Jakarta,EKOIN.CO- Masalah distribusi dokter di Indonesia kembali menjadi sorotan. Dari total sekitar 53 ribu dokter spesialis-subspesialis, sebanyak 70 persen terkonsentrasi di Pulau Jawa, sedangkan luar Jawa hanya mendapat sekitar 30 persen. Ketimpangan ini mempertegas bahwa persoalan utama bukan produksi dokter, melainkan distribusi yang belum merata. Gabung WA Channel EKOIN.
Distribusi dokter timpang di berbagai daerah
Ketidakseimbangan tenaga medis di Indonesia terjadi karena banyak rumah sakit umum daerah (RSUD) masih bergantung pada kebijakan pemerintah daerah, baik gubernur maupun bupati. Kondisi ini membuat pemetaan kebutuhan dokter di tiap wilayah belum jelas.
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Kementerian Kesehatan, serta Kementerian Dalam Negeri memiliki peran penting dalam menentukan arah kebijakan. Namun, hingga kini belum ada peta jalan rinci mengenai kebutuhan tenaga dokter dan spesialis.
Dampaknya, banyak daerah di luar Jawa mengalami kekurangan tenaga kesehatan, sementara di kota besar justru terjadi penumpukan. Hal ini memperburuk kesenjangan layanan medis dan berpotensi menghambat akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang layak.
Solusi strategis atasi distribusi dokter
Pemerintah dinilai tidak perlu terburu-buru mendirikan banyak fakultas kedokteran (FK) baru. Solusi yang lebih realistis adalah menambah kuota penerimaan mahasiswa di fakultas kedokteran yang sudah ada, disertai peningkatan jumlah dosen serta fasilitas pendukung.
Pembukaan fakultas kedokteran baru memang tidak langsung menjawab kebutuhan karena lulusan baru akan tersedia setelah 6-7 tahun. Bahkan, jika tidak diatur dengan baik, bisa terjadi over supply dokter di masa depan.
Selain itu, penyusunan strategi sumber daya manusia kesehatan perlu segera dilakukan. Dengan perencanaan yang matang, distribusi dokter dapat lebih merata tanpa harus menimbulkan masalah baru.
Pemerintah pusat bersama kementerian terkait harus menyiapkan sistem distribusi yang menjamin semua dokter mendapat kesempatan bekerja di berbagai daerah, termasuk di wilayah terpencil. Dengan dukungan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai, para dokter dapat memberikan layanan secara profesional.
Langkah ini juga menjadi kunci untuk menjawab tantangan masalah kesehatan global di masa mendatang, sekaligus memastikan setiap warga negara memiliki akses yang sama terhadap layanan kesehatan berkualitas.
( * )
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v