuti qari, qariah, serta tokoh agama dari berbagai wilayah Indonesia.
Silaturahmi ini menjadi ajang memperkuat ukhuwah Islamiyah dan membahas penguatan pendidikan Al-Qur’an di masyarakat. Rano Karno dalam sambutannya menggarisbawahi pentingnya sertifikasi bagi para guru ngaji sebagai bagian dari peningkatan profesionalisme.
Ia menyampaikan apresiasi terhadap program pelatihan sertifikasi profesi yang digagas Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Menurutnya, ini langkah nyata yang bisa meningkatkan kredibilitas dan kesejahteraan para pengajar Al-Qur’an di Indonesia.
“Hari ini, saya hadir di acara Silaturahmi Tilawatil Nasional yang merupakan wadah berkumpulnya para guru ngaji di seluruh wilayah Indonesia, termasuk Jakarta,” ujar Rano dalam pidatonya. Ia menilai sertifikasi sebagai kebutuhan yang relevan dengan perkembangan zaman.
Rano menegaskan pentingnya mekanisme yang terstruktur dalam meningkatkan kesejahteraan guru ngaji. “Kita harus punya mekanisme yang dilalui untuk bisa meningkatkan kesejahteraan guru ngaji, salah satunya dengan sertifikasi,” tambahnya.
Insentif Guru Ngaji dan BOTI
Dalam kesempatan itu, Rano memaparkan bahwa terdapat 6.700 guru ngaji di DKI Jakarta yang telah memperoleh insentif rutin. Besaran insentif itu mencapai Rp500 ribu per bulan, dengan total anggaran tahunan sebesar Rp40,2 miliar.
Tidak hanya guru ngaji, Pemprov DKI juga memberikan insentif kepada para imam masjid, imam musala, dan marbot. Dukungan finansial itu diharapkan mampu menunjang kelangsungan kegiatan keagamaan di ibu kota.
Rano menyebut bahwa tahun ini Pemprov DKI telah mengalokasikan dana sebesar Rp195 miliar untuk program Bantuan Operasional Tempat Ibadah (BOTI). Program ini menjadi bagian dari upaya pemeliharaan sarana ibadah secara menyeluruh.
“Alhamdulillah, selain guru ngaji, kita juga memberikan insentif kepada imam masjid, imam musala, marbot masjid, insentif guru ngaji masjid, juga insentif guru ngaji musala,” kata Rano menambahkan.
Ia menuturkan bahwa dukungan ini mencerminkan komitmen Pemprov dalam memajukan kesejahteraan tokoh keagamaan yang selama ini mengabdi di masyarakat melalui jalur pendidikan dan spiritual.
Peningkatan Insentif Butuh Persetujuan DPRD
Wagub DKI menegaskan keinginannya untuk menaikkan jumlah insentif kepada guru ngaji ke depan. Namun, peningkatan itu harus melalui mekanisme dan persetujuan dari DPRD DKI Jakarta.
“Peningkatan ini juga harus ada kesepakatan DPRD. Tapi, intinya pada dasarnya DPRD sudah paham,” ujar Rano. Ia optimis pembahasan bersama akan menghasilkan keputusan terbaik bagi kesejahteraan guru ngaji.
Meski anggaran telah disusun, ia menilai sertifikasi tetap menjadi kunci utama. Sertifikasi, menurut Rano, bukan sekadar formalitas, melainkan alat ukur kualitas dan komitmen pengabdian.
Acara yang berlangsung di Masjid Istiqlal tersebut dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai provinsi. Semangat silaturahmi dan penguatan pendidikan Al-Qur’an menjadi fokus utama kegiatan nasional ini.
Selain mempererat jejaring antar-pengajar Al-Qur’an, acara juga menjadi momen berbagi praktik baik dalam pembinaan generasi Qurani di daerah masing-masing.
Kehadiran Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, dalam acara Silaturahmi Tilawatil Nasional menjadi simbol perhatian Pemprov DKI terhadap peningkatan kualitas guru ngaji. Sertifikasi profesi dinilai penting untuk menjamin mutu pengajaran dan membuka peluang kesejahteraan.
Pemprov DKI telah menyalurkan insentif kepada ribuan guru ngaji, imam, dan marbot, disertai dukungan anggaran besar melalui program BOTI. Komitmen ini menunjukkan arah kebijakan yang konsisten dalam penguatan sektor keagamaan di Jakarta.
Rano berharap kolaborasi dengan DPRD DKI akan menguatkan langkah ini. Sertifikasi dan peningkatan insentif diproyeksikan sebagai solusi jangka panjang yang dapat memperbaiki ekosistem pendidikan Al-Qur’an di tengah masyarakat.(*)