Jakarta, EKOIN.CO – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk resmi meluncurkan BRILiaN Way sebagai bagian dari transformasi budaya kerja, pada Minggu, 14 Juli 2025, di Menara BRILiaN, Jakarta. Acara ini merupakan tonggak penting menuju visi BRI sebagai bank paling menguntungkan di Asia Tenggara pada 2030.
Peluncuran tersebut dihadiri oleh Direktur Utama BRI Hery Gunardi, Chief Operating Officer BPI Danantara Dony Oskaria, jajaran direksi, senior leader, serta perwakilan dari seluruh unit kerja BRI di Indonesia. Suasana acara berlangsung hangat dan penuh semangat transformasi.
Dalam pidatonya, Hery Gunardi menyampaikan bahwa perjalanan transformasi BRI menyentuh empat aspek utama: pendanaan, kredit UMKM, rebranding, dan budaya kerja. Keempat pilar ini menjadi peta jalan bagi BRI untuk menaklukkan persaingan regional.
Pada aspek pendanaan, BRI berfokus memperkuat struktur dana murah dan efisien melalui peningkatan rasio CASA serta pengoptimalan transaksi ekosistem. “Kami ingin dana murah memiliki persentase lebih tinggi,” tegas Hery di hadapan peserta acara.
Sementara pada sisi kredit, optimalisasi cost of credit sektor UMKM terus diupayakan dengan perbaikan proses bisnis dan sistem pengawasan risiko. Hery menekankan pentingnya menjaga pertumbuhan kredit tetap sehat dan terkelola.
Penegasan Budaya dan Relevansi Universal
Lebih lanjut, BRI akan melakukan rebranding menyeluruh guna memperkuat posisinya sebagai universal banking yang relevan bagi semua segmen masyarakat. Proses ini dilandasi visi inklusif dan memperluas akses keuangan secara berkelanjutan.
Transformasi budaya juga menjadi fokus utama. BRILiaN Way menghadirkan nilai-nilai Integrity, Collaborative, Accountability, Growth Mindset, dan Customer Focus sebagai dasar perilaku insan BRI. Kelima nilai itu dirancang sebagai kompas kerja seluruh karyawan.
“Budaya kerja harus menciptakan performance, bukan sekadar rutinitas. Transformasi ini untuk mencetak pemimpin yang bisa nata, nuntun, dan nagih,” ujar Hery. Ia menekankan bahwa perubahan akan menyasar produktivitas individu dan kekuatan tim.
Dony Oskaria menambahkan bahwa kekuatan fundamental BRI justru terletak pada akses luas dan kedekatannya dengan masyarakat. “BRI sangat powerful ya, kita punya lebih dari 7.000 cabang, lebih dari 1 juta AgenBRILink,” katanya.
Menurut Dony, kekuatan jaringan tersebut harus dibarengi dengan pemahaman terhadap perubahan ekspektasi nasabah. Hal ini yang menurutnya menjadi pemicu utama dilakukannya transformasi budaya di tubuh BRI.
Menjawab Ekspektasi Nasabah di Era Baru
Dony menjelaskan bahwa ekspektasi nasabah kini semakin tinggi akibat pengalaman digital. Layanan yang sekadar memenuhi kebutuhan tidak lagi cukup. Transformasi, menurutnya, harus melampaui standar layanan.
“Customer ekspektasinya selalu berubah. Yang sustain adalah yang bisa melampaui ekspektasi, hingga pelanggan loyal dan menjadi advocate merek,” tutur Dony, menutup sesi sambutannya di depan jajaran BRI.
BRI menegaskan bahwa arah transformasi akan terus dilandaskan pada pemahaman dan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Hal ini menjadi komitmen kolektif dalam menyongsong masa depan perbankan yang lebih dinamis dan inklusif.
BRILiaN Way diyakini menjadi titik tolak penyatuan arah budaya dan strategi kerja, di tengah persaingan sektor perbankan yang makin kompetitif di Asia Tenggara. Seluruh insan BRI kini mengemban misi yang sama dalam satu semangat kinerja tinggi.
Transformasi menyeluruh yang diluncurkan BRI melalui BRILiaN Way merupakan fondasi strategis dalam memperkuat struktur internal dan eksternal perusahaan menuju visi 2030. Dengan pendekatan pada pendanaan, kredit UMKM, rebranding, dan budaya kerja, BRI membangun posisi yang kokoh di pasar regional.
Peluncuran BRILiaN Way tidak hanya menandai penguatan nilai kerja, tetapi juga menunjukkan kesiapan BRI dalam menjawab tantangan zaman, termasuk kebutuhan nasabah yang terus berubah. Strategi transformasi ini menyasar kualitas layanan, efisiensi, dan daya saing sumber daya manusia.
Dengan jaringan luas dan pengalaman panjang, BRI optimistis mengukuhkan peran sebagai bank unggulan nasional yang berekspansi secara relevan di Asia Tenggara. Perubahan ini diharapkan menciptakan loyalitas nasabah dan pertumbuhan yang berkelanjutan.(*)