Jakarta, EKOIN.CO – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) meresmikan pusat edukasi migas berbasis teknologi metaverse pertama di Indonesia. Fasilitas bernama Migas Corner itu resmi diluncurkan di Perpustakaan ITS, Surabaya, pada Selasa, 23 Juli 2025.
Pusat edukasi ini dikembangkan atas kerja sama ITS dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Tujuannya ialah menghadirkan informasi migas yang lebih luas dan mudah diakses publik.
Prof Dr Ketut Buda Artana ST MSc menyebut bahwa Jawa Timur merupakan wilayah penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia. Ia menekankan perlunya pemahaman energi nasional yang merata bagi masyarakat lokal.
“Kolaborasi ini menjadi wujud nyata dukungan industri hulu migas serta pemerintah terhadap penguatan iptek di perguruan tinggi,” ujar Ketut saat peresmian Migas Corner di kampus ITS Surabaya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI Bahlil Lahadalia turut meresmikan fasilitas tersebut. Migas Corner hadir sebagai ruang data, pusat informasi, serta sarana edukasi migas bagi masyarakat umum.
Teknologi Metaverse dan Riset Energi
Konsep edukasi berbasis digital ini dirancang sebagai showcase yang menyajikan berbagai informasi penting mengenai sektor migas nasional. Mulai dari sejarah migas, eksplorasi hingga proses penutupan sumur migas.
“Migas Corner ITS turut menjadi ajang untuk memamerkan berbagai produk, inovasi, dan hasil riset migas besutan ITS,” ucap Ketut, dosen Departemen Teknik Sistem Perkapalan ITS.
Ia menjelaskan bahwa teknologi metaverse menciptakan pengalaman mendalam bagi pengunjung. Pengunjung seolah merasakan langsung atmosfer kerja industri migas melalui simulasi digital tiga dimensi.
“Sehingga, dapat menjadi sarana pembelajaran efektif bagi tiap pengunjung,” sambungnya.
Selain Migas Corner, ITS kini tengah mengembangkan program pelatihan tenaga terampil migas laut dalam serta konsultasi teknis dan pengembangan standar keselamatan operasional fasilitas migas.
Dukungan terhadap SDGs dan Transisi Energi
Ketut menegaskan bahwa program ini merupakan komitmen ITS untuk mendukung transisi energi berkelanjutan. Langkah ini juga memperkuat peran ITS dalam pengembangan industri maritim dan teknologi laut dalam.
Seluruh inisiatif tersebut diklaim sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama poin 4 (pendidikan berkualitas), poin 7 (energi bersih), poin 9 (inovasi industri), poin 14 (ekosistem laut), dan poin 17 (kemitraan).
“Upaya ini menjadi wujud komitmen ITS untuk mendukung transisi energi berkelanjutan,” ujar Ketut kembali.
Ia berharap kehadiran Migas Corner mampu memperluas literasi energi serta menjembatani riset kampus dengan kebutuhan industri migas nasional.
“Fasilitas ini bukan cuman ajang pamer, tetapi wadah inspiratif yang menjembatani generasi muda dengan teknologi dan tantangan energi masa depan,” tegasnya.
Peresmian Migas Corner oleh ITS menjadi tonggak penting dalam upaya mengedukasi masyarakat tentang sektor migas secara digital dan inklusif. Teknologi metaverse yang dihadirkan memperkaya pengalaman belajar dan membuka akses lebih luas bagi publik.
Komitmen ITS tidak hanya terlihat dari pengembangan fasilitas edukasi, tetapi juga dari sinergi dengan berbagai institusi nasional untuk memperkuat industri energi dan kelautan. Hal ini sejalan dengan target global keberlanjutan melalui SDGs.
Langkah ITS tersebut diharapkan dapat memicu kesadaran energi generasi muda serta mendorong riset kampus menjadi lebih aplikatif dan berdampak luas di tengah perubahan global yang terus bergerak cepat.(*)