Jakarta, EKOIN.CO – Air mineral telah menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup sehat banyak orang. Kandungan mineral dalam air ini dipercaya memberi manfaat bagi kesehatan tubuh, terutama dalam menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit. Namun, beberapa pakar kesehatan menegaskan bahwa konsumsi air mineral dalam jumlah berlebihan bisa menimbulkan dampak yang tidak diinginkan.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Menurut laporan dari Healthline yang dikutip pada Rabu, 6 Agustus 2025, minum air mineral setiap hari pada dasarnya aman, selama dikonsumsi dalam jumlah wajar. Kandungan seperti kalsium, magnesium, dan bikarbonat dapat membantu fungsi organ tubuh, terutama jantung dan ginjal. Namun, ada risiko tertentu jika tubuh menerima terlalu banyak mineral secara terus-menerus.
Kandungan Mineral Bisa Sebabkan Ketidakseimbangan
Dokter spesialis gizi klinis, dr. James Wilkins dari New York Medical Center, menjelaskan bahwa meski air mineral membantu menjaga hidrasi, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan akumulasi mineral tertentu di dalam tubuh. “Misalnya, asupan magnesium berlebih bisa menyebabkan diare atau gangguan pencernaan ringan,” katanya.
Selain itu, dr. Wilkins mengingatkan bahwa kadar natrium dalam beberapa merek air mineral bisa cukup tinggi. Jika diminum terus-menerus, hal ini berpotensi menaikkan tekanan darah, terutama pada individu dengan riwayat hipertensi. Ia menyarankan untuk membaca label kandungan air mineral sebelum membeli dan menyesuaikan dengan kebutuhan harian.
Penelitian yang dilakukan oleh National Institutes of Health (NIH) di Amerika Serikat juga mencatat bahwa dalam beberapa kasus, konsumsi air mineral berlebih berpotensi memperberat kerja ginjal. Terutama pada mereka yang memiliki gangguan fungsi ginjal, asupan mineral berlebih dapat mempercepat penurunan fungsi organ tersebut.
Pentingnya Memperhatikan Kebutuhan Cairan Tubuh
Menurut American Heart Association, kebutuhan air setiap orang berbeda-beda tergantung usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, dan kondisi kesehatan. Rata-rata, tubuh memerlukan sekitar 2 hingga 3 liter air per hari, dan tidak semuanya harus berasal dari air mineral. Air putih biasa atau air yang difilter juga mampu memenuhi kebutuhan cairan tubuh.
Dalam laporan yang sama, disebutkan bahwa minum air mineral terlalu sering, terutama dari botol plastik sekali pakai, juga bisa berdampak pada kesehatan lingkungan dan tubuh. Paparan zat kimia dari plastik dalam jangka panjang berisiko memicu gangguan hormonal.
Lebih lanjut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa air mineral sebaiknya dikonsumsi secara bijak. Dalam panduan resminya, WHO menyarankan tidak lebih dari 1 liter air mineral per hari, sisanya dapat dipenuhi dengan air minum biasa yang bersih dan aman.
Dr. Lisa Raymond, peneliti dari Harvard School of Public Health, menyebut bahwa tidak ada larangan mengonsumsi air mineral setiap hari, asalkan tidak melebihi batas yang disarankan. “Yang penting adalah variasi dan keseimbangan dalam pola konsumsi air sehari-hari,” katanya.
Di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengatur standar kandungan mineral dalam air kemasan, termasuk batas maksimal kandungan logam berat dan zat kimia lainnya. BPOM menganjurkan masyarakat untuk memeriksa izin edar dan komposisi sebelum membeli produk air mineral.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidrasi, konsumsi air mineral terus meningkat. Data dari Asosiasi Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (Aspadin) menunjukkan kenaikan konsumsi air mineral hingga 12% pada tahun 2024.
Namun, ahli kesehatan menekankan pentingnya mengedukasi masyarakat mengenai dampak jangka panjang dari konsumsi air mineral secara terus-menerus. Meskipun manfaatnya nyata, keseimbangan dalam asupan tetap menjadi kunci utama.
Hingga kini, belum ada kasus darurat medis di Indonesia yang secara langsung dikaitkan dengan konsumsi air mineral berlebih. Namun, riset dan pemantauan terus dilakukan oleh lembaga terkait untuk memastikan keamanan jangka panjang.
Di sisi lain, beberapa negara mulai membatasi penggunaan air mineral dalam botol plastik sebagai upaya menjaga lingkungan. Negara seperti Prancis dan Jerman telah mengampanyekan penggunaan air keran yang telah difilter sebagai alternatif.
Dengan meningkatnya kesadaran kesehatan dan lingkungan, masyarakat diminta untuk lebih selektif dalam memilih sumber air minum. Tidak hanya untuk kesehatan pribadi, tetapi juga demi kelestarian lingkungan jangka panjang.
konsumsi air mineral dalam jumlah wajar dapat memberikan manfaat bagi tubuh, terutama dalam menjaga keseimbangan elektrolit dan mendukung fungsi organ. Namun, konsumsi berlebihan berisiko menyebabkan gangguan, terutama pada pencernaan dan fungsi ginjal. Oleh karena itu, perlu kehati-hatian dalam menentukan jenis dan jumlah air yang dikonsumsi setiap hari.
dari para ahli menekankan pentingnya variasi sumber air minum dan membaca kandungan mineral pada label produk. Mengganti sebagian konsumsi air mineral dengan air putih biasa bisa menjadi langkah bijak. Selain itu, penggunaan botol minum pribadi yang aman dapat membantu mengurangi paparan kimia dari plastik.
Bagi masyarakat yang memiliki kondisi medis tertentu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi air mineral dalam jumlah besar. Hal ini untuk menghindari komplikasi kesehatan yang tidak diinginkan.
Penting pula untuk memperhatikan kualitas air yang dikonsumsi sehari-hari, baik dari air mineral maupun air keran yang telah diolah. Pastikan air tersebut bersih, aman, dan sesuai standar kesehatan.
Akhirnya, kesadaran akan konsumsi air mineral yang bijak perlu terus ditingkatkan melalui edukasi dan informasi yang akurat. Dengan begitu, masyarakat dapat memperoleh manfaat optimal tanpa risiko kesehatan yang merugikan. ( * )