Jakarta,EKOIN.CO- Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Mohammad Fadjar mengungkapkan dirinya sempat melakukan dialog dengan pendemo saat mengunjungi Mako Brimob Kwitang, Jakarta Pusat, pada Sabtu (30/8/2025). Kunjungan tersebut dilakukan sehari setelah aksi unjuk rasa besar menolak tunjangan fantastis DPR yang berlangsung di sejumlah daerah. Gabung WA Channel EKOIN.
Dialog dengan Pendemo di Kwitang
Fadjar menjelaskan bahwa kedatangannya ke Mako Brimob awalnya bertujuan meninjau kesiapan pasukan usai demonstrasi. Namun, ia tak menyia-nyiakan kesempatan untuk mendengar langsung suara masyarakat yang hadir di sekitar lokasi.
“Saya sempat berdialog dengan para pendemo, mendengar aspirasi mereka secara langsung. Ini penting agar kita memahami apa yang menjadi keresahan rakyat,” ujar Fadjar.
Aksi unjuk rasa yang berlangsung sehari sebelumnya berpusat pada penolakan kebijakan tunjangan fantastis DPR. Isu tersebut menuai gelombang protes di berbagai kota, termasuk di Jakarta, yang melibatkan ribuan massa dari beragam elemen masyarakat.
Para pendemo menilai kebijakan itu tidak tepat di tengah kondisi ekonomi nasional yang masih penuh tantangan. Fadjar menegaskan pihaknya tetap mengedepankan pendekatan humanis dalam merespons situasi di lapangan.
Aspirasi Publik dan Evaluasi Kebijakan
Gelombang penolakan terhadap tunjangan fantastis DPR turut mendorong berbagai pihak, mulai dari akademisi hingga tokoh politik, menyerukan evaluasi kebijakan. Universitas Gadjah Mada (UGM) bahkan secara resmi meminta DPR membatalkan aturan tersebut serta mengimbau mahasiswa tetap melakukan aksi damai tanpa kekerasan.
Di sisi lain, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengingatkan agar semua pihak menjaga lisan dan tidak melukai perasaan rakyat. Ia menekankan bahwa dialog publik harus dikedepankan dalam menghadapi perbedaan pandangan.
Menurut catatan lapangan, unjuk rasa yang sempat menimbulkan ketegangan di beberapa titik berhasil dikendalikan aparat. Keberadaan Pangkostrad Fadjar di lokasi disebut memberi sinyal kuat bahwa TNI juga mengedepankan komunikasi dengan masyarakat.
Situasi di Kwitang pada Sabtu malam relatif kondusif, meski aparat masih tetap berjaga untuk mengantisipasi kemungkinan lanjutan aksi. Fadjar mengingatkan pentingnya kerja sama semua pihak demi menjaga stabilitas dan keamanan bersama.
Gelombang penolakan tunjangan fantastis DPR ini diyakini belum akan berhenti dalam waktu dekat. Namun, pemerintah dan DPR disebut sedang mempertimbangkan opsi evaluasi agar kebijakan tidak semakin menimbulkan gejolak sosial.
Fadjar menutup dialognya dengan harapan agar masyarakat tetap menyuarakan pendapat secara damai. Ia menegaskan bahwa keberanian rakyat dalam menyampaikan aspirasi adalah bagian dari demokrasi yang harus dihormati.
Gelombang unjuk rasa di Jakarta dan daerah lain menyoroti kebijakan tunjangan fantastis DPR yang dinilai tidak relevan dengan kondisi rakyat.
Dialog yang dilakukan Pangkostrad Letjen TNI Mohammad Fadjar di Kwitang menjadi simbol pentingnya komunikasi terbuka antara aparat dan masyarakat.
Berbagai pihak, termasuk UGM dan AHY, turut memberikan tekanan agar DPR mengevaluasi kebijakan tersebut dengan bijak.
Kondisi di lapangan menunjukkan perlunya pendekatan humanis agar unjuk rasa tidak berkembang menjadi konflik yang lebih luas.
Evaluasi kebijakan DPR menjadi kunci agar stabilitas sosial dan kepercayaan masyarakat terhadap institusi negara tetap terjaga.
DPR sebaiknya membuka ruang dialog yang lebih luas dengan publik untuk membangun kepercayaan.
Pemerintah harus mendahulukan kebijakan yang berpihak pada rakyat ketimbang kepentingan elite.
Masyarakat perlu terus mengawal kebijakan publik secara damai dan konstruktif.
Aparat diharapkan konsisten menjaga pendekatan humanis agar aspirasi tidak berujung pada kekerasan.
Institusi pendidikan dan tokoh masyarakat dapat menjadi jembatan dialog yang produktif antara rakyat dan pemerintah.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v