JAKARTA, EKOIN.CO –
PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) atau dikenal dengan CDI Group berhasil mencuri perhatian pasar modal Indonesia usai mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Juli 2025. Momentum penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) ini menjadi bukti tingginya minat investor terhadap prospek bisnis infrastruktur yang dikelola perseroan. Ikuti berita terkini EKOIN di WA Channel kami.
IPO CDIA yang berlangsung pada 2-7 Juli 2025 mencatat oversubscription luar biasa hingga 563,64 kali. Antusiasme itu terlihat dari jumlah partisipasi yang mencapai 400.126 investor selama periode penawaran. Capaian tersebut menjadikan CDIA sebagai salah satu emiten dengan pencatatan paling sukses sepanjang tahun 2025 di pasar modal.
Aset Strategis Infrastruktur CDIA
CDIA dikenal sebagai perusahaan infrastruktur dengan portofolio aset strategis yang menyasar sektor-sektor vital. Perusahaan ini beroperasi pada empat lini bisnis utama, yaitu energi, air, kepelabuhanan dan penyimpanan, serta logistik. Seluruh sektor tersebut dirancang untuk menghadirkan solusi infrastruktur end-to-end, memperkuat rantai pasok, serta meningkatkan efisiensi industri nasional maupun regional.
Sebagai anak perusahaan dari PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), perusahaan energi dan kimia terkemuka di Asia Tenggara, CDI Group membawa pengalaman dan dukungan yang solid. Tidak hanya itu, kemitraan dengan EGCO Group asal Thailand semakin memperkokoh posisinya dalam ekosistem infrastruktur kawasan.
Dalam bidang energi, CDI Group mengoperasikan pembangkit listrik combined cycle power plant (CCPP) berkapasitas 120 MW serta turut memiliki 45% saham pada CCPP off-gas berkapasitas 200 MW. Dukungan infrastruktur energi juga ditunjang oleh jaringan transmisi, SPBU di Cilegon, serta pengembangan panel surya dan SPKLU. Langkah ini sekaligus menunjukkan komitmen perseroan pada transisi energi bersih.
Pada sektor air, CDI Group bekerja sama melalui PT Krakatau Tirta Industri (KTI) dalam penyediaan air bersih. Fasilitas yang dikelola meliputi Water Treatment Plant (WTP) Krenceng berkapasitas 1.800 liter per detik, WTP Cidanau 600 liter per detik, serta Waduk Nadra Krenceng dengan kapasitas 5,4 juta meter kubik. Fasilitas ini memastikan keberlangsungan pasokan air industri, ditambah infrastruktur daur ulang dan pengolahan limbah yang ramah lingkungan.
Penguatan Posisi Melalui Infrastruktur Strategis
Tidak hanya energi dan air, sektor kepelabuhanan serta penyimpanan juga menjadi tumpuan CDI Group. Kehadiran fasilitas kepelabuhan mampu mendukung distribusi logistik skala besar, sekaligus menjadi simpul penghubung perdagangan regional. Infrastruktur logistik modern yang dimiliki perseroan memperkuat rantai pasok industri di Indonesia dan Asia Tenggara.
Komitmen CDI Group dalam membangun aset strategis juga diarahkan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Seluruh portofolio aset disiapkan agar mampu menjawab kebutuhan jangka panjang industri, baik dari sisi ketersediaan energi, pasokan air, maupun distribusi barang.
Direksi perusahaan menyatakan bahwa langkah IPO bukan hanya untuk penguatan permodalan, melainkan juga untuk memperluas jangkauan infrastruktur. “Kami ingin CDIA menjadi pemain utama dalam menyediakan solusi infrastruktur berkelanjutan bagi Indonesia dan Asia Tenggara,” ujar manajemen perseroan dalam keterangannya.
Strategi tersebut sejalan dengan agenda pemerintah mendorong pembangunan infrastruktur dan transisi energi bersih. CDI Group diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan daya saing industri nasional.
Dengan basis investor yang luas, CDIA kini memiliki posisi kuat untuk mempercepat pengembangan aset strategisnya. Kepercayaan pasar modal yang besar memberi sinyal positif bahwa model bisnis infrastruktur terpadu yang dijalankan CDI Group mendapat pengakuan dari investor.
Kehadiran CDIA di bursa juga menjadi representasi semakin pentingnya sektor infrastruktur dalam menopang pertumbuhan ekonomi. Hal ini diyakini dapat memicu minat perusahaan sejenis untuk melakukan IPO di masa depan.
Pada akhirnya, aset strategis yang dimiliki CDI Group tidak hanya memberi keuntungan finansial bagi perusahaan, tetapi juga memperkuat fondasi pembangunan industri Indonesia di masa depan. Dengan dukungan investor dan kolaborasi internasional, CDIA diproyeksikan mampu menjadi salah satu motor penggerak pembangunan kawasan.
Keberhasilan IPO CDIA menunjukkan betapa besar minat investor terhadap sektor infrastruktur. Antusiasme pasar menjadi landasan kuat bagi perseroan untuk melanjutkan ekspansi.
Portofolio aset strategis yang dimiliki CDIA terbukti menyasar sektor vital seperti energi, air, logistik, dan kepelabuhanan. Semua itu memperkuat posisi perusahaan dalam mendukung rantai pasok industri.
Kolaborasi dengan perusahaan besar seperti TPIA dan EGCO memperkuat daya saing CDIA di kawasan. Dukungan tersebut menjadi modal penting dalam menghadapi kompetisi global.
Ke depan, aset strategis milik CDIA akan memainkan peran signifikan dalam pembangunan nasional. Dengan pendekatan berkelanjutan, perusahaan diharapkan mampu menjawab kebutuhan jangka panjang.
Investor kini menaruh harapan besar pada perjalanan CDIA. Perusahaan memiliki peluang besar menjadi katalisator pembangunan infrastruktur dan pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v