Jakarta, EKOIN.CO – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk kembali menegaskan komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan dengan memperkuat kerja sama bersama United Nations Environment Programme Financial Initiative (UNEP FI). Kolaborasi tersebut ditujukan untuk mempercepat penerapan Rumah Rendah Emisi (RRE) di Indonesia.
Langkah ini sekaligus mendukung kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang mendorong perumahan nasional berbasis ekonomi hijau. BTN memosisikan diri sebagai pelopor sektor perumahan dalam upaya mencapai net zero emission pada tahun 2060.
UNEP FI sendiri merupakan bagian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa yang fokus pada transformasi keuangan berkelanjutan. Melalui kemitraan ini, BTN bertujuan memperluas akses masyarakat terhadap hunian layak, sehat, dan ramah lingkungan.
Direktur Risk Management BTN, Setiyo Wibowo menyampaikan, sektor perumahan memiliki potensi besar dalam mendorong transisi ke arah ekonomi hijau. Ia menyebut BTN akan menjadi jembatan antara kebutuhan hunian rakyat dan agenda keberlanjutan global.
“BTN berperan sebagai jembatan antara kebutuhan hunian rakyat dan agenda keberlanjutan global. Kolaborasi dengan UNEP FI ini akan mempercepat financial transition Indonesia ke ekonomi hijau dari perumahan,” ujar Setiyo saat menghadiri UNEP FI Regional Roundtable on Sustainable Finance Asia Pacific di Suzhou, Jumat (20/6).
Target Ambisius Hingga 2029
Pada 2025 mendatang, BTN menargetkan pembangunan 10.000 unit rumah rendah emisi. Ini merupakan bagian dari roadmap jangka panjang perusahaan yang mencakup 150.000 unit rumah rendah emisi hingga tahun 2029.
RRE pada 2024 merupakan hunian dengan kandungan minimal 15 persen material ramah lingkungan. Persentase ini direncanakan meningkat menjadi 30 persen pada 2029 mendatang.
Jika target 150.000 unit rumah tersebut tercapai, BTN memperkirakan pengurangan signifikan dalam emisi dan limbah. Estimasinya, 2,2 juta kilogram limbah plastik dapat dicegah dan emisi karbon berkurang hingga 2.425 ton.
Jumlah tersebut setara dengan manfaat lingkungan dari menanam 110.000 pohon. Efeknya bukan hanya pada lingkungan, tetapi juga pada pembentukan pola hidup yang lebih berkelanjutan bagi masyarakat luas.
“Inisiatif ini bukan hanya soal rumah, tapi soal masa depan bumi dan pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan,” kata Setiyo menegaskan.
Kolaborasi Pengembang Lokal
Hingga pertengahan tahun ini, BTN telah menggandeng delapan pengembang yang secara aktif membangun RRE di berbagai daerah. Total unit rumah rendah emisi yang telah dalam tahap konstruksi mencapai 1.198 unit.
Program ini menjadi percontohan sekaligus stimulus bagi sektor properti untuk mulai mengadopsi standar lingkungan yang lebih baik. BTN juga membuka kemungkinan kerja sama dengan lebih banyak pengembang ke depan.
Upaya tersebut sejalan dengan strategi pemerintah yang mendorong keterlibatan sektor swasta dalam proyek infrastruktur berkelanjutan. BTN pun menilai, sinergi lintas sektor menjadi kunci dalam memperluas cakupan inisiatif ini.
Selain rumah ramah lingkungan, BTN dan UNEP FI juga mengeksplorasi potensi pembiayaan hijau untuk perbaikan lingkungan permukiman. Fokusnya mencakup efisiensi energi, pengelolaan limbah, dan penggunaan air.
BTN percaya bahwa keberhasilan proyek RRE akan menjadi batu loncatan menuju sistem keuangan berkelanjutan di sektor properti dan perumahan rakyat.
Langkah BTN menjalin kolaborasi dengan UNEP FI memperlihatkan keseriusan korporasi nasional dalam mengintegrasikan prinsip keberlanjutan ke dalam bisnis inti. Rencana membangun 150.000 unit rumah rendah emisi merupakan komitmen jangka panjang dengan dampak konkret terhadap lingkungan dan sosial. Target tersebut bukan hanya menekankan aspek pembangunan, namun juga transformasi mindset menuju gaya hidup hijau.
Selain peran sebagai lembaga keuangan, BTN juga menjalankan tanggung jawab sosial dan ekologis melalui program ini. Dengan menggabungkan pembiayaan ramah lingkungan dan dukungan pengembang lokal, BTN berharap dapat menciptakan efek berantai yang mempercepat adopsi praktik pembangunan berkelanjutan. Efek positifnya akan menyentuh berbagai sektor, mulai dari lingkungan, ekonomi, hingga sosial masyarakat.
Program rumah rendah emisi BTN juga menjadi bentuk nyata kontribusi Indonesia terhadap agenda global perubahan iklim. Inisiatif ini memperlihatkan bagaimana sektor properti nasional mampu bertransformasi menjadi pionir dalam membangun masa depan yang lebih hijau dan adil.(*)