JAKARTA, EKOIN.CO- Program Sekolah Rakyat yang digagas Kementerian Sosial Republik Indonesia akan resmi dimulai pada 14 Juli 2025 mendatang. Lokasi pelaksanaan perdana tersebar di berbagai provinsi.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau akrab disapa Gus Ipul menyatakan, sebanyak 63 titik Sekolah Rakyat telah selesai direnovasi dan siap digunakan. Seluruh titik akan memulai masa orientasi.
Pernyataan tersebut disampaikan Gus Ipul kepada wartawan usai rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI di Jakarta, pada Senin (7/7/2025). Ia menekankan kesiapan pelaksanaan program ini.
“Karena Sekolah Rakyat ini pertama kali kita selenggarakan, guru dan muridnya perlu orientasi,” ujarnya. Menurutnya, masa orientasi akan berlangsung selama satu hingga tiga bulan.
Setelah orientasi, peserta didik akan mengikuti proses belajar formal. Gus Ipul juga menjelaskan bahwa pemeriksaan kesehatan akan dilakukan bagi semua peserta program.
Tahap Awal di 63 Titik
Sebanyak 395 rombongan belajar (rombel) akan terbentuk di 63 titik pertama. Ini mencakup jenjang SD, SMP, hingga SMA. Fasilitas sudah siap digunakan 14 Juli nanti.
“Kita mulai masa orientasi sambil kita evaluasi kira-kira apa yang dibutuhkan,” tutur Gus Ipul. Evaluasi akan berjalan paralel selama orientasi berlangsung.
Program ini menyasar anak-anak dari keluarga rentan dan kelompok miskin. Mereka akan memperoleh akses pendidikan secara menyeluruh dan gratis dari negara.
Di masa orientasi, siswa akan dikenalkan dengan lingkungan sekolah, guru, serta kegiatan belajar yang akan dijalani. Materi pengenalan disesuaikan per jenjang.
Selain itu, guru dan tenaga kependidikan akan mengikuti pelatihan dasar sebelum pembelajaran formal dimulai.
Pemerataan Lokasi dan Tahapan
Menurut Kemensos, wilayah dengan titik terbanyak adalah Pulau Jawa dengan 48 lokasi. Disusul Sumatra (22 titik), Sulawesi (15), Bali-Nusra (4), Kalimantan (4), Maluku (4), dan Papua (3).
“Untuk yang 100 titik pertama 9.700 lebih siswa,” ucap Gus Ipul. Jumlah itu akan terus meningkat seiring tahap pengembangan selanjutnya.
Gus Ipul juga menegaskan bahwa program ini bukan hanya di Jawa. “Di Papua ada, di Aceh ada, di Maluku juga ada, di Kalimantan ada, semua,” ujarnya.
Rombongan belajar di tiap sekolah akan disesuaikan dengan jumlah siswa dan kapasitas gedung. Sistem kelas akan dibuat fleksibel dan adaptif.
Fokus utama Sekolah Rakyat adalah memastikan anak-anak miskin dan rentan tidak tertinggal dalam pendidikan dasar dan menengah.
Pengembangan Tahap Kedua
Tahap kedua akan memanfaatkan berbagai fasilitas yang ada. Gus Ipul menyebut, 51 Balai Latihan Kerja (BLK) milik Kemnaker dan 45 gedung milik pemda akan digunakan.
Target tahap dua mencakup 427 rombel, 10.425 siswa, 2.180 guru, dan 4.069 tenaga kependidikan. Proses asesmen lokasi sedang berlangsung.
Kementerian Sosial tengah berkoordinasi dengan Kementerian Ketenagakerjaan serta pemerintah daerah. Hal ini untuk mempercepat adaptasi fasilitas yang tersedia.
Pemanfaatan gedung eksisting menjadi solusi efisien. Tidak diperlukan pembangunan baru dalam jangka pendek.
Dalam pengembangan ini, pendekatan inklusif tetap diprioritaskan agar daerah terpencil juga terlayani.
Kolaborasi Multi-Institusi
Untuk keberhasilan program, kolaborasi antar-lembaga menjadi kunci. Gus Ipul menyebut pentingnya dukungan DPR dan kementerian lain.
“Kita butuh kerja sama lintas sektor,” ungkapnya. Pelibatan pemda, Kemendikbud, serta tokoh lokal di daerah sangat diperlukan.
Kemensos juga melibatkan tokoh masyarakat dalam menyosialisasikan Sekolah Rakyat kepada warga sekitar.
Setiap sekolah akan memiliki sistem pelaporan dan pemantauan rutin. Hal ini untuk menjamin kualitas pendidikan tetap terjaga.
Penilaian berkala akan dilakukan bersama pihak ketiga untuk memastikan efektivitas program.
Fokus pada Kesehatan dan Kualitas
Pemeriksaan kesehatan menjadi komponen penting sebelum masa belajar dimulai. Semua siswa, guru, dan staf wajib menjalani pemeriksaan awal.
Langkah ini dianggap krusial mengingat banyak peserta berasal dari kelompok miskin dan berisiko kesehatan rendah.
Selain itu, nutrisi dan kesejahteraan siswa akan diawasi secara ketat selama masa pembelajaran.
Kemensos juga akan bekerja sama dengan lembaga kesehatan dan gizi anak. Hal ini bertujuan agar siswa belajar dalam kondisi prima.
Pemberian makanan tambahan sedang dikaji sebagai bagian dari dukungan belajar siswa.
Upaya Pemenuhan Hak Pendidikan
Program Sekolah Rakyat diharapkan menjadi jembatan pemenuhan hak anak atas pendidikan. Khususnya bagi mereka yang tertinggal karena faktor ekonomi.
Dengan penyebaran sekolah yang luas, program ini menargetkan jangkauan yang merata. Semua anak miskin, dari Sabang sampai Merauke, dapat belajar.
Gus Ipul menyatakan, Sekolah Rakyat adalah bentuk keberpihakan negara pada kelompok rentan.
Ke depan, pemerintah akan mengevaluasi dan menyesuaikan pendekatan sesuai kebutuhan lokal. Tidak ada sistem seragam yang dipaksakan.(Gambar diambil dari Detik com)
Fleksibilitas menjadi kata kunci dalam keberlanjutan program ini.(*)
Berlangganan gratis WANEWS EKOIN lewat saluran WhatsUp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v.