Jakarta, EKOIN.CO – Indonesia menargetkan finalisasi Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) dengan Uni Eropa pada 2026 setelah sembilan tahun negosiasi, membuka akses pasar bagi ekspor kunci seperti minyak sawit, tekstil, alas kaki, dan produk perikanan .
Djatmiko Bris Witjaksono dari Kementerian Perdagangan menyatakan FTA ini diharapkan ditandatangani dan diratifikasi tahun depan, serta mulai berlaku akhir 2026 atau awal 2027 .
Bagi Indonesia, FTA ini membuka peluang akses pasar bebas bea bagi sekitar 80% ekspor ke Uni Eropa, termasuk produk unggulan nasional seperti sawit dan tekstil .
EU menuntut isu deforestasi diselesaikan, terutama untuk sawit — sempat menjadi kendala utama dalam pembicaraan sebelumnya .
Menteri Ekonomi Airlangga Hartarto optimistis Ekspor dapat tumbuh 50% dalam tiga hingga empat tahun pasca implementasi, melebihi perkiraan konservatif sekitar 5,4% .
Djatmiko menambahkan, kesepakatan ini juga akan mengundang investasi dari Uni Eropa ke sektor strategis seperti energi terbarukan, semikonduktor, dan pengolahan mineral .
Pada 2024, nilai investasi UE di Indonesia mencapai US$ 1,1 miliar, turun 50% dibanding tahun sebelumnya, sementara nilai perdagangan dua arah mencapai US$ 30,1 miliar .
Duta Besar UE untuk Indonesia, Denis Chaibi, menyatakan waktu finalisasi tergantung pada kemajuan substansial .