Jakarta, EKOIN.CO – Kapal Nusa Waluya II yang berfungsi sebagai rumah sakit terapung menghadapi tantangan unik dalam memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat terpencil. Josepha, seorang perawat berusia 28 tahun, menceritakan pengalamannya melakukan tindakan medis di ruang bedah yang terus bergoyang akibat ombak laut. “Selama tiga minggu pelayanan, kami terus dihantam ombak,” ujarnya, seperti dikutip dalam wawancara Jumat lalu.
Perawat yang telah dua tahun mengabdi ini mengungkapkan, tantangan terbesar justru datang ketika harus menangani pasien operasi dalam kondisi kapal yang tidak stabil. Meski demikian, kepuasan terbesarnya adalah ketika bisa membantu pasien lanjut usia yang datang sendirian tanpa keluarga. “Ini membuat saya merasa benar-benar menjalankan profesi sebagai perawat,” tutur Josepha.
Parlin, apoteker asal Jember, berbagi pengalaman berbeda. Kesulitan berkomunikasi dengan pasien yang tidak memahami pengobatan justru berbuah manis. “Pasien memberi kami buah-buahan sebagai ucapan terima kasih,” katanya, terharu menyaksikan bentuk apresiasi sederhana namun tulus tersebut.
RS Kapal yang beroperasi sejak 10 Juni 2025 ini merupakan hasil kolaborasi PT Pertamina International Shipping (PIS) dengan doctorSHARE. Muhammad Baron, Corporate Secretary PIS, menjelaskan, “Program ini mencerminkan komitmen kami memberikan akses kesehatan layak bagi semua masyarakat, di manapun berada.”