Jakarta, EKOIN.CO – Kiprah diplomasi Indonesia di kancah internasional kembali mencuri perhatian. K Candra Negara, alumnus Hubungan Internasional FISIP Universitas Airlangga (UNAIR), resmi dilantik sebagai Duta Besar RI untuk Republik Mozambik merangkap Republik Malawi.
Pelantikan dilakukan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto pada Senin, 24 Maret 2025, di Istana Negara, Jakarta. Penunjukan Candra memperkuat barisan diplomat muda Indonesia yang siap mempererat hubungan strategis dengan negara-negara Afrika.
Candra menyampaikan bahwa bekal ilmu dan pengalaman semasa kuliah di UNAIR sangat memengaruhi cara pandangnya dalam berinteraksi di lingkungan global. Ia menekankan pentingnya sensitivitas budaya dalam diplomasi modern.
“UNAIR memberikan saya pemahaman penting untuk berempati dan berinteraksi dengan beragam budaya. Di dunia internasional, kemampuan memahami perbedaan bukan hanya nilai tambah, tetapi sebuah keharusan,” ujarnya.
Lingkungan FISIP UNAIR yang terbuka terhadap diskusi lintas budaya, memperkaya wawasan Candra tentang isu internasional dan menjadikan interaksi antarbudaya sebagai kunci keberhasilan diplomasi.
Perjalanan Karier dan Tantangan Diplomatik
Sebelum menjadi duta besar, Candra telah meniti karier diplomatik secara bertahap dengan penuh dedikasi. Ia tidak pernah secara eksplisit menargetkan posisi tersebut, namun terus berkomitmen mengembangkan diri dalam setiap penugasan.
Penugasan di Mozambik dan Malawi memberinya tantangan baru, termasuk kurangnya pemahaman timbal balik antara masyarakat Indonesia dan Afrika bagian selatan.
“Kurangnya saling tukar informasi dan belum nyambungnya pemahaman antara masyarakat Indonesia dan Afrika bagian selatan jadi tantangan tersendiri. Tapi hal itu mulai diatasi lewat beberapa langkah strategis,” jelasnya.
Menurutnya, membangun jembatan komunikasi dan pemahaman budaya adalah langkah awal yang harus segera dilakukan untuk memperkuat hubungan bilateral.
Dengan pengalamannya, Candra mulai menyusun pendekatan diplomatik berbasis ekonomi yang adaptif terhadap kebutuhan kawasan.
Diplomasi Ekonomi dan Perjanjian Strategis
Salah satu fokus utamanya adalah optimalisasi perjanjian perdagangan preferensial (PTA) antara Indonesia dan Mozambik. Mozambik menjadi satu-satunya negara di Afrika yang telah memiliki PTA dengan Indonesia.
Candra melihat Mozambik sebagai pintu strategis untuk penetrasi produk Indonesia ke negara-negara tak berpantai di Afrika selatan seperti Zambia, Zimbabwe, dan Malawi.
Ia juga menginisiasi penyusunan perjanjian bilateral investasi (Bilateral Investment Treaty/BIT) demi memberi perlindungan hukum terhadap investasi Indonesia di kawasan tersebut.
“Kami ingin memastikan bahwa investasi Indonesia tidak hanya berkembang, tetapi juga terlindungi secara hukum. Dengan perjanjian ini, investor kita memiliki kepastian dan keberanian untuk masuk lebih jauh ke Afrika,” tegasnya.
Langkah ini diharapkan dapat memperkuat peran Indonesia sebagai mitra ekonomi yang berkomitmen dan andal di kawasan Afrika.
Kiprah Candra Negara menjadi bukti nyata bahwa pendidikan tinggi yang terbuka terhadap dinamika global dapat melahirkan pemimpin yang tangguh di panggung internasional. Ketekunan dan visi strategisnya menjadi nilai lebih dalam menjalankan peran sebagai duta besar.
Perjanjian ekonomi dan diplomatik yang ia dorong bukan hanya untuk memperkuat hubungan bilateral, tetapi juga sebagai upaya nyata membawa produk dan investasi Indonesia menembus pasar non-tradisional.
Kehadirannya di Mozambik dan Malawi diharapkan mampu membangun ekosistem diplomasi ekonomi yang lebih progresif, menjembatani pemahaman budaya, dan membuka jalan baru bagi kemitraan yang saling menguntungkan.(*)