Jakarta, EKOIN.CO — Ribuan keluarga di Indonesia menggantungkan harapan pada kiriman uang dari anggota keluarga mereka yang bekerja di luar negeri. Remitansi tidak hanya menjadi sumber pemasukan utama, tetapi juga menjadi fondasi kehidupan sehari-hari bagi banyak rumah tangga, dari pelosok Nusa Tenggara Barat hingga jantung kota Jakarta. Di balik angka dan data statistik, terdapat kisah pengorbanan, kerja keras, dan harapan akan masa depan yang lebih baik.
Dalam konteks inilah, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menunjukkan perannya sebagai jembatan penting antara Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan keluarga mereka di tanah air. Melalui strategi yang menyeluruh dan pendekatan inklusif, BNI mencatatkan kinerja positif dalam bisnis remitansi dengan volume transaksi lebih dari USD31 juta, mengalami pertumbuhan 13,15% secara tahunan (YoY).
Lonjakan tersebut terjadi seiring penguatan ekosistem layanan serta implementasi strategi perusahaan dalam memperkokoh posisi BNI sebagai mitra finansial utama bagi para PMI. Peningkatan ini menunjukkan efektivitas pendekatan berkelanjutan yang dijalankan BNI dalam menyediakan solusi keuangan lintas batas, serta keberhasilannya menjawab kebutuhan spesifik dari jutaan pekerja migran Indonesia di berbagai negara.
“BNI terus menghadirkan solusi finansial bagi nasabah personal maupun korporasi, khususnya Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang menjadi segmen kunci dalam bisnis ini,” ujar Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, dalam keterangan tertulis yang diterima media pada Rabu, 21 Mei 2025.
Negara-negara penyumbang remitansi terbesar bagi BNI di antaranya adalah Taiwan, Malaysia, Arab Saudi, Hong Kong, dan Korea Selatan. Di wilayah-wilayah ini, nasabah BNI berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari sektor informal seperti asisten rumah tangga dan buruh pabrik, hingga sektor jasa seperti perhotelan dan rumah sakit, serta tenaga profesional yang bekerja di bidang strategis seperti industri perminyakan dan penerbangan.
Sementara itu, daerah-daerah di Indonesia yang tercatat menerima volume remitansi tertinggi meliputi Bali, Jakarta, Bekasi, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Tingginya aliran dana yang masuk ke wilayah-wilayah ini mencerminkan keterhubungan yang erat antara PMI di luar negeri dengan keluarga mereka di tanah air.
“BNI memanfaatkan peluang ini untuk memperluas jangkauan layanan keuangan hingga ke pelosok daerah,” tambah Okki.
Sebagai langkah konkret memperkuat layanan remitansi, BNI menjalin kemitraan dengan berbagai lembaga keuangan global, termasuk bank koresponden, perusahaan fintech, dan penyedia jasa pembayaran lintas negara. Beberapa di antaranya telah mengintegrasikan sistem pembayaran instan dan mekanisme kliring lokal, sehingga mempersingkat waktu transaksi dan meningkatkan efisiensi pengiriman dana.
Lebih dari sekadar layanan pengiriman uang, BNI juga mengembangkan program pemberdayaan ekonomi bagi PMI melalui literasi keuangan, pelatihan kewirausahaan, serta edukasi perbankan. Program ini tidak hanya membantu PMI mengelola keuangan secara bijak, tetapi juga memberikan bekal keterampilan untuk masa depan mereka setelah kembali ke Indonesia.
“Dengan pendekatan ini, BNI berkomitmen menjadikan remitansi tidak hanya sebagai layanan finansial, tetapi juga sebagai sarana peningkatan kesejahteraan jangka panjang,” tegas Okki.
Kehadiran jaringan cabang BNI di sembilan pusat keuangan dunia, seperti Singapura, Tokyo, Seoul, London, dan New York, memperkuat kapasitas perusahaan dalam melayani nasabah diaspora Indonesia. Langkah ini sekaligus menjadikan BNI sebagai simbol kehadiran perbankan nasional dengan jangkauan global.


























