Jakarta EKOIN.CO – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) resmi hadir sebagai simbol kedaulatan ekonomi Indonesia. Lembaga negara ini dirancang untuk mengelola dan mengoptimalkan kekayaan nasional melalui strategi investasi yang terukur dan modern. Sejak terbentuk pada Februari 2025, Danantara langsung mencatatkan capaian besar yang menegaskan perannya sebagai motor pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Danantara Perkuat Kedaulatan Ekonomi Lewat Pendanaan
Dalam enam bulan pertama operasional, Danantara sukses memperoleh pendanaan internasional senilai 10 miliar dolar AS atau sekitar Rp163,18 triliun dari konsorsium 12 bank asing. Keberhasilan ini dipandang sebagai sinyal kuat kepercayaan global terhadap kredibilitas pengelolaan investasi Indonesia, di tengah ketidakpastian geopolitik dunia.
Langkah tersebut menjadi pijakan penting yang membuka ruang fiskal baru, mendukung agenda transformasi ekonomi nasional, sekaligus memperlihatkan bahwa Indonesia kini memiliki kapasitas bersaing dengan lembaga investasi internasional lain.
Di balik pencapaian itu, peran Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, sangat menonjol. Ia tidak hanya mengurus operasional, tetapi juga memimpin strategi, memperluas jaringan, hingga membangun reputasi global lembaga ini.
Untuk tahun buku 2025, Danantara menyiapkan 22 program kerja yang difokuskan pada tiga bidang utama: restrukturisasi, konsolidasi, dan pengembangan bisnis. Restrukturisasi menyasar sektor-sektor dengan tantangan manajerial seperti maskapai penerbangan, baja, hingga asuransi. Konsolidasi diarahkan pada efisiensi di sektor konstruksi, pupuk, rumah sakit, hingga kawasan industri.
Pembangunan SDM dan Jejaring Global Jadi Fokus
Selain restrukturisasi, Danantara juga menyiapkan pengembangan bisnis pada sektor-sektor masa depan, mulai dari koperasi, pangan, telekomunikasi, hingga baterai. Strategi ini menunjukkan arah lembaga tidak hanya berorientasi pada aset material, tetapi juga pada sektor produktif yang berkelanjutan.
Lebih jauh, Danantara mendirikan Danantara Indonesia Academy sebagai universitas korporat. Bekerja sama dengan sembilan universitas ternama dunia, akademi ini menawarkan program pembelajaran umum dan khusus, dengan fokus pada kecerdasan buatan (AI), teknik, dan pengembangan sumber daya manusia.
Pendidikan ini menjadi fondasi jangka panjang agar Danantara tak sekadar mengelola investasi, tetapi juga melahirkan sumber daya manusia unggul menuju Indonesia Emas 2045.
Pada kancah global, Danantara bergerak cepat menjalin kerja sama internasional. Hanya dalam empat bulan, tiga kemitraan strategis telah terjalin, yakni dengan Qatar Investment Authority (QIA), Future Fund Australia, dan China Investment Corporation (CIC). Kerja sama ini menyasar sektor hilirisasi, energi terbarukan, kesehatan, teknologi, hingga barang konsumsi.
Kemitraan dengan Future Fund Australia juga membuka akses keanggotaan Danantara di International Forum of Sovereign Wealth Funds (IFSWF), sebuah forum global yang mengakui standar tata kelola internasional lembaga ini.
Di sisi internal, reformasi tata kelola juga dikuatkan dengan kebijakan baru seperti larangan aktivitas non-produktif di hari kerja, pembatasan keterlibatan keluarga direksi, hingga pengurangan protokol berlebihan.
Danantara bahkan membentuk dua entitas khusus, Danantara Asset Management dan Danantara Investment Management. Struktur ini dirancang untuk memperkuat transparansi, akuntabilitas, serta melindungi aset negara dari risiko besar.
Meski baru berusia enam bulan, kiprah Danantara sudah memperlihatkan kapasitas kelembagaan yang solid. Namun tantangan tetap ada, termasuk menjaga integritas, konsistensi, dan keberlanjutan di tengah dinamika politik nasional.
Transformasi Danantara menunjukkan arah baru bagi pengelolaan BUMN. Jika dulu BUMN kerap dipandang sebagai beban fiskal, kini hadir sebuah lembaga yang siap menjadi motor pertumbuhan, inovasi, dan kesejahteraan.
Capaian ini menegaskan bahwa Indonesia tengah memasuki era baru pengelolaan kekayaan negara, era yang menjadikan kedaulatan ekonomi sebagai pilar utama pembangunan bangsa.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v