Jakarta, EKOIN.CO – Dalam kurun waktu satu bulan, dua gerai Matahari Department Store (LPPF) telah ditutup, yaitu di Plaza Kalibata pada 1 Juli 2025 dan di Cibubur Junction pada 27 Juli 2025. Peristiwa ini memicu tanggapan dari sejumlah pihak, termasuk Ketua Umum Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Budihardjo Iduansjah, yang mengakui adanya penutupan tersebut.
Berbicara di Balaikota Jakarta, Selasa (12/8/2025), Budihardjo Iduansjah mengungkapkan bahwa penutupan gerai ini merupakan hal yang lumrah dalam dinamika bisnis ritel. “Kemarin kami baru meeting Matahari, Matahari akan tutup dan akan mau buka, itu biasa,” jelasnya. Ia juga menekankan perlunya para pelaku ritel, termasuk Matahari, untuk berbenah dan melakukan evaluasi. Hal ini penting agar mereka tetap dapat bersaing di tengah ketatnya industri fashion saat ini.
Lebih lanjut, Budihardjo menyarankan agar Matahari membuat konsep baru untuk beradaptasi dengan kondisi pasar. “Jadi memang harus ada konsep baru lah, jadi Matahari harus bikin konsep baru yang lebih kecil atau gimana, mereka lagi cari bentuknya,” sebut Budihardjo.
Menanggapi penutupan dua gerai tersebut, pihak manajemen Matahari Department Store memberikan pernyataan bahwa hal itu adalah bagian dari kegiatan operasional bisnis yang normal. “Penutupan gerai merupakan bagian dari kegiatan operasional bisnis yang normal,” ujar manajemen Matahari kepada CNBC Indonesia.
Meskipun menutup dua gerai, manajemen Matahari memastikan bahwa mereka juga aktif membuka gerai-gerai baru di lokasi lain yang dianggap strategis. Gerai-gerai baru yang disebutkan adalah SOKO Monostore di Millenium Mall (Mal Atrium) Senen, Plaza Blok M, dan Mal Ciputra (Citraland). “Kami juga buka gerai baru di Indramayu pada Maret 2025,” terang manajemen Matahari.