Jakarta, EKOIN.CO – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan pembekalan kepada Calon Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia dalam kegiatan orientasi yang digelar Kementerian Luar Negeri, Rabu (30/7), di Jakarta.
Dalam sesi pembekalan tersebut, Sri Mulyani menekankan pentingnya peran diplomasi ekonomi dalam dinamika global saat ini. Ia menyampaikan bahwa tren global mulai bergeser dari multilateralisme menuju unilateralisme.
Menurutnya, fenomena “my country first” telah memengaruhi berbagai aspek kebijakan, termasuk hubungan bilateral, arus perdagangan, dan investasi antarnegara. Situasi ini, kata Menkeu, membutuhkan respons strategis.
“Kerja sama internasional tidak lagi sekadar ajang pergaulan, tetapi menjadi instrumen penting untuk memperjuangkan kepentingan nasional,” ujar Menkeu dalam paparannya kepada para diplomat.
Ia juga menegaskan bahwa kekuatan diplomasi ekonomi harus menjadi ujung tombak dalam membentuk persepsi positif tentang Indonesia di kancah global, terutama terkait iklim investasi.
Diplomat Dituntut Jadi Juru Bicara Ekonomi
Sri Mulyani menyoroti bahwa perdagangan dan investasi merupakan pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, peran diplomat sangat vital dalam menarik minat dunia internasional.
Ia menambahkan bahwa target pertumbuhan ekonomi sebesar 6–8 persen hanya bisa dicapai dengan peningkatan investasi yang produktif dan terarah. Hal ini menjadi peluang sekaligus tanggung jawab para Duta Besar RI.
“Para Duta Besar bukan hanya menjadi perwakilan negara, tapi juga menjadi juru bicara yang menyampaikan semangat bahwa Indonesia menjaga iklim investasi yang stabil,” ucapnya.
Ia mengharapkan para diplomat dapat membangun narasi kuat mengenai stabilitas ekonomi dan komitmen Indonesia terhadap perdagangan global yang adil.
“Diplomat harus mampu menjadi duta investasi dan perdagangan, memperjuangkan posisi Indonesia dalam persaingan ekonomi internasional,” jelas Sri Mulyani.
Tantangan Global Perlu Direspons Strategis
Menurut Menkeu, dunia tengah mengalami perubahan mendasar dalam arah kebijakan ekonomi global. Ketidakpastian geopolitik, proteksionisme, dan fragmentasi pasar menuntut strategi diplomasi yang adaptif.
Sri Mulyani mengingatkan bahwa posisi Indonesia harus diperkuat di berbagai forum ekonomi dan perdagangan internasional, melalui representasi diplomatik yang kompeten dan aktif.
Ia pun menyinggung pentingnya membangun kepercayaan investor asing melalui kerja sama bilateral dan multilateral yang konkret.
“Diplomat ekonomi memiliki peran dalam menyampaikan pesan bahwa Indonesia adalah mitra yang kredibel dan strategis,” tegasnya.
Pesan Menkeu: Bawa Semangat Indonesia Maju
Mengakhiri pembekalan, Sri Mulyani berpesan kepada para calon Duta Besar agar membawa semangat Indonesia Maju ke setiap penjuru dunia. Ia menekankan pentingnya menjaga kehormatan bangsa.
“Selamat bertugas untuk Calon Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia. Bawa semangat Indonesia Maju, jaga kehormatan bangsa, dan jadilah diplomat yang menyuarakan kepentingan Indonesia di panggung global,” ungkapnya.
Kegiatan orientasi ini menjadi bagian dari persiapan resmi sebelum para diplomat mengemban tugas mewakili negara di luar negeri. Orientasi diikuti puluhan peserta dari berbagai latar belakang kementerian.
Para calon Duta Besar juga akan menjalani pembekalan lintas sektor, termasuk kebijakan luar negeri, hubungan multilateral, hingga misi kemanusiaan.
Diplomasi Ekonomi Kunci Masa Depan Indonesia
Pembekalan yang disampaikan Sri Mulyani menyoroti pentingnya sinergi antara diplomasi dan ekonomi nasional. Dalam konteks global yang semakin kompleks, peran Duta Besar bukan sekadar simbol, melainkan penggerak nyata.
Diplomat Indonesia diharapkan mampu menavigasi tantangan dan peluang yang muncul dari perubahan geopolitik dunia. Melalui kerja sama perdagangan dan investasi yang saling menguntungkan, Indonesia dapat memperkuat posisi globalnya.
Semangat menjaga kehormatan bangsa dan membangun kepercayaan dunia harus terus diemban oleh para Duta Besar. Dengan strategi ekonomi yang inklusif dan diplomasi yang efektif, Indonesia dapat melangkah lebih jauh sebagai negara maju.(*)