Jakarta, EKOIN.CO – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan Senin pagi, 16 Juni 2025, dengan mencatatkan kenaikan sebesar 0,15 persen ke level 7.176,59. Penguatan ini terjadi di tengah sentimen pasar yang masih dipengaruhi oleh kondisi geopolitik global dan antisipasi menjelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia.
Pasar Modal Rebound Meski Tekanan Global Masih Ada
Selain IHSG, indeks saham unggulan LQ45 juga menunjukkan kenaikan sebesar 0,11 persen ke level 802,68. Menurut pantauan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), sektor saham energi, perbankan, dan infrastruktur menjadi pendorong utama dalam penguatan pasar pada pembukaan pagi ini.
Investor Menanti Keputusan RDG BI
Para pelaku pasar saat ini memusatkan perhatian pada RDG Bank Indonesia yang dijadwalkan berlangsung pekan ini. RDG BI akan menentukan arah suku bunga acuan yang menjadi indikator utama dalam pengambilan keputusan investasi dan kebijakan moneter. Konsensus pasar memperkirakan bahwa BI akan mempertahankan suku bunga acuan di angka 6,25 persen.
Analis: Sentimen Global Masih Menjadi Faktor Kunci
Kepala Riset PT Samuel Sekuritas, Suria Dharma, menjelaskan bahwa penguatan IHSG pagi ini cukup mengejutkan mengingat volatilitas global masih tinggi akibat ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan ketidakpastian kebijakan moneter global. “Namun, pasar Indonesia terbukti cukup resilien. Sentimen domestik yang cukup solid menopang pergerakan indeks,” ujarnya, dikutip dari CNBC Indonesia.
Saham-Saham Pendorong Kenaikan
Beberapa saham dengan kapitalisasi besar seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) tercatat mengalami kenaikan tipis dan menjadi penopang indeks. Di sektor energi, saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) juga mencatatkan kenaikan.
Asing Catatkan Net Buy
Investor asing tercatat melakukan net buy dalam perdagangan sesi pertama hari ini dengan nilai mencapai sekitar Rp 150 miliar. Aksi beli investor asing tersebut memberikan optimisme bahwa pasar modal Indonesia tetap menarik di tengah tekanan global.
Sektor-sektor yang Menguat
Sektor keuangan dan infrastruktur menjadi sektor yang paling menonjol pada awal perdagangan. Keduanya masing-masing mengalami kenaikan indeks sektoral sebesar 0,36 persen dan 0,28 persen.
Bursa Regional Cenderung Variatif
Sementara itu, bursa saham di kawasan Asia menunjukkan pergerakan yang bervariasi. Indeks Nikkei di Jepang menguat tipis, sedangkan Hang Seng di Hong Kong dan Kospi Korea Selatan terpantau bergerak negatif akibat sentimen ketegangan global.
Rupiah dan Obligasi
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka stabil di kisaran Rp 15.585 per USD. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah tenor 10 tahun juga masih berada di level moderat, sekitar 6,95 persen, mencerminkan minat pasar terhadap surat utang negara yang masih cukup tinggi.
Proyeksi Ekonomi Tetap Moderat
Bank Indonesia sebelumnya menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional untuk tahun 2025 diperkirakan masih berada dalam kisaran 4,7 hingga 5,3 persen. BI juga menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas harga dan nilai tukar, terutama menjelang semester kedua tahun ini.
Strategi Investor untuk Pekan Ini
Analis menyarankan agar investor tetap selektif dalam memilih saham, terutama yang memiliki fundamental kuat dan potensi pertumbuhan jangka panjang. Saham sektor perbankan, telekomunikasi, dan energi dinilai masih menjadi pilihan utama di tengah ketidakpastian global.
Konsolidasi Masih Mewarnai Perdagangan
Perdagangan indeks hari ini diperkirakan masih akan bergerak dalam pola konsolidasi. Volume dan nilai transaksi diprediksi moderat, dengan kecenderungan pelaku pasar menahan diri sambil menunggu kepastian dari RDG BI dan kondisi geopolitik dunia.
Para investor disarankan memantau hasil RDG Bank Indonesia minggu ini untuk mengetahui arah kebijakan suku bunga yang bisa berdampak langsung pada pasar modal.
Volatilitas global masih akan menjadi tantangan jangka pendek, namun potensi pertumbuhan domestik tetap menjanjikan.
Sektor-sektor defensif seperti perbankan, konsumer, dan infrastruktur masih layak dipertimbangkan untuk portofolio jangka menengah.
Investor asing yang mencatat net buy dapat menjadi indikasi positif terhadap kepercayaan pasar pada stabilitas ekonomi Indonesia.
Pelaku pasar diharapkan terus memperbarui informasi dan menyesuaikan strategi investasi dengan perkembangan ekonomi makro.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v