Banda Aceh, EKOIN .CO –Konten literasi dapat menjadi salah satu media edukasi baru dengan memanfaatkan generasi muda, yang hampir semuanya adalah pengguna media sosial, untuk turut mengambil peran memberikan edukasi kepada semua lapisan masyarakat dalam bidang literasi sebagai pembuat dan penyebar konten.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh Edi Yandra, saat memberikan Pembekalan Pembuatan Video Konten Literasi, di aula Mall Baca Aceh, Selasa (2/6/2026).
“Dengan Video Konten Literasi, kita ingin mempromosikan program perpustakaan, pengembangan budaya baca dan literasi di masyarakat, melalui konten video yang kreatif, inspiratif dan tentu saja bernuansa ke-Acehan,” ujar Edi.
Edi menambahkan, saat ini Perpustakaan bukan lagi sekadar tempat yang sepi dengan tumpukan buku yang membosankan. Teknologi informasi semakin berkembang pesat, menuntut insan perpustakaan untuk bertransformasi menjadi perpustakaan modern berbasis media digital.
“Ini bukanlah sebuah pilihan tetapi menjadi suatu keharusan. Perpustakaan harus bertransformasi menjadi pusat informasi yang hidup dan dinamis, penuh dengan berbagai teknologi canggih, perpustakaan menjadi tempat yang menarik dan relevan untuk berbagai kalangan, mulai dari pelajar hingga profesional,” kata Edi.
Selain itu, sambung Edi, perpustakaan dituntut menjadi ruang sosial yang lebih inklusif dan menarik. Tak hanya tempat untuk membaca atau belajar, tetapi juga untuk berkolaborasi, berbagi ide, dan mengembangkan kreativitas.
“Di dunia yang terus bergerak cepat, perpustakaan harus tetap menjaga eksistensinya sebagai jantung dari ekosistem pengetahuan. Ia akan berubah, berinovasi, dan beradaptasi, namun tetap menjaga akarnya sebagai pelita ilmu bagi umat manusia.
Karena itu, sambung Edi, untuk menjaga popularitas dan eksistensi sebagai lembaga informasi kekinian, perpustakaan tentu harus menciptakan konten-konten informasi dan pengetahuan dalam bentuk multimedia berbasis media sosial.
“Upaya ini penting karena merupakan bagian dari upaya perpustakaan menyikapi perubahan demografi dan perilaku milenial yang saat ini cenderung mengakses informasi melalui berbagai saluran media sosial. Atas semangat itulah, kami menginisiasi perlombaan ini dan hari ini kita melakukan pembekalan, agar semuanya terarah dan sesuai dengan tujuan, yaitu promotif, edukatif dan mengusung ciri khas ke-Acehan,” ucap Edi.
“Selamat mengikuti pembekalan dan menyerap semua ilmu untuk diimplementasikan dalam pembuatan konten yang dapat memberikan edukasi kepada masyarakat sebagai bentuk promosi perpustakaan,” pungkas Kepala DPKA.
Sumber” DInas Perpustakaan Aceh