JAKARTA, EKOIN.CO– Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, mengadakan pertemuan bilateral dengan Duta Besar Jepang untuk Indonesia, H.E. Masaki Yasushi, pada Selasa, 3 Juni 2025, di Jakarta.
Pertemuan tersebut berlangsung dalam suasana akrab dan produktif, membahas isu-isu ekonomi strategis antara kedua negara.
Sri Mulyani menegaskan bahwa hubungan antara Indonesia dan Jepang bukan hanya bersifat diplomatik, tetapi juga memiliki kedalaman historis dan budaya.
Ia menyampaikan bahwa kesamaan budaya, termasuk kebiasaan makan nasi, telah menjadi simbol persahabatan rakyat kedua negara.
“Indonesia dan Jepang memiliki kedekatan sejarah dan budaya yang menjadi jembatan persahabatan kedua negara,” ujar Menkeu Sri Mulyani.
Meneguhkan Hubungan Diplomatik dan Budaya
Kehadiran Dubes Masaki Yasushi dalam pertemuan ini menunjukkan komitmen Jepang untuk terus menjaga hubungan bilateral yang kuat dengan Indonesia.
Dalam diskusi tersebut, kedua pihak menggarisbawahi pentingnya nilai budaya sebagai dasar pendekatan ekonomi yang berkelanjutan.
Menkeu menyebut bahwa aspek budaya dan historis memperkuat posisi Indonesia dan Jepang dalam membangun diplomasi ekonomi yang saling menguntungkan.
“Kesamaan sederhana yang tak terbantahkan, yakni orang Indonesia dan Jepang sama-sama gemar menyantap nasi,” ungkap Sri Mulyani.
Pernyataan tersebut menggambarkan pendekatan humanis yang menjadi kekuatan dalam hubungan kedua negara.
Tantangan Global Menjadi Sorotan
Pertemuan ini juga menyinggung berbagai dinamika perekonomian global yang saat ini tengah berlangsung.
Menurut Sri Mulyani, Indonesia dan Jepang menghadapi tantangan serupa dalam proses negosiasi tarif dengan Amerika Serikat.
Situasi ekonomi global yang tidak menentu membuat kerja sama antarnegara menjadi sangat penting, terutama dalam forum-forum kawasan.
Ia menggarisbawahi bahwa kolaborasi regional perlu diperkuat sebagai langkah menghadapi tekanan eksternal.
Kedua pihak sepakat bahwa kerja sama lintas kawasan dapat membantu menstabilkan pertumbuhan ekonomi.
Penguatan Forum Regional ASEAN+3
Salah satu pokok diskusi penting adalah penguatan kerja sama melalui forum ASEAN+3, yang terdiri dari negara-negara ASEAN, Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok
Menkeu menilai forum ini memiliki peran strategis dalam menjaga kestabilan dan konektivitas ekonomi kawasan.
“ASEAN+3 dengan jumlah penduduk dan size economy yang besar menjadi forum kerja sama yang strategis,” ucap Sri Mulyani.
Ia menilai bahwa forum ini berperan penting dalam mendorong pemulihan ekonomi pasca-pandemi dan mengatasi tantangan global.
Diskusi dengan Dubes Jepang menjadi langkah konkret dalam merealisasikan strategi tersebut.
Harapan Akan Masa Depan yang Lebih Kuat
Sri Mulyani mengungkapkan harapannya agar persahabatan dan kolaborasi antara Indonesia dan Jepang terus bersemi dan memberikan manfaat jangka panjang.
Ia mengakhiri pertemuan dengan ucapan terima kasih kepada Masaki Yasushi atas dialog yang konstruktif dan terbuka.
“Terima kasih atas diskusi yang produktif siang ini, Pak Masaki..!” ujar Menkeu dengan penuh apresiasi.
Ia menekankan bahwa komunikasi yang baik antar pemimpin sangat berpengaruh pada kemajuan diplomasi ekonomi.
“Semoga persahabatan dan kerja sama Indonesia – Jepang dapat terus bertumbuh kuat,” imbuhnya.
Kerja Sama Strategis di Tengah Ketidakpastian
Di tengah kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian, kerja sama bilateral seperti ini menjadi fondasi penting.
Indonesia dan Jepang melihat perlunya sinergi dalam menghadapi dampak geopolitik dan kebijakan ekonomi negara besar.
Selain itu, penguatan forum kawasan juga menjadi bagian dari strategi meredam dampak global secara kolektif.
Forum seperti ASEAN+3 memberikan ruang diskusi terbuka bagi negara-negara di kawasan Asia Timur.
Dengan landasan sejarah dan budaya yang kuat, diplomasi ekonomi Indonesia-Jepang dinilai akan terus berkembang.
Kolaborasi Menuju Ekonomi Resilien
Kedua negara juga sepakat pentingnya membangun ekonomi yang resilien dan inklusif.
Langkah ini mencakup peningkatan konektivitas, stabilitas keuangan, dan keberlanjutan kerja sama.
Indonesia dan Jepang memiliki peluang besar untuk memperluas jangkauan kerja sama di berbagai sektor strategis.
Saling percaya menjadi kunci utama dalam memperkuat posisi tawar kedua negara di kancah global.
Momentum pertemuan ini menunjukkan bahwa kerja sama strategis terus diperkuat lewat dialog dan kesepakatan nyata.
Kekuatan Dialog Antar Bangsa
Pertemuan antara Menkeu dan Duta Besar Jepang menunjukkan pentingnya diplomasi personal dalam mendekatkan dua bangsa.
Dengan pendekatan yang terbuka dan akrab, komunikasi antarpejabat tinggi bisa mempercepat pencapaian tujuan bersama.
Hubungan baik antara pemimpin ekonomi juga mencerminkan keharmonisan yang dirasakan oleh masyarakat.
Hal ini turut menjadi penopang dalam mendorong kolaborasi jangka panjang di bidang investasi dan perdagangan.
Dialog yang kuat membentuk dasar bagi implementasi program-program nyata di lapangan.
Keselarasan Visi Ekonomi Kawasan
Dalam pertemuan tersebut, Sri Mulyani dan Masaki Yasushi menyoroti pentingnya keselarasan visi ekonomi antar negara di kawasan.
Kesamaan pandangan mengenai peran strategis ASEAN+3 menjadi titik temu dalam diskusi tersebut.
Kerja sama ini bukan hanya bersifat jangka pendek, tetapi juga mengarah pada pembentukan ekosistem ekonomi yang tangguh.
Dukungan dari Jepang sebagai mitra ekonomi utama Indonesia menjadi faktor kunci dalam rencana-rencana besar tersebut.
Diskusi kali ini menjadi bukti nyata komitmen Indonesia dan Jepang dalam menjaga pertumbuhan ekonomi kawasan.(*)