Jakarta EKOIN.CO – Anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) dipastikan bakal menelan biaya besar pada tahun depan. Badan Gizi Nasional (BGN) mengumumkan proyeksi kebutuhan dana mencapai Rp 1,2 triliun per hari untuk melayani 82,9 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Kepala BGN, Dadan, menyampaikan hal ini dalam acara Penandatanganan Nota Kesepahaman Sinergi Penyelenggaraan Jaminan Produk Halal dalam Program Pemenuhan Gizi Nasional antara BGN dan BPJPH di kantor Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Senin (8/9/2025).
“Insyaallah tahun depan kita akan mulai dari Januari dengan 82,9 juta dan Badan Gizi Nasional akan spending Rp 1,2 triliun per hari,” ujar Dadan.
Anggaran MBG dan dampak gizi
Menurutnya, besarnya anggaran ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memperbaiki gizi masyarakat, khususnya anak-anak dan kelompok rentan. Ia menambahkan, jika dibandingkan dengan kementerian lain, angka tersebut sangat besar.
“Nah ini sama dengan setengah anggaran Kementerian Perencanaan Pembangunan satu tahun ya. Jadi dua hari BGN sama dengan satu tahun (Anggaran) Perencanaan Pembangunan Nasional,” kata Dadan.
Saat ini, realisasi program MBG baru menyerap Rp 13 triliun dari total anggaran 2025 yang senilai Rp 71 triliun. Hingga kini, sudah ada 7.475 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang terbentuk dan melayani lebih dari 25 juta penerima manfaat.
“Jadi kita sudah hampir bisa melayani 1 penduduk seluruh benua Australia atau empat negara Skandinavia,” tambahnya.
Peran SPPG dalam program MBG
Selain yang sudah berjalan, terdapat sekitar 29 ribu SPPG yang mendaftar untuk ikut terlibat. Dadan menjelaskan, pembangunan satu SPPG memerlukan biaya sekitar Rp 2 triliun. Namun, dana itu bukan berasal dari pemerintah melainkan ditanggung oleh mitra MBG.
“Jadi ini bukan uang pemerintah, ini uang masyarakat. Selain itu juga dampak ekonominya luar biasa. Karena 1 SPG mempekerjakan 50 orang, 1 SPG membutuhkan 15 supplier, dan setiap supplier pasti membutuhkan SDM pendukungnya,” jelasnya.
BGN menekankan bahwa program MBG bukan hanya tentang distribusi makanan bergizi, tetapi juga memberi dampak ekonomi langsung bagi masyarakat. Ribuan tenaga kerja baru diperkirakan terserap dari rantai pasok yang terbentuk di setiap titik layanan.
Dengan skala program yang begitu masif, MBG diharapkan dapat menjangkau semua lapisan masyarakat, terutama mereka yang selama ini kesulitan mengakses makanan sehat dan bergizi. Pemerintah menilai langkah ini menjadi investasi jangka panjang untuk memperkuat kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Program MBG juga diproyeksikan menjadi salah satu kebijakan publik terbesar dalam sejarah pemenuhan gizi nasional. Pemerintah berharap kehadirannya mampu menurunkan angka stunting, meningkatkan kualitas kesehatan anak, sekaligus memperkuat ketahanan pangan dalam negeri.
( * )
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v