Jakarta, EKOIN.CO – Maidina, mahasiswa Program Doktor di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), berhasil mengembangkan pemanfaatan serat rami terpintal sebagai alternatif tulangan beton lentur yang ramah lingkungan. Temuan ini memperluas potensi pemanfaatan serat rami yang selama ini lebih dominan digunakan dalam industri tekstil dan kerajinan.
Dalam penelitiannya, Maidina menyoroti efektivitas serat rami yang telah dipintal menjadi benang 2 ply dan 3 ply untuk memperkuat beton lentur. Hasilnya menunjukkan bahwa serat rami 3 ply memberikan performa struktural tertinggi, dengan kuat tarik rata-rata mencapai 123,34 MPa.
Selain itu, serat 3 ply memiliki tingkat elongasi hingga 30,87%, yang turut meningkatkan deformasi lentur beton hingga 27,29%. Hal ini menjadikan serat rami sebagai material yang sangat menjanjikan untuk proyek-proyek yang membutuhkan kelenturan tinggi pada beton.
Uji laboratorium juga dilakukan untuk menganalisis ketahanan serat terhadap degradasi setelah direndam dalam beton selama 84 hari. Metode analisis yang digunakan mencakup mikrostruktur, FTIR, dan TGA, yang menunjukkan terjadinya interaksi kimia antara semen dan serat.
Temuan Inovatif dari Riset Multidisipliner
Meski terjadi degradasi, serat rami 3 ply dengan diameter 4–7 mm tetap menunjukkan performa baik, terutama untuk penggunaan pada aplikasi non-struktural. Penggunaannya direkomendasikan untuk panel dinding, elemen arsitektural, serta permukaan trotoar.
Maidina menegaskan bahwa serat rami lokal yang melimpah dapat menjadi alternatif tulangan beton pada proyek-proyek ramah lingkungan. “Potensi ini sejalan dengan tren global dalam penggunaan material terbarukan untuk mengurangi jejak karbon industri konstruksi,” ujarnya.
Berkat hasil penelitiannya, Maidina meraih gelar Doktor Teknik dengan predikat Sangat Memuaskan dan IPK 3,92. Ia menjadi doktor ke-81 dari Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, sekaligus doktor ke-613 FTUI.
Sidang terbuka promosi doktor dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. Yanuar, M.Eng., M.Sc. Adapun tim promotor terdiri atas Prof. Dr. Ir. Heru Purnomo, D.E.A., Fadhilah Muslim, S.T., M.Sc., Ph.D., dan Ir. Gabriel Soedarmini Boedi Andari, M.Eng., Ph.D.
Kolaborasi Akademik untuk Solusi Masa Depan
Tim penguji terdiri dari para akademisi terkemuka, seperti Prof. Dr. Sc-Ing. Ir. Riana Herlina Lumingkewas, M.T., IPM, ASEAN Eng., Dr. Ismail Budiman, S.Hut., M.Si., dan Dr. Jessica Sjah, M.T., M.Sc. Seluruhnya memberikan apresiasi terhadap pendekatan riset Maidina yang mendalam dan aplikatif.
Keberhasilan ini mendapat perhatian dari Dekan FTUI, Prof. Kemas Ridwan Kurniawan, S.T., M.Sc., Ph.D. Ia menilai temuan Maidina merupakan bukti bahwa kearifan lokal mampu menjadi solusi inovatif dalam menghadapi tantangan global.
“Ini sejalan dengan komitmen FTUI untuk terus mendorong riset multidisipliner yang berdampak nyata bagi masyarakat dan industri,” tutur Prof. Kemas. Ia berharap penelitian ini dapat memantik kolaborasi lebih luas untuk mengembangkan serat rami sebagai bahan konstruksi utama.
Riset Maidina juga menjadi refleksi penting bagi industri konstruksi di Indonesia untuk lebih mengedepankan pemanfaatan sumber daya lokal dan bahan terbarukan. Dengan pendekatan ilmiah yang solid, inovasi ini menjadi awal bagi pengembangan material berkelanjutan di tanah air.
Temuan Maidina mengenai pemanfaatan serat rami 3 ply dalam penguatan beton lentur merupakan langkah maju dalam pencarian material konstruksi yang ramah lingkungan. Melalui riset menyeluruh, ia berhasil membuktikan bahwa bahan lokal seperti serat rami memiliki ketahanan dan kekuatan mekanis yang mumpuni.
Penelitian ini juga menjadi jembatan antara pengetahuan teknik sipil dengan kearifan lokal yang sebelumnya kurang mendapat perhatian dalam ranah konstruksi. Dengan didukung oleh pendekatan mikrostruktur dan pengujian degradasi yang sistematis, potensi aplikasinya dapat diperluas untuk berbagai proyek non-struktural.
Lebih jauh lagi, keberhasilan ini membuka ruang bagi kolaborasi antara akademisi dan industri untuk mengembangkan teknologi konstruksi berkelanjutan. Penggunaan serat rami diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bangunan konvensional yang berdampak pada lingkungan.(*)