Jakarta EKOIN.CO – Sejumlah perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) se-Nusantara menghadiri undangan Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Kamis (4/9/2025) malam. Dalam forum tersebut, mahasiswa menyampaikan aspirasi strategis kebangsaan yang mereka nilai penting untuk masa depan bangsa. Ikuti berita terkini EKOIN.CO di WA Channel kami.
Pertemuan berlangsung di Kompleks Istana Kepresidenan dengan pengamanan ketat. Sebelum memasuki kawasan, rombongan mahasiswa terlebih dahulu diperiksa oleh Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Dari pihak Istana, pertemuan didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi serta Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi Brian Yuliarto.
Agenda tersebut menjadi lanjutan dari aksi mahasiswa di Gedung DPR pada Rabu (3/9/2025), di mana tujuh tuntutan telah dikemukakan. Kehadiran mahasiswa di Istana disebut sebagai bentuk konsistensi mereka dalam mengawal kepentingan bangsa secara berkelanjutan.
Aspirasi kebangsaan mahasiswa
Dalam forum resmi itu, Presidium Nasional BEM PTNU Se-Nusantara, Achmad Baha’ur Rifqi, memaparkan tiga agenda prioritas strategis kebangsaan. Menurutnya, mahasiswa hadir bukan hanya membawa suara kampus, tetapi juga suara rakyat kecil.
Agenda pertama menyoroti peningkatan profesi strategis. Achmad menegaskan profesi guru, buruh, dan pekerja informal merupakan tulang punggung pembangunan bangsa, namun masih menghadapi kesenjangan ekonomi dan keterbatasan perlindungan sosial. “Negara harus hadir melalui kebijakan yang lebih progresif, adil, dan terukur dalam menjamin hak-hak dasar mereka,” ujarnya.
Agenda kedua menyentuh isu kedaulatan pangan dan energi. Mahasiswa menilai kedua sektor tersebut menjadi faktor vital yang harus dikelola dengan kebijakan berdaulat agar tidak tergantung pada pihak luar.
Agenda ketiga berkaitan dengan penguatan demokrasi. Para mahasiswa menekankan pentingnya menjaga ruang kebebasan sipil, partisipasi publik, serta akuntabilitas pemerintah dalam setiap pengambilan kebijakan.
Dialog mahasiswa dan pemerintah
Pertemuan itu berjalan dengan nuansa dialogis. Mahasiswa menegaskan bahwa aspirasi yang mereka sampaikan bersifat strategis, bukan reaktif. Mereka berharap pemerintah dapat menindaklanjuti masukan tersebut dalam kebijakan nyata.
Menurut sejumlah peserta, forum di Istana Negara memberikan kesempatan untuk menyuarakan pandangan langsung kepada Presiden. Hal ini diharapkan menjadi awal komunikasi yang lebih terbuka antara mahasiswa dan pemerintah.
Kehadiran Mensesneg dan Mendikti dalam pertemuan juga menjadi sinyal bahwa pemerintah berupaya menampung gagasan mahasiswa di berbagai bidang, termasuk pendidikan tinggi, ketenagakerjaan, dan riset.
Meski begitu, mahasiswa tetap menegaskan akan terus mengawal implementasi aspirasi mereka. “Kami akan tetap kritis, karena tanggung jawab mahasiswa bukan hanya menyuarakan, tetapi juga memastikan aspirasi tersebut direspons,” tegas Achmad.
Pertemuan berakhir pada malam hari dengan pesan bahwa dialog antara mahasiswa dan pemerintah akan terus berlanjut. Mahasiswa menilai forum seperti ini penting untuk memperkuat kebangsaan sekaligus memastikan pembangunan berjalan inklusif.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v