Jakarta, Ekoin.co – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengungkapkan visi transformasi ibukota menjadi kota global berkelanjutan. Pernyataan ini disampaikan dalam Rapat Paripurna DPRD DKI Jakarta, Minggu (22/6/2025).
Pramono menekankan pembangunan Jakarta harus mengintegrasikan teknologi, inklusivitas sosial, dan kelestarian lingkungan. “Transformasi tidak hanya soal modernisasi, tapi juga peningkatan kualitas hidup warga,” ujarnya seperti dikutip dari siaran pers Pemprov DKI.
Pemprov akan mengembangkan kawasan Transit Oriented Development (TOD) di Dukuh Atas. Konsep ini memadukan hunian, transportasi, dan fasilitas publik dalam satu area. “Warga bisa tinggal, bekerja, dan beraktivitas dengan mobilitas terintegrasi,” jelas Pramono.
Program Benjamin S Award akan memberi apresiasi kepada kelurahan dengan kinerja terbaik. Pemprov juga berencana menertibkan kabel listrik di sejumlah lokasi. “Kebayoran Baru akan jadi percontohan kawasan bebas kabel,” tambahnya.
Jam operasional taman, perpustakaan, museum, dan planetarium akan diperpanjang. Langkah ini untuk mendukung Jakarta sebagai kota 24 jam yang hidup dengan budaya dan rekreasi sehat.
Integrasi Program Jangka Panjang
Pramono menegaskan program quick win akan diperkuat dan diintegrasikan dengan kebijakan strategis. “Ini bukan pencapaian sesaat, tapi fondasi pembangunan berkelanjutan,” tegasnya.
Dukungan Anggota DPRD
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi menyambut baik rencana ini. “Kami akan mendukung penuh visi pembangunan terintegrasi ini,” ujarnya dalam rapat yang sama.
Persiapan Infrastruktur Digital
Pemprov akan memperkuat infrastruktur teknologi pendukung smart city. Hal ini mencakup perluasan jaringan internet dan sistem manajemen kota berbasis digital.
Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria menekankan peran aktif warga. “Transformasi membutuhkan kolaborasi pemerintah dan masyarakat,” katanya.
Groundbreaking jaringan utilitas akan dilakukan di 9 lokasi strategis. Proyek ini menjadi bagian dari penataan kota yang lebih rapi dan estetis.Menargetkan beberapa program bisa terwujud dalam 2-3 tahun ke depan. Termasuk penyelesaian proyek TOD dan penataan kabel bawah tanah.