Jakarta, EKOIN.CO – Duduk terlalu lama terbukti membawa dampak serius bagi kesehatan. Penelitian medis menunjukkan, kebiasaan ini meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, hingga gangguan tulang belakang. Kondisi tersebut makin mengkhawatirkan seiring gaya hidup modern yang menuntut aktivitas kerja banyak dilakukan di depan layar.
Kebiasaan duduk lama membuat otot menjadi kaku, aliran darah melambat, dan metabolisme tubuh menurun. Akibatnya, kalori tidak terbakar dengan baik, kadar gula darah meningkat, dan timbul rasa cepat lelah.
Beberapa studi juga mengaitkan duduk terlalu lama dengan risiko obesitas. Lemak tubuh cenderung menumpuk di perut, memicu peradangan, dan berujung pada penyakit kronis. “Semakin sering kita duduk berjam-jam, semakin tinggi risiko kesehatan jangka panjang,” ungkap dr. Fitria Handayani, seorang praktisi kesehatan gaya hidup.
Selain itu, posisi duduk yang salah dapat memicu nyeri punggung, leher, dan bahu. Banyak pekerja kantoran mengeluhkan pegal berkepanjangan karena postur tubuh tidak ideal saat bekerja.
Risiko lain yang jarang disadari adalah meningkatnya kemungkinan pembekuan darah pada pembuluh vena. Kondisi ini dikenal sebagai deep vein thrombosis (DVT) yang berpotensi fatal jika tidak segera ditangani.
Cara Mengatasi dan Mencegah Dampak Duduk Lama
Meski duduk terlalu lama berbahaya, ada cara sederhana untuk mengatasinya. Salah satunya dengan bangun dan bergerak setiap 30 menit. Aktivitas ringan seperti berjalan ke pantry, peregangan, atau sekadar berdiri sudah membantu melancarkan sirkulasi darah.
Olahraga rutin juga sangat penting. Aktivitas fisik seperti bersepeda, jogging, atau yoga dapat mengimbangi efek negatif dari duduk lama. “Kuncinya bukan hanya olahraga berat, tetapi menjaga tubuh tetap aktif sepanjang hari,” tambah dr. Fitria.
Pengaturan meja kerja juga tidak kalah penting. Menggunakan kursi ergonomis, meja dengan tinggi ideal, serta layar monitor sejajar mata akan mengurangi risiko sakit punggung. Beberapa perusahaan bahkan mulai menyediakan standing desk agar karyawan bisa berganti posisi duduk dan berdiri.
Menjaga pola makan sehat turut mendukung tubuh agar lebih kuat melawan dampak buruk duduk lama. Mengurangi konsumsi gula, memperbanyak sayur, buah, dan air putih sangat dianjurkan.
Kesadaran akan bahaya duduk terlalu lama harus ditanamkan sejak dini. Dengan perubahan kecil dalam rutinitas, risiko kesehatan dapat ditekan, dan kualitas hidup tetap terjaga.
Pada akhirnya, menjaga keseimbangan antara aktivitas duduk, bergerak, dan beristirahat adalah kunci utama untuk hidup sehat di era serba digital. *
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v