Jakarta, EKOIN.CO – Wakil Menteri PPN/Wakil Kepala Bappenas Febrian Alphyanto Ruddyard menegaskan pentingnya peran strategis duta besar dalam mendukung agenda pembangunan nasional. Hal itu disampaikan dalam pembekalan untuk 24 Calon Duta Besar RI pada Kamis (31/7).
Dalam arahannya, Wamen Febrian menekankan bahwa para dubes bukan sekadar representasi negara. Mereka menjadi ujung tombak diplomasi ekonomi dan pembangunan global untuk mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045 yang inklusif.
“Peran Bapak dan Ibu Duta Besar sangat strategis dalam memperkuat konektivitas global Indonesia. Langkah ini perlu sejalan dengan transformasi ekonomi nasional yang menjadi prioritas kita bersama,” ujarnya di hadapan peserta pembekalan.
Visi Indonesia Emas 2045 mencakup lima target besar: pendapatan per kapita setara negara maju, penghapusan kemiskinan ekstrem, penguatan SDM unggul, pengaruh global yang meningkat, serta tercapainya net zero emission pada 2060.
Dokumen RPJMN 2025–2029 dipaparkan sebagai tahapan awal dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045 yang menjadi arah kebijakan nasional.
Misi Global dalam Prioritas Nasional
RPJMN 2025–2029 memuat sejumlah Prioritas Nasional (PN) yang memiliki keterkaitan langsung dengan mandat diplomasi. Beberapa di antaranya adalah PN 2 terkait ketahanan ekonomi dan PN 8 tentang transformasi layanan publik.
Wamen Febrian mengajak seluruh calon dubes untuk proaktif menjajaki kerja sama pembiayaan pembangunan dan memperluas peran Indonesia di forum internasional melalui pendekatan diplomasi ekonomi.
Ia juga menekankan pentingnya perlindungan WNI, penguatan diaspora, serta penguatan peran Indonesia di dunia melalui kerja sama yang harmonis dengan berbagai negara mitra.
“Kita butuh pemimpin yang bisa menjadi katalis perubahan, dan para duta besar harus mampu menjembatani kepentingan nasional dengan agenda global,” jelasnya dalam sesi tanya jawab.
Pembekalan ini tidak hanya bersifat teknis, namun juga strategis sebagai bagian dari langkah awal menuju 100 tahun Indonesia Merdeka.
Kolaborasi Pusat dan Perwakilan
Dalam momentum pembekalan ini, terlihat sinergi antara kebijakan pembangunan nasional dan strategi diplomasi luar negeri yang saling menopang satu sama lain.
“Untuk mencapai visi ini, kita tidak bisa lagi menjalankan pola business as usual. Yang kita butuhkan adalah transformasi menyeluruh dan konkret, menyentuh langsung akar persoalan, dan kerja bersama untuk mewujudkannya,” tegas Wamen Febrian.
Peserta pembekalan dibekali pemahaman mendalam mengenai arah pembangunan Indonesia, serta urgensi menyelaraskan kerja di luar negeri dengan prioritas domestik.
Selain itu, hadir pula narasumber dari kementerian terkait dan lembaga riset, yang memberikan wawasan mengenai dinamika geopolitik dan skenario pembangunan berkelanjutan.
Pemerintah berharap sinergi ini dapat menguatkan daya saing Indonesia dalam percaturan global menuju 2045 yang mandiri, maju, adil, dan makmur.
Arahan yang disampaikan oleh Wamen Febrian menjadi landasan kuat bagi para calon Duta Besar RI untuk memegang peranan penting dalam mendorong pembangunan nasional yang berkelanjutan. Dalam era keterbukaan dan globalisasi, diplomasi tidak lagi terbatas pada urusan bilateral, tetapi menjadi instrumen strategis dalam mewujudkan tujuan nasional.
RPJMN 2025–2029 bukan hanya menjadi dokumen teknokratis, tetapi peta jalan menuju masa depan Indonesia yang lebih tangguh. Keterlibatan aktif para perwakilan RI di luar negeri akan memperkuat jaringan mitra dan membuka peluang investasi strategis.
Kunci dari keberhasilan pembangunan menuju Indonesia Emas 2045 terletak pada kolaborasi lintas sektor, serta kesamaan visi antara kebijakan dalam negeri dan strategi luar negeri yang berorientasi pada hasil.(*)